Chapter 5

15 3 0
                                    

Hidup seperti ini takkan membuatmu mengalami perubahan.

    Hampir 1 bulan lamanya aku tinggal di negeri orang. Banyak pengalaman maupun pelajaran baru yg kutemui disini. Masa orientasiku akhirnya berakhir, seperti sebuah mimpi tetapi inilah kenyataannya merasa seperti berada dalam sebuah drama namun ternyata semua ini sungguh nyata. Tepat hari ini awal di bulan juli, Rabu 2009. Sudah 4 hari lamanya kami menjalani hari libur kami dan masih 4 hari lagi diawal pertama kami kembali sekolah dan resmi menjadi siswi SMA GEUMDO. Waktu yg cukup lama break dari sekolah selama 8 hari, seperti begitu merasa boring jika harus tinggal berdiam diri saja didalam rumah apalagi awal di bulan juli ini, hanya mengurung diri saja wkwk.
     Aku memutuskan untuk keluar hari ini, entah tujuanku harus kemana yg terpenting bisa sedikit menghirup udara, aku teringat untuk ke gereja, finally aku mengarah ke gereja. Saat memasuki gereja, sungguh begitu sunyi, tak seperti biasanya, padahal ini adalah awal bulan seharusnya banyak yg datang untuk mengucap syukur namun pemandangannya cukup berbeda gereja begitu sunyi. Mungkin karena hari libur banyak yg lebih menuju ke tempat tempat wisata. Aku hanya melihat seorang wanita tua sedang membersihkan bagian depan gereja. Aku memilih untuk duduk dan mulai berdoa kepada Tuhan, berterima kasih dan beryukur untuk awal yg baru lagi. Ketika aku membuka mata, wanita tua itu masih sibuk membersihkan bagian depan gereja. Aku menghampiri si wanita tua ini.

"Permisi, bisakah saya membantu?" Tanyaku pada sang wanita tua itu. Dari awal aku masuk kedalam seperti merasa kasihan melihatnya membersihkan gereja sendiri apalagi fisiknya yg mulai lemah.

"Tak apa, semuanya sudah hampir selesai" Sahutnya dengan begitu lembut.

"Tetapi dari tadi nenek membersihkan tempat ini, nenek kelihatan begitu lelah, duduklah biar saya yg melanjutkannya" Sahutku lagi.

   Akhirnya si nenek ini mengizinkanku untuk membantunya, dia menunjukan bagian bagian yg belum dibersihkan, dan kubersihkan. 15 menit akhirnya semuanya selesai dibersihkan aku kembali menghampiri nenek tersebut yg sedang duduk.

"Terima kasih, kamu sudah membantu nenek" Sahutnya yg masih dengan begitu lembutnya.

"Sama sama nek, tetapi apakah nenek datang sendiri?" Tanyaku pada nenek tersebut.

"Ya, saya datang sendiri. Setiap hari saya datang kesini untuk membersihkan tempat ini." Sahutnya.

"Nenek sering datang kesini?" Tanyaku lagi.

"Iya, sudah 10 tahun lamanya nenek melayani di gereja ini dengan memberi waktu membersihkan tempat ini. Nenek tinggal didekat sini bersama satu cucu nenek yg masih berumur 6 tahun." Sahutnya lagi, yes terdengar begitu mengharukan.

"Cucu nenek tidak ikut bersama nenek?" Tanyaku lagi.

"Kadang dia ikut bersama nenek datang kesini, namun terkadangpun dia memilih untuk tinggal dirumah saja. Jadi dia tidak ikut hari ini." Sahutnya lagi. Aku baru tersadar bahwa dari tadi aku berbicara dengan nenek tersebut menggunakan bahasa inggris dan pun nenek itu menjawabnya dan berbahasa inggris dengan begitu lancarnya, aku belum banyak tahu tentang bahasa korea, dan nenek ini pun sepertinya benar benar warga negara korea. Awalnya aku bingung, mungkin saja nenek ini memang telah diajar dan dilatih. Akhirnya aku memberanikan diri bertanya lebih banyak pada nenek itu.

"Nama saya Brave, saya berasal dari indonesia, saya tinggal di korea untuk melanjutkan pendidikan di sini, jika saya boleh tahu, mengapa nenek begitu hebat berbahasa inggris?" Tanyaku pada sang nenek.

"Dulu nenek pernah sepertimu, sekolah di negara orang, mau tidak mau nenek harus pandai berbahasa inggris jadi nenek belajar dari negara tempat nenek bersekolah dulu, nenek memiliki gelar sebagai seorang pengacara, namun nenek sudah pensiun dari pekerjaan nenek dari 15 tahun lalu, dan nenek memilih untuk sering kegereja dan mengurus cucu nenek dimasa tua nenek. Orang tua dari cucu nenek begitu sibuk sampai harus bekerja keluar negeri jadi nenek yg mengurus anak mereka" Sahutnya menjelaskan, yes itulah mengapa dia begitu pandai berbahasa inggris ternyata dia seorang wanita berpendidikan. Aku hanya tersenyum mendengar penjelasan dari sang nenek.

BRAVE  -SeoulKorea2009-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang