Gloomy Period 2

23 2 0
                                    

Annyeonghaseyo yeorobun yang sangat budiman! Diharapkan untuk vote untuk menghargai author yang telah menulis cerita ini, terima senyuman Taehyung


Ara pun dengan cepat menyeka mata dan pipinya yang basah dengan jaket kelincinya. Mata Ara sudah memerah dan Ara kecewa dengan mereka hingga menangis terisak-isak.

Yang lain cuma menatap aku sambil bertanya-tanya dan khawatir Ara tau, kalau mereka baru saja membicarakan Ara di depan sekolah. Disaat itupun ada Rina yang tak sengaja lewat mau membeli batagor.

"Ara gapapa kok, dia cuma pengen jajan aja hehe". Jawab Rina melindungiku

"Ayo, Ra, kita jajan". Ajak Rina agar Ara kembali semangat.

"Manusia aneh!" Celetuk salah dari mereka.

Saat mereka berdua pergi, teman-teman Ara pun menatapnya sinis, seolah tak suka.

THROWBACK OFF

Setiap hari, Ara selalu dihantui rasa malas, takut untuk ke sekolah. Makin kesini ia merasa di negara asing, yang mana hanya dia seorang dan tak mengenal dengan lingkungan sekitar. Yang dia dapatkan kali ini bukanlah kebahagiaan, melainkan kecemasan, kesedihan, dan rasa takut. Dia bingung, hanya Rina teman satu-satunya yang mau berteman dengannya. Ara memang kenal dengan anak kelas lain, tapi tidak kenal dekat. Hanya sebatas paham dan kenal saja, tidak lebih. Hal yang disukai Ara yaitu bel istirahat dan bel pulang. Di bel istirahat dia bisa bertemu Rina, Bobby, Tika, dan Galih. Dia memang lebih dekat dengan adik kelas dibanding dengan seangkatan nya.

Suatu saat, ada teman seangkatan yang sering bertanya pada Ara.

"Ara, sendirian aja nih? Temanmu mana?"

"Ara, kamu ngga malu jalan sendirian kemana-mana?"

"Kalau aku jadi kamu, udah pindah sekolah deh!"

"Ara, kok aku jarang banget lihat kamu ngumpul sama anak kelasmu ya? Malah aku sering lihat kamu ngumpul sama anak kelas Rina?" 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ara, kok aku jarang banget lihat kamu ngumpul sama anak kelasmu ya? Malah aku sering lihat kamu ngumpul sama anak kelas Rina?" 

"Bagaiamana aku bergabung kerja kelompok dengan teman kelasku? Bahkan diajak mengobrol pun tak ada yang menyahut dan menjawab. Mereka menganggapku disini sebagai makhluk gaib, tak tampak. Aku pun selalu dikucilkan" batin Ara menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.

"Ara, kenapa mukamu sedih terus kalau lagi sendiri?"

"Eh liat deh, Ara bahagia banget ya, kalo ketemu Rina!"

"Kok Ara sekarang jarang sama Arin ya? Padahal kan mereka lengket kek perangko tuh".


*******

Dan di lain waktu, teman sekelas pun berkata hal yang berbeda. Kondisi ini sama persis seperti gambar di bawah ini. Ara selalu menjadi bahan cibiran dan olokan teman kelasnya.

 Ara selalu menjadi bahan cibiran dan olokan teman kelasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ara ngga guna banget sih di kelas kita!"

"Iya, maunya mah dia seneng-seneng aja! Gamau ambil susahnya dulu!"

"Aku muak sama kelakuan Ara yang sukanya nganggur! Mending kita laporin BK sama wali kelas kita aja. Ya ngga, teman-teman?!!"

"Awas,awas, orang gila mau lewat nih! Beri dia jalan!"

"Awas, orang gila lewat nih! Bau amat yak, kek bangke". Mereka sambil nutupin hidung

"Tinggal tunggu tanggal mainnya, guys!"

"Guys, enaknya diapain ya kalo teman kita ada yang kaya gitu? Aku udah bener-bener muak nih!" Tanya salah satu anak kelas

"Udah ah, bunuh aja! Kelamaan kalo caranya kek gini!" Jawab anak kelas serentak.

Sebelum hari itu terjadi, ada salah satu teman kelas lelaki yang mengancamnya lewat pesan tertulis di BBM (blackberry messenger). Hal itu membuat Ara semakin takut dan tak ada perlindungan.

Ketahuilah, ucapan dan pertanyaan itu hanya dibalas ukiran senyuman yang dibuat palsu oleh Ara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketahuilah, ucapan dan pertanyaan itu hanya dibalas ukiran senyuman yang dibuat palsu oleh Ara. Yang bisa Ara lakukan yaitu berdoa dan bersabar. Di sekolah dia kuat, tapi di kamar? Dia seperti manusia lemah yang tak tau apa-apa dan merasa tak berguna lagi. Dulu dia anak yang periang, tapi kini? Dia menjadi anak pemurung, pendiam, dan akhirnya dia depresi dan tidak mencintai dirinya sendiri.

Ara sering ketahuan oleh kakak perempuannya. Saat itu di malam hari yang sendu, kakak perempuannya untuk pertama kali bertanya tentang keadaan Ara yang belakangan ini seperti tak semangat hidup.

Kini, wajah Ara terlihat muram, lesu, sedih. Sebab itulah orang tua dan kakaknya bertanya-tanya dengan keadaan Ara.

Dulu Ara anak yang tertutup. Tapi, seiring berjalannya waktu, itu tidak mungkin kalau Ara semakin memendam masalahnya sendiri tanpa bantuan orang lain. Pada suatu ketika, akhirnya Ara buka suara. Dia bercerita panjang lebar tentang perlakuan teman-teman sekelasnya.

Orang tua Ara awalnya tak percaya itu. Arin sudah diberi kepercayaan oleh kedua orang tua Ara. Tapi nyatanya? Ternyata Arin dalang dari semua ini. Dialah yang menjadi provokator agar Ara semakin terpuruk. Membuat Ara menjauh dari luang lingkup dunia nya.


*******

TBC

Annyeong yeorobun! Ini part lanjutan dari 'Gloomy Period'. Semoga kalian menghayati ceritanya. Keep vote n coment biar author rajin update, terima kasih sebelumnya.


BORAHAE! <3


















Maaf gais, bahasanya campuran. Btw ini update an pertama aku setelah aku Hiatus. Doain aja author sehat ya, jadi semangat buat bikin cerita non fiksi ini! Jangan lupa vote ya, jangan jadi readers gaib. Gomawo chingu deul! 💜

When I Found The HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang