Alena Wanda Amira

77 18 3
                                    

Terlihat jelas raut lelah dari seorang perempuan yang sedang duduk di bangku kelasnya. Kelas itu terlihat sepi, karena semua penghuni nya berhamburan pergi ke kantin. Kecuali gadis itu, dia memilih berdiam diri di kelas nya.

TING!

Merasa handphone nya bunyi dia pun segera memeriksanya. Ternyata itu dari temannya.

Linda
Len, lo dimana?

                    Anda
Gue di kelas knp?

Linda
Pas banget, tlong kerjain pr gue yaa kan udah istirahat dikumpulin oh iya jangan lupa punya manda juga.

Anda
Iya
Read

Lihat? Apa itu yang disebut teman? Datang hanya pada saat butuh saja. Alena hanya bisa menghela nafas, dia tau dia lelah. Tapi, jika tugas itu tidak dikerjakan kasian Linda dan Manda. Alena sadar dia diperbudak hanya dimanfaatkan, dia tidak sebodoh itu sampai tidak menyadari bahwa temannya tidak tulus. Tapi, menurut Alena tidak apa dia dimanfaatkan asalkan dia memiliki teman.

"mending gue kerjain sekarang daripada keburu masuk," batin Alena bersuara. Padahal sedari tadi perutnya terus berbunyi meminta diisi.

----

Bel tanda masuk sudah berbunyi sekitar lima menit yang lalu. Tapi, di kelas XI IPA 1 belum ada tanda tanda datang nya guru. Sehingga kelas pun ramai bak pasar. Ketika semua murid yang ada di kelas itu ricuh dengan kegiatan masing - masing, Alena sibuk merasakan sakit di perutnya. Sepertinya maag nya kambuh.

Karena tidak kuat akhirnya Alena mengajak temannya, "Lin, anter gue ke uks yah. Perut gue sakit banget."

"Aduh, lo minta temenin Manda aja sana! Gue sibuk! Liat bedak gue jadi belepotan kan," Linda berkata dengan nada yang ketus.

"Man, anter gue ke uks yah. Please mau dong!" bujuk Alena. Tapi, bukannya membalas justru Manda sibuk dengan game nya.

Alena menghela nafas dan pada akhirnya Alena yang harus mengalah. Selalu begitu. Dia kecewa, marah, kesal, sedih. Tapi dia bisa apa? Ingin sekali Alena berteriak di hadapan kedua temannya, bahwa dia selalu ada disaat mereka susah, tapi ketika dia susah, mana? Mereka tidak ada. Tapi sekali lagi dia bisa apa?

"Yaudah, gue ke uks sendiri aja. Maaf yah bikin kalian repot,"tak lupa dengan senyum tulus. Alena pergi dengan bertatih tatih.

Linda pun membuka suara, "Ngerepotin aja bisanya!"

Alena berjalan dengan tertatih. Perutnya masih sakit ditambah kepalanya pusing. Rasanya Alena sudah tidak kuat lagi. Penglihatannya mulai buram, dan akhirnya dia ambruk. Terakhir suara yang dia dengar adalah teriakan yang memanggil namanya.

----

Alena mengerjapkan matanya, dia melihat sekeliling dan mengernyit bingung. Dimana ia sekarang? Ketika Alena melihat ke samping kanannya, betapa terkejutnya dia melihat orang yang baru tadi pagi dia kenal.

"Lo udah bangun? Syukur deh," ucap suara bariton itu.

"Ini dimana? Kok gue bisa di sini sih? Kenapa lo yang ada di sini? Ini jam berapa? Gimana caranya gue bisa di sini?" runtuyan pertanyaan diajukan oleh Alena kepada orang itu.

"Ebuset, nanyanya satu - satu dong. Oke, lo sekarang di uks soalnya tadi gue liat lo di koridor lagi bobo cantik eh maksudnya pingsan dan jam pulang udah dari lima belas menit yang lalu terus lo digendong sama gue baikkan gue?" Nathan berbicara dengan satu tarikan nafas.

PhilanderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang