💙💛💚 SECRET LOVE 💚💛💙

SP Secret Love Bagian ke 3

Happy Reading, chingu 😁

Thanks vote and comment my fanfic,

Note : Aku baru tahu nih di IG-ku shiper Hunsso gak ada hahahahaha. Sia-sia aku bikin gambar ini. Mang masih amatir sih 🤦‍♀️. BTW aku tunggu sampai 30 lebih vote dan komen banyak tuk lanjut story ini dan story yang lain.

Lelah melihat jumlah yang gak seimbang 🤦‍♀️. Kalau muncul sebulan sekali, setuju gak 😅 karena aku kerajinan update kayaknya 😁

SECRET LOVE

SPESIAL PART 3

🔆🔆🔆

Dilangit tanpa tepi, bertaburkan bintang mengisi semesta. Setiap bintang gemerlap menyala. Seperti cinta yang tak mengenal padam. Bergairah dan selalu membara.

Hujan mestinya datang memberi sejuk. Mendamaikan jiwa-jiwa yang letih pada gemuruh masalah. Turunnya hujan dan gemuruh halilintar dalam jiwa, menyentak pikiran yang jenuh. Cerianya hujan membasahi kalbu yang mengering. Terhapuskan lara yang menjejak dalam hati.

Wanita yang terbangun dengan duduk ditepi kasur itu menatapi hujan di luar dengan pikiran tak tenang. Memikirkan alasan buah hatinya begitu ingin tinggal di Seoul. Semestinya Yoo tahu hal itu percuma untuk diminta pada si ayah tiri. Seharusnya. Yoo berhenti berharap untuk menyatukan dua manusia antara ibu dan anak.

Dua buah tangan melingkari pinggangnya yang masih polos tanpa ada pakaian menutupi. "Aku sudah bilang kemarin, aku akan membuatmu letih sampai pagi, dan ini baru jam dua."

"Oppa," ucap So Eun dengan tatapan nanar menatapi jendela yang basah. "Appa tidak bisa, sekali ini saja, kita mengabulkan keinginan Yoo? Kita pilih kota Seoul untuk tinggal. Dekat dengan tempat tinggal Changmin Oppa. Yoo bisa pulang pergi antara Seoul dan Incheon."

Sehun yang menciumi kuduk So Eun berhenti melakukannya. Memandangi So Eun melalui kaca yang memantul kondisi mereka yang sama sekali belum mengenakan apapun. "Dan setelah itu dia akan meminta lagi setelah dikabulkan. Dia akan memandangku sebagai ayah yang lembek. Yoo sudah 17 tahun. Dia bukan Yoo 6 tahun, yang membuatku memilihnya. Jika aku kembali tinggal di sana. Apa yang telah terjadi tidak ada artinya sama sekali."

"Tapi Eommamu, sepertinya sangat menyesal," kata So Eun dengan kepala tertunduk. "Se Eun terlahir selamat dan lihat dia, tumbuh menjadi gadis kecilku yang cantik,"

"Bagaimana jika dia tidak terlahir selamat?" lirih Sehun tipis ditelinga So Eun. "Bagaimana jika saat itu kau depresi karena kehilangannya. Apa yang akan kau katakan padaku? Oppa, semua ini salah ibu dan kakakmu. Oppa, sebaiknya kita berpisah saja. Sudah tak ada yang perlu dipertahankan. Oppa, keluargamu menakutkan. Aku tidak ingin mati di tangan mereka."

So Eun menyimak tanpa menyela sedikit pun. "Itu yang akan kau katakan. Sebagai alasan dasar untuk lepas dari hubungan yang membuatmu ragu ini. Aku mengenalmu Kim So Eun, sebelum, kau datang ke rumah Appa untuk minta perlindungan. Aku tahu kau mudah goyah dan tidak berpendirian." ujar Sehun dengan tangan memilin dan mengusapi dada So Eun.