Tahun 2010 Part 3

17.1K 368 81
                                        

Bagaimana pun aku sadar bahwa yang didepanku adalah paman kandungku sendiri, namun jujur nafsu sudah menguasai jalan fikiranku.

Sosok yang selama ini memenuhi fikiranku, sosok yang selama ini menjadi objek fantasiku. Sekarang sedang berbaring tak berdaya di hadapanku.

Terjadi pergumulan batin di fikiranku :

"Jangan Dion Dia Pamanmu"

"Jangan Dion, Nanti Ketahuan"

Namun tetap nafsu mengalahkan segalanya. Kapan lagi aku punya kesempatan seperti ini?

Perlahan aku membelai rambut paman, wajah paman. Betapa aku sadar saat itu bahwa aku sangat menyayangi paman.

Tanganku menyentuh bibir paman, dan dengan perlahan aku mengecup bibir paman, bibir paman sangat lembut namun tercium bau alkohol yang sangat kuat disana, aku tidak kuat.

Tanganku turun membelai leher paman, leher yang kekar dan kokoh yang semakin membakar nafsuku.

Aku mengangkat kedua tangan paman ke atas kepalanya. Sehingga dapat dengan leluasa mengekspos ketiak paman. Ketiak paman membuatku mendesir. Bagaimana tidak, Ketiak dengan bisep dan trisep yang kekar dan bulu yang tidak terlalu rimbun sangat menggambarkan kemaskulinan paman, aku dekatkan kepalaku ke ketiak paman, menghirup aroma ketiak paman yang semakin membuatku mabuk karna nafsu. Karna sudah tak tahan, aku mencium dan menjilati ketiak paman dengan penuh nafsu, jilatanku semakin turun hingga ke dada paman, bagian yang selalu menjadi favoritku, aku pandangi puting dada paman, sangat indah menurutku, puting hitam dengan biji jagung kecil ditengah lingkaran hitam, aku meraba puting paman dengan ujung jariku, merasai teksturnya, tak tahan aku menggantikan ujung jariku dengan lidah. Aku jilati puting paman dengan gerakan memutar mengelilingi puting dadanya, dan tanganku satu lagi membelai puting paman sisi lain. Paman sedikit mengerang ketika aku gigit puting dadanya.

Puas dengan dada paman perhatianku berpindah ke perut paman.

Aku salut dengan paman, disaat pemuda lain seumurannya umunya berperut buncit, namun perut paman masih tetap rata, walau tidak terlalu tampak sixpack namun tetap ada garis halus yang memperlihatkan tekstur otot perut paman,

Aku meraba perut paman, merasakan tektur ototnya.

Aku sudah tidak tahan, Aku jilati dan kecup semua bagian perut paman sepuasku, aku tak berani melakukan hisapan karna takut membekas,

Kemudian aku berbaring di atas dada paman dan memeluk tubuh paman sangat erat. Aku merasa sangat bahagia saat itu, aku merasa seperti aku memiliki paman sepenuhnya, karna rasa nyaman yang aku rasakan tanpa sadar aku pun tertidur di atas tubuh paman,

Aku terbangun pukul 5 shubuh karna ketukan bibi.

Sudah kebiasaan di Rumah kakek Bahwa kita harus bangun jam 5 pagi. "Jangan kalah sama Ayam" itu kiasan yang sering dipakai kakek.

Walaupun itu tidak berlaku buat paman, XD

Aku terbangun dengan posisi masih memeluk paman,

Rasa kaget dan menyesal sangat berkecambuk di fikiranku, Bagaimana bisa aku ketiduran, Disaat aku punya kesempatan bagus untuk bertindak lebih atas tubuh paman,

Aaghhh...

" Iyaa Bi, sudah Bangun" Teriak ku ketika bibi masih mengetuk pintu kamar paman,

Aku pandangi wajah paman yang masih tertidur pulas, Wajah paman sangat manis pagi itu.

Tak tahan aku kecup pipi paman sambil berbisik " Selamat pagi Paman "

Imajinasi gila terlintas di fikiranku, Bahwa ini akan menjadi rutinitas ku tiap pagi, paman disebelahku dan aku dapat memeluknya setiap malam, :D

Pagi itu selesai membantu bibi di Dapur, aku sudah bersiap siap untuk berangkat ke Pasar.

Paman sudah bangun dan mengeluh kepalanya sangat sakit.

Dan bertanya tentang kejadian tadi malam,

" Paman pulang jam 2, Mabuk lagi, maaf dion Buka baju Paman, abisnya bau banget paman" jelasku pada paman, padahal itu hanya alibi agar aku bisa meraba tubuh paman, Hha,

" Paman ganggu tidur Dion ya? Maaf harusnya paman ga pulang" ujar paman,

" Lah ga apa apa lah paman, ini kan rumah kita, kalau paman ga pulang mau kemana ayo?" tanyaku penasaran.

" Paman bisa nginep di rumah temen, mentok mentok di kosan si Setya" ujan paman simple

" JANGAN " teriak ku tak percaya, " PAMAN SERING KE KOSAN MAS SATYA?"

" Kamu kenapa teriak begitu Dion!!" Sepertinya paman terkejut dan heran atas reaksiku yang berlebihan.

" Beberapa kali Paman main ke kosan satya, dia baik ko, sering ngundang paman ke kosan dia, kadang dia masakin mas juga. Masakannya enak kamu harus coba "

Wajahku terasa panas mendengar penjelasan paman, tidak bisa aku bayangkan bagaimana jadinya jika dalam kondisi mabuk seperti itu paman malah pulang ke kosan satya. AAGHHH membayangkannya saja membuat ku emosi!!

" Paman jangan terlalu dekat sama mas satya" ucapku pelan.

"Kenapa?" tanya paman heran

"dia bahawan paman, ga baik terlalu dekat kalau diliat karyawan lain, kasian mas satya juga kalau ada karyawan lain yang iri mas" ucapku hanya beralasan.

Paman hanya ketawa mendengar penjelasanku.. " kamu berlebihan"

Fikiran ku berkecambuk memikirkan perkataan - perkataan paman, rasa cemburu memenuhi perasaanku

" Mas Satya, Aku harus cari tau banyak tentang kamu.."

** Maaf Kelanjutannya sangat lama, Awalnya saya pesimis apakah ada yang suka cerita saya, Hha, Maaf ini karya pertama saya sehingga cara penulisannya saya sadar sangat jauh dari sempurna :' Kritik dan saran sangat saya terima.

Yuk berinteraksi dengan saya di komentar, pengen tau saja sih, yang siapa sosok paman yang ada di imajinasi kalian saat membaca tulisan ini **

Cerita selanjutnya mungkin saya lanjutkan kalau bintangnya sudah lebih dari 100.

Terima kasih untuk komen2 pada cerita sebelumnya, XOXO

With UncleWhere stories live. Discover now