Semoga...

8 2 0
                                    

Pagi ini Azhila ingin berangkat pagi-pagi sekali agar tidak bertemu Athila si cowok tengil. Ia sebenarnya malas sekali berurusan dengan Athila, tapi bagaimana juga Azhila tidak bisa melawan kehendak Mamanya, Ia cuman berharap jika Mamanya itu sedang ngawur kalau bilang.

"Azhila tumben jam segini udah mau berangkat?" tanya Mama ketika Azhila sedang menuruni tangga menuju ke dapur.

"Azhila ada tugas tambahan hari ini Ma, jadi harus berangkat pagi," jawab Azhila dengan mengoleskan roti selai kacang kesukaannya.

"Sarapan dulu sambil nunggu Athila jemput,"

Setelah Mama mengatakan dan menyebut nama "Athila" Azhila langsung buru-buru menyaut roti selai kacangnya dan menyalami tangan Mamanya lalu Ia langsung kabur keluar rumah dengan kecepatan 3× lipat lari dikejar setan.

"Alhamdulillah, bisa kabur," ucap Azhila dengan tangan di letakkan di lutut dan mengatur nafasnya kembali.

Tiba-tiba Azhila melihat kaki yang berada di depannya dengan memakai seragam SMA yang sama dan berucap, "kabur dari siapa Zhil?"

Lantas Azhila langsung menegakkan badannya.

"Athala?! Ngagetin aja, ngapain kamu disini?"

"Jemput kamu lah,"

"Kok pagi amat,"

"Emang nggak boleh?"

"Ya boleh lah,"

"Ya udah ayok berangkat, pamitan dulu sama Mama kamu,"

"Eh nggak usah, Mama lagi sibuk cepet ayok berangkat," ucap Azhila dengan mendorong-dorong Athala mendekati motornya.

Setelah 10 menitan perjalanan, Azhila dan Athala sampai juga di sekolahan.

"Azhila... Azhila... gue tuh udah ke rumah lo dan kata mama lo, lo nya udah ngacir dari pagi tapi kenapa baru sampai sekolah sekarang." cerocos Athila yang sekarang berada di sebelah motor Athala.

"Pagi-pagi udah bawel aja Thil," ucap Athala.

"Diem lo! Kenapa lo jemput Azhila nggak bilang-bilang gue,"

"Emang kalau gue mau boker juga suruh ijin sama lo?!" jawab Athala.

Mendengarkan Athala dan Athila beradu bacot, Azhila lebih memilih pergi saja dari sana agar kupingnya tidak pecah karena mendengarkan si kembar nggak jelas itu.

"Selamat pagi Azhilaaa," sapa teman sebangku Azhila yang bernama Ratih.

"Pagi juga Ratih, kenapa nih pagi-pagi udah sumringah aja," jawab Azhila.

"Gue seneng banget deh Zhil punya temen kek lo,"

"Ha? Kok gitu?"

"Iya soalnya lo itu beda jadinya gue suka," ucap Ratih dengan memeluk erat Azhila.

"Hahaha iya-iya Ratih, lepasin nggak bisa nafas," jawab Azhila dengan sedikit melonggarkan badannya dari pelukan Ratih.

"Jangan lesbi, Zhil." saut Athala yang tiba-tiba lewat duduk di depan bangku Azhila.

Saat Athala duduk, Carles juga tiba-tiba muncul dari balik pintu kelas dengan senyum lebarnya dan membawa kantong kresek putih entah apa isinya.

"Halo Zhil," sapa Carles.

"Halo juga Carles," balas Azhila

"Ini buat kamu," Carles menyerahkan kantong kresek putih yang tadi Ia bawa.

"Apa ini?" tanya Azhila.

"Buka aja,"

Lalu Azhila membuka kantong kresek tersebut dan ternyata isinya sekotak susu banyak sekali bermacam-macam rasa.

"Banyak sekali ini Les," ucap Azhila dengan wajah yang masih terkejut

"Enggak pa-pa biar kamu gendut," jawab Carles dengan sedikit tertawa.

"Kalau lo nggak habis, gue dengan senang hati ngehabisin kok Zhil," sautnya Ratih kepada obrolan tadi.

"Enak aja, ini khusus buat Azhila," ucap Carles melotot kepada Ratih.

"Gue juga mau!" ngotot Ratih.

"Udah-udah ini aku bagi ke Ratih, Carles, Maura, sama Athala ya biar rata nggak ada yang iri," ucap Azhila dengan senyum simpulnya.

"Lah ini namanya bijak," ucap Athala dengan mengelus pucuk rambut Azhila.

"Eitss... eitss.. ngapa ni pegang-pegang calpar gue," sanggah Athila yang tiba-tiba sudah ada di samping bangku Azhila.

"Lo nggak masuk? Udah bel," usir Carles.

"Suka-suka gue lah,"

"Pusing gue kalau setiap hari gini di puterin cogan-cogan," ucap Ratih yang sudah tidak mengerti lagi dengan keadaan.

Setelah menuai perdebatan antara Athila, Athala, dan Carles, Athilapun mengalah dan memilih pergi dari kelas tersebut.

"Alhamdulillah setan satu ilang," ucap Azhila lirih.

***

"Azhila pulang bareng aku yuk," ajak Athala setelah keluar dari kelas.

"Azhila pulang sama gue," tiba-tiba dari arah samping tangan Azhila sudah di genggam oleh Athila.

"Apa sih Thil, lepas ah," Azhila mengebaskan tangannya.

"Disuruh Mama," ucap Athila.

"Aku mau pulang sama Athala aja,"

Lalu Azhila meninggalkan Athila yang masih berdiri di depan kelasnya dan lebih memilih menggandeng tangan Athala menuju ke parkiran.

Dalam hati Athala senang sekali, senyumnya mengembang di perjalanan sampai di rumah Azhila, Athala pun masih tersenyum.

"Hati-hati ya Athala," ucap Azhila saat sudah turun dari motor Athala.

Athala pun hanya tersenyum dan mengedipkan matanya, semoga saja apa yang diharapkan Athala akan didapat.

☆☆☆

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerita Cinta Si Kembar (proses)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang