Ara Dijebak Teman?

4 1 0
                                    


Setelah mendapat motivasi dan dukungan dari keluarga, Ara pun membuka notifikasi di status BBM. "Mengapa satu kelas membuat status sama? Apa mereka merencanakan sesuatu?" Batin Ara.

Sembari Ara melihat status-status BBM yang berseliweran, ada salah satu teman kelas Ara bernama Daffa yang tiba-tiba pc (personal contact) ke Ara. Kurang lebih kalimatnya seperti ini'

"Heh, pelacur! Liat aja tanggal mainnya! Temen-temen sekelas udah laporin kamu ke BK & Wali Kelas! Lihat saja, pasti besok orangtua mu akan kecewa dengan perlakuanmu!! Apalagi kamu tidak pernah bekerja dalam proses pentas seni besok!!"

"Lapor polisi aja kalau begitu!! Ini sudah keterlaluan!" Kesal Kakak Ara.

Setelah Ara membaca pesan itu, ia pun tak sanggup menahan derasnya air mata. Sayangnya, Ara tak sempat screenshot pesan tersebut untuk menjadi bukti.  Ara sedih, ia diberi julukan seperti itu oleh teman sekelasnya. Ia juga dicap sebagai anak yang tidak pernah berkontribusi. Padahal, nyatanya Ara juga ikut kontribusi. Hal itu diantaranya, ia mau menjadi seksi donatur, membantu menyiapkan alat dan bahan (membeli, cat, membereskan), dan yang lebih penting ialah membuat hantaran dari kain batik. 


**************

Di sekolah, 16 Desember 2016


Pada hari itu,  Ara akan tampil vocal group bersama 3 temannya, yakni Arin, Ayu, dan Brian. Selama proses latihan, Arin tidak pernah bertegur sapa dengan Ara. Ara harus bersikap profesionalitas, walaupun ia paham bahwa Arin adalah provokator ia dibully satu kelas. 

Ketika perjalanan menuju panggung, tiba-tiba Azka menpuk pundak Ara,

"Eh, tunggu tanggal mainnya, ya! Orangtuamu bakal tau semuanya! Kamu udah dilaporin ke BK!! Mampus!" Ucap Azka sambil menatap malas Ara dan berlalu begitu saja.

Dengan begitu, Ara hampir menangis saat menuju panggung. Pada saat menyanyi pun Ara hampir lupa lirik yang saat itu menyanyi berjudul "RAN-Dekat Di Hati" & terdengar suara serau dari tenggorokannya. Apalagi, ia terlihat bersebelahan dengan Arin. Mungkin Ara pikir ini tidak profesionalitas. Namun, seolah tidak ada yang terjadi sebelumnya. 


************

Waktu menunjukkan pukul 10:00, saatnya penerimaan raport pun tiba. Kali ini, ibu Ara yang datang ke sekolah. Di kursi depan kelas, Ibu Ara menanyakan keberadaan Arin di depan orangtua/wali teman sekelas Ara.

"Arin kemana, nak?"

Tak menjawab pertanyaan dari Ibunya, Ara pun menangis di pangkuan ibunya. Seketika, orangtua/wali teman sekelas Ara pun bertanya-tanya. 

"Sudah-sudah, ceritanya nanti aja di rumah, ya. Jangan nangis, malu diliatin!" Ucap ibu Ara sambil mengusap kepala anaknya.

Tak lama kemudian, ada teman sekelas Ara memanggilnya. 

"Ara, dipanggil Bu Tini (Guru BK) tuh!!"

"Wah, ada apa, ya?" Tanya Ara dalam batin disertai rasa takut.

"Kamu ke BK sendirian ya, Ibu mau ambil raport dulu". Ucap Ibu Ara. 

*****************

Di ruang BK

"Tok... tok... tok"...

"Assalamu'alaikum, Ibu Tini mencari saya?" Tanya Ara dengan sopan memasuki ruang BK.

"Oh, ya sini! Iya, kamu sini masuk! Ibu kamu mana? Suruh kesini!" Kata Bu Tini.

Setelah Ibu Ara menyusulnya dan dipersilakan duduk oleh Bu Tini, mulailah pembicaraan diantara mereka. 

"Kamu lagi kenapa sama anak kelas?" Kata Bu Tini kepada Ara untuk memulai pembicaraan.

Akhirnya, Ara pun menceritakan semuanya. Dari awal ia memiliki masalah personal dengan Arin, dipanggil Ibu Sinta agar memutus pertemanan  dengan Rina, dicaci, diolok, dilempari gulungan  kertashingga yang tak ada seorangpun yang mau satu kelompok tugas dengan Ara. Sehingga, dengan ia bercerita seperti itu, Ara tak sadar telah menangis tersedu-sedu pada waktu itu. Ibu Ara pun ikut menangis dan ikut merasakan betapa sakitnya. 

Pada saat mereka berbincang, Ara berpikir bahwa Bu Tini berpihak pada Ara. Jadi, Ara merasa aman. 

Namun, di sisi lain, Arin dan kelima temannya, Gina, Neli, Bunga, dan Nia mengintip Ara yang sedang berbincang dengan Bu Tini. Mereka dan teman sekelasnya merasa puas bisa menjebloskan Ara ke ruang BK. Pada saat zaman SMP, ruang BK memang terkenal seram bagaikan kandang macan. Apalagi ditambah Bu Tini dengan pembawaan yang tegas. 

****************

tbc

When I Found The HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang