Seorang laki-laki turun dari pesawat pribadi miliknya. Ia menggunakan kemeja putih dan tidak lupa dengan jas nya yang membuat ia terlihat seorang bos yang berwibawa. Tak lupa dengan kacamata hitamnya yang menunjukkan kesan yang misterius.
Lalu sebuah limosin berhenti tepat 2 meter dari depannya dan seorang body guard yang lengkap dengan menggunakan jas membukakan pintu untuk laki-laki itu.
"Aku sudah sampai. Aku akan segera kesana." ucapnya di telpon setelah ia masuk kedalam limosin.
···
Hari ini, Erwin—papa Angel kembali dari luar kota. Pekerjaan disana sudah selesai. Ia terkejut saat seorang perempuan blonde yang membukakan pintu utama.
Angel sedang sibuk memasak di dapur menyiapkan makanan untuk papanya.
Serena memperkenalkan dirinya tadi. Ia juga bertanya apakah ia boleh tinggal di rumah itu dan Erwin mengijinkan Serena untuk tinggal.
Dalam hati, Angel menduga bahwa papanya teringat mamanya yang sudah duluan pergi dari dunia. Karena rambut blonde Serena mirip dengan punya mamanya Angel—Erisa.
Erwin juga bertanya dimana Lidia dan apa yang terjadi. Angel tidak menceritakan secara jelas. Ia hanya berkata bahwa Lidia berulah lagi dan langsung pergi.
Kini mereka sudah di meja makan untuk sarapan walaupun jam sudah pukul 11. Tak apa yang penting, energi mereka terutama Papa Angel terisi kembali.
Mereka makan dengan diam. Tak ada pembicaraan yang terjadi, setelah Erwin menanyakan kapan Angel sampai disini. Hanya itu.
Setelah mereka sarapan, Angel dan Serena mencuci piring yang kotor dan papa Angel duduk santai sembari menonton tv.
Tringg! Tringg! Tringg!
Kebetulan Erwin ada diruang tamu, jadi pria itu bangkit dari duduknya lalu berjalan kearah pintu untuk membuka pintu.
Erwin menatap bingung dari bawah sampai atas laki-laki tampan dengan kemeja biru dongker dihadapannya.
"Cari siapa?"
Laki-laki itu tersenyum ramah. "Siang Om. Aku disini mencari Angel. Apa Angel ada didalam?"
Erwin mengangguk lalu mempersilahkan laki-laki itu masuk.
"Angel. Ada yang mencarimu." panggil Erwin.
"Apakah kau ingin teh?"
"Tidak, terima kasih."
Angel menghentikan langkahnya. "Kau?! Tunggu... Dari mana kau tahu bahwa aku tinggal disini?"
"Angel bicaralah dengan sopan pada tamu. Papa tidak mengajari kamu bersikap begitu." tegur Erwin sembari berdiri. "Akan ku tinggalkan kalian untuk berbincang. Angel ingat apa yang papa bilang."
Angel menarik nafasnya dan mengangguk mengerti.
"Itu papa mu?"
"Kau sungguh bodoh!"
"Aku hanya ingin berbasa-basi baby."
"Please and please don't baby me!"
"Aku tidak janji." ucap Sean sambil menyengir dengan tanpa dosanya.
"Ok. Aku minta maaf jika aku berkata terlalu keras dan keras padamu. Tapi aku ingin bertanya, bagaimana kau bisa tahu aku tinggal disini?"
"Hanya cara yang sederhana. Tapi itu rahasiaku." jawab Sean dengan sok misterius.
Rasanya Angel ingin menonjok laki-laki itu.
"Ganti pakaianmu. Aku ingin membawamu kesuatu tempat."
^^^
"Om mempunyai perusahaan?"
"Ya. Itu adalah perusahaan atas nama Mama Angel namun dipimpin olehku. Walaupun perusahaan itu belum besar dan memiliki cabang. Tapi itu cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Jadi, kalau kau ingin mengambil anakku, pastikan bahwa ia tak akan kesusahan. Aku bukan menginginkan harta tapi setidaknya ia senang bersamamu dan kau harus selalu ada untuknya." jelas Erwin seakan sudah tahu bahwa Sean menginginkan anaknya.
Sean mengangguk pasti. "Aku pasti akan menjaganya, Om. Aku tak akan membiarkan ia terluka lagi. Jadi.. Apakah aku sudah mendapat persetujuan dari om?"
"Ya dan tidak. Itu tergantung Angel apa ia ingin bersamamu dan saya tidak bisa menentang keputusan yang sudah ia ambil."
Sean tersenyum lembut. "Baiklah. Terima kasih Om. Tapi apakah om mau menghadiri pembukaan hotel saya sabtu mendatang? Kurasa Angel bisa datang bersama Om dan kabar baiknya Om bisa saja mendapat investor disana agar perusahaan milik keluarga Angel bisa berkembang lebih besar apalagi dibidang periklanan pasti ada yang tertarik. Apa om bisa?" tanya Sean.
Erwin tampak berpikir lalu berkata. "Baiklah saya dan Angel akan datang."
"Terima kasih atas kesempatan Om untuk menghadiri acara saya."
Erwin berterima kasih kembali lalu tak lama kemudian Angel kembali dengan pakaian yang sudah ia ganti. Berwarna hitam semua. Perempuan blonde juga berjalan dibelakang mengikuti Angel.
"Pa, Angel dan Serena mau pergi dulu." pamit Angel dan Sean langsung bangkit berdiri.
"Saya juga ikut pamit Om." pamit Sean pada Erwin.
"Baiklah. Sean Jaga mereka dengan baik." perintah Erwin yang dibalas dengan anggukan oleh Sean.
Setelah itu Sean langsung menarik tangan Angel lalu membawanya ke mobil yang terparkir didepan rumah. Tapi Angel berhenti dan menatap Serena.
"Angel aku sudah memesan ojek online dan ia sudah didekat sini. Kau sebaiknya pergi dengan Sean. Aku tak apa, aku bisa menggunakan maps dan mencari tempat menginap sendiri." ujar Serena tiba-tiba membuat Angel mendengus lalu mengangguk.
"Baiklah. Sampai jumpa!"
"Bye!"
Lalu Sean pergi membuka pintu Mobil untuk Angel. "I'll take you somewhere."
^^^
Keheningan yang ada didalam mobil, membuat Angel risih. Akhirnya ia memutuskan untuk berbicara walaupun Ia enggan bicara dengan lawan bicaranya. Ia merasa tersiksa tanpa berbicara.
"Kau akan membawaku kemana? Kau tak akan menculikku kan?"
Sean terkekeh. "Aku sangat ingin menculikmu, Angel. Tapi aku butuh waktu yang tepat untuk itu." Ujar laki-laki Itu.
Angel terkekeh. Lebih tepatnya seperti meremehkan. "Aku tidak bodoh sepertimu. Kau akan sulit melakukan Itu."
"Oh ya? Kau ingin aku membuktikan ucapanku?" Sean semakin tertarik dengan arah pembicaraan mereka.
"You won't do that."
"Yes, I do."
"What ever! Just tell me where you will take me away!"
Sean menatap Angel. "Kau ingin tahu?" Angel mengangguk. "Kiss me!"
"What?!"
"Yes. Kiss me now or you won't know where I'm going to take you."
T B C
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mysterious Man | Beyond Our Hands
RomanceAngeline Johnson; perempuan yang memiliki hidup yang 'sempurna', sebelum ia menyadari bahwa ia terbangun bukan dikamar miliknya. WAIT! Ada tangan seseorang yang memeluknya dari belakang. PARAHNYA LAGI ia menyadari bahwa tubuhnya tidak tertutup sehe...