Author POV
Bukan dan ketiga temannya telah sampai di depan ruang Mr.Benedict mereka tidak ada yang berani nengetuk pintu duluan"ayo ryan,josh ketuk kamu kan cowo masa engga berani sih?" ucap jennie
"Kamu aja kamu kan cewe pemberani." ucap ryan tak terima
"sudah-sudah dari pada kalian ribut terus menerus biar aku saja." ucap Bulan
"wihh gils parah, kamu berani banget Bulan." ucap Josh
"ngapain takut sama-sama makan nasi ini." ucap Bulan
"udah cepet ketuk pengen ke kantin nih. " ucap jennie
"oke" ucap Bulan
Bulan mengetuk pintu ruang tersebut lalu mebukanya sedikit dan berkata.
"Permisi sir, apakah memanggil anda memanggil kami? " ucap Bulan seraya mengeluarkan sedikit kepalanya dibalik celah pintu. Disana terlihat seorang pria tampan sedang fokus dihadapan laptopnya dengan mata yang bergerak mengamati layar persegi tersebut.
"Ya silahkan masuk." ucap Alexander seraya melirik sekilas lalu ia alihkan kembali ke layar persegi tersebut.
Dan munculah Bulan dan diikuti oleh Jennie, Ryan, Josh.
"Silahkan duduk disofa sebelah sana." tunjuk Alexander dengan tangan kanannya
"Baik sir." ucap serempak
Alexander mengangguk seraya menatap lekat ke arah Bulan. Dan tiba-tiba alexander bangkit dan berjalan menuju kearah sofa dan duduk dihadapan Bulan dan ketiga temannya.
"Jadi begini saya tadi sudah memberikan materi untuk persentasi minggu depan, bukan?? , untuk pembahasan materi untuk kalian persentasikan karena buku tentang materi ini sangat jarang dan susah untuk dicari diperpustakaan kampus. Jadi saya akan meringakan kalian dengan meminjamkan beberapa refrensi buku kalian bisa datang kerumah saya untuk mengambil buku yang kalian butuhkan." ucap alexander
"Baik sir kami sangat berterimakasihlah karena Mr.Benedict mau meminjamkan bukunya untuk refrensi kita. Dan nanti perwakilan dari kami yang akan mengambil." ucap Ryan
"Baiklah saya boleh minta nomer kamu, untuk nanti saya shareloc alamat rumah saya." ucap alexander seraya mengarahkan tatapannya kepada Bulan
"B...Bboleh sir" ucap Bulan gugup, Bulan mengeluarkan benda pipih berlambangkan apel tersebut dan memebrikan nomer ponselnya kepada alexander.
"oke terimakasih, saya rasa cukup untuk pemberitahuannya." ucap alexander
"baiklah, Terimakasih kalau begitu kami permisi. Selamat siang sir. " ucap josh
" ya sama-sama" alexander
🌈🌈🌈
Setelah keluar ruangan keluara ruangan jennie tiba-tiba berteriak histeris.
"whoooo gila parah kalau dari deket mukanya ganteng banget." ucap jennie
"Shut up, tadi aja kamu diem sekarang pas diluar hebohnyaa." ucap Bulan
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Into The Sky
RomanceBulan Alexis Reynand merupakan seorang gadis bermata coklat terang, Dia adalah mahasiswa baru di Stanford universty. Dia dapat masuk kesalah satu universitas terbaik dunia berkat beasiswa dari sekolahnya terdahulu. Dia sangat bersyukur selain karena...