Bab XIV

1K 107 51
                                    

Happy Reading, chingu 😁

Thanks vote and comment my fanfic,

Note : Komen dong reader. Aku selalu baca itu komennya. Mau yang pendek atau yang kayak surat cinta selalu buat senyum bacanya. Ada yang bingung ya ini HunSso atau KangSso. Kujawab dua2nya hehe. Tapi memang tetap Sehun tokoh utamanya.

Ini ff part dariku kepanjangan atau gak ya. Terus tanggapin dong ceritanya. Untuk One Heart beat masih galon mau ditamatin atau gak. Makanya yang ini duluan di up terus. Tapi komen2nya belum bertambah di ff ini. Sedih jadinya 😢😢. Jadi senasib sama youtubers yang aku follow deh. Yg nonton buanyak, yg like banyak tapi komennya.......miris, tapi author tetap setia sih kasih komen biar dia semangat bikin konten baru. 😅😅😅.

⏰⏰⏰⏰

SECRET LOVE

BAB XIV

🔆🔆🔆

Kali ini So Eun tahu yang memeluknya dari belakang adalah Sehun. Yang mendekap tanpa mengatakan apapun adalah pria yang ditakdirkan menjadi kakak tirinya. Helaan napas dari belakang terasa tajam. Membangkitkan roma kuduknya.

"Mianhae," kata itu terlontar dari mulut Sehun. Kata yang seharusnya diucapkan oleh So Eun untuk namja itu.

Flashback

"Jadi, kau sudah tahu soal itu?"

"Kenapa harus kamu penerima donor kornea matanya. Kenapa harus kau Oh Sehun?" emosi mendadak meluap dari So Eun. Pertanyaan yang sudah ditahan untuk dilontarkan pada si penerima donor. Merasa tidak rela Sehun harus menjadi sosok yang menerima kornea mata itu. Sehun menatapi mata So Eun yang bergetar antara emosi dan siap untuk menangis. Ditatapinya Yoo yang masih terlelap. Tampak belum terganggu dengan suara So Eun.

"Dan kenapa harus kau anak pria itu?" Sehun membalikkan pertanyaan. Mereka hanya bertatapan dan saling menyalahkan keadaan. Menyalahkan keberadaan mereka sudah salah sejak dipertemukan. Teringat kembali bagaimana takdir Sehun menanyakan lokasi bengkel yang mestinya tidak terjadi. Tidak seharusnya Sehun bertanya pada bocah kurang ajar yang mengerjainya hingga ia kemudian masuk lumpur hisap. So Eun ikut menyalahkan dirinya. Andai ia langsung melarikan diri setelah tahu siapa sosok yang menanyakan alamat ibunya.

"Aku tidak tahu apapun siapa pendonorku. Kau bisa tanyakan sendiri kenapa pengelihatannya menjadi milikku. Kalau aku tidak memaksa dokter itu untuk mengaku, aku juga tidak perlu tahu soal ini. Kau pikir aku senang menerimanya setelah tahu pendonornya?" tanya Sehun sama emosinya. Namun tetap berusaha suaranya tidak meninggi. Mengingat pulasnya Yoo tertidur.

So Eun menggelutukkan giginya. Tampak geram pada Sehun. "Aku tidak tahu apa yang ada di kepala Il-woo sampai harus mengorbankan pengelihatannya. Meski operasi dari penyakitnya hanya mencapai 20 persen. Bukan berarti dia berhak pergi tanpa melihat aku untuk terakhir kalinya. Dia sudah membuatku merasa begitu bersalah karena tidak tahu apapun,"

Tangan So Eun mengepal dengan meremas sprei lalu terisak nangis dengan menutupi mulutnya. Tangisan itu pun ikut memancing emosi Sehun yang tertahan dengan sama meremas bantal di atas pangkuannya. Andai ia tahu kalau pendonornya Il-woo, ia akan menolaknya mentah-mentah. Tidak sudi menerima kornea mata dari seseorang yang telah mengambil So Eun lebih dulu darinya.

"Kembalikan korneanya, itu punya Il-woo," tangisan So Eun semakin mendalam dan desakan airmata yang terus berjatuhan. Sehun menatapi nanar yeoja itu setelah berkata seperti itu.

Bukan hanya sekali So Eun menusuknya dengan kata-kata menyakitkan dan kali ini permintaannya keterlaluan. Meminta ia mengembalikan kornea yang dianggap hanya milik Il-woo. Tapi So Eun benar. Sebagai penerima donor seharusnya ia tahu diri. "As you wish," Sehun segera turun dari kasur lalu berjalan menuju ransel di atas meja. Mencari sesuatu di dalamnya dan So Eun terkejut tangan namja itu memegang pisau lipat.

💙💛💚 SECRET LOVE 💚💛💙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang