Chapter 2

45 2 1
                                    

.........

Tiba-tiba saja ada yg menabrakku, seorang lelaki memakai seragam serupa denganku, sepertinya tergesa-gesa.

"Maaf, saya tidak sengaja, saya terburu buru, saya harus mengikuti ospek" katanya yg masih tergesa-gesa.

"Apakah anda tidak salah jam? Sekarang jam menunjukan pukul 16.25 pm, ospek hari ini telah selesai.." kataku dengan begitu heran, bagaimana tidak tak lama lagi hari mulai gelap dan dia baru datang

Tiba tiba saja dia menarikku masuk kedalam sekolah kembali, dia membawaku dengan paksa, aku yg berusaha melepaskan genggaman tangannya lantas tidak bisa, dia membawaku lari kedalam dan bertemu dengan pimpinan osis yg jujur aku sedikit membenci mereka.

"Maaf saya terlambat" katanya yg masih tergesa gesa.

Dia melepaskan tanganku, nafasku sedikit lega namun aku marah mengapa tidak orang yg tidak kukenali tiba tiba saja membawaku kembali ketempat dimana penderitaanku menambah. Aku menatap si lelaki itu denga sinis namun sepertinya dia tidak menghiraukanku.

"Tidak salah jam kan? Sebentar lagi hari gelap.." Sahut si pimpinan osis tak lain adalah ka miracle

"Maaf saya ada urusan penting tadi" kata si lelaki yg entah datangnya dari mana itu

"Saya tidak peduli dengan urusan pentingmu itu, yg jelas tidak penting untuk saya" Sahut pimpinan osis yg super menyebalkan itu dengan kalem.

"Oke, besok kalian berdua harus datang kesekolah pukul 05.00 am, dan ketika saya datang nanti kalian sudah harus membersihkan taman dan juga toilet" tambahnya lagi.

"Loh mengapa saya juga kena hukuman yg seharusnya untuk dia?" Tanyaku heran pada ka Miracle dengan membela diriku sendiri.

"Kamu kan juga ada disini jadi otomatis kamu juga dapat hukumannya" Katanya yg sepertinya sedikit mengejekku. Si pimpinan osis itu terus saja membullyku...

"Baiklah" Sahut si lelaki yg tak kukenali itu.

Osis-osis menyuruhku dan si lelaki itu pulang, jarak antara sekolah dan rumahku tidak begitu jauh hanya butuh 15 menit untuk sampai kerumahku dengan berjalan kaki. Aku memilih berjalan kaki pulang selain bisa menikmati kota seoul aku juga bisa menghemat biaya transportasi.
Selama di perjalanan aku menatap ke sekelilingku penuh dengan keindahan, sekarang musim semi banyak bunga sakura bermekaran dimana-mana, warna yg indah namun kenyataannya aku tidak bisa bersahabat dengannya.

Hidup... kadang begitu rumit, kau berusaha lari dari kerumitan itu namun selalu saja kerumitan itu menjemputmu didepan, sampai akhirnya kau putus asa ditengah kerumitan itu. Terkadang kita tidak bisa berpikir ketika kerumitan menyelimuti hidup kita, hanya bisa menangis dan mengeluh. Memangnya mengeluh bisa membuat keadaanmu lebih membaik? Tidak! Aku sudah terbiasa dalam kerumitan, jalani saja terkadang dia adalah sahabat yg begitu setia denganmu. Keramaian jadi tidak bermakna bagiku, lebih memilih kesepian karena kesepian membuatmu menjadi pribadi yg tahu apa itu masalah...

-Brave Greaneth Joseph-
Seoul Korea, 27 june 2009

Jam menunjukan pukul 17.00 pm, aku masuk kerumah, pergi kekamar dan berbaring di kasur. Aku teringat akan tugas yg diberikan osis untuk kami yaitu mengamati kota seoul mencari topik untuk dibahas, untung saja aku memiliki nomor telepon mereka jadi aku bisa menghubungi mereka. Tahun 2009 gedget belum secanggih sekarang, yg terpenting sudah bisa saling berkomunikasi jarak jauh satu sama lain. Aku menelpon ketiga anggota kelompokku, mengatur waktu untuk bertemu hari ini. Kami mengatur waktu untuk berkumpul pukul 19.00 pm tepatnya di sebuah cafe di seoul.
Pukul 18.50 pm aku sudah berada didepan cafe menunggu ketiga anggota kelompokku datang, dari kejauhan aku melihat Yoona menuju kearahku menghampiriku dengan begitu baik. Beberapa menit kami bercerita akhirnya Nicole dan Charissa datang. Hampir 1 jam lamanya kami memikirkan entah tema apa yg harus menjadi topik kami nanti. Tentang tumbuhan? Yg pasti nanti banyak yg membuat tumbuhan menjadi topik pembicaraan mereka. Tempat-tempat wisata? Apalagi.. kami ingin mencari yg berbeda kami terus saja berpikir namun lantas entah apa yg harus menjadi tema kami nanti. Aku menatap kearah luar dari balik kaca yg begitu besar di cafe itu memperlihatkan kota seoul di malam hari dengan cahaya yg berada dimana mana. Lamunanku kembali ketika ku menatap keluar, tak sengaja aku melihat seorang wanita menggendong anak dengan baju yg sudah begitu kusam, dia berjalan dengan terlihat penuh keputus asaan. Hatiku menjadi tergerak melihat si wanita ini, langsung muncul dibenakku mengapa tidak kami jadikan topik orang-orang jalanan saja. Lebih berbeda, dan dalam hatiku berharap banyak orang nanti yg akan sadar dan tergerak hati.

BRAVE  -SeoulKorea2009-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang