Abel berjalan menyusuri koridor dengan mata sayu dan tidak bersemangat. Ia masih sedikit trauma dengan kejadian kemaren sore. Sebenarnya Bang Raffa menyuruh Abel untuk tidak sekolah dulu hari ini, ia takut terjadi sesuatu, melihat keadaan Abel yang kurang memungkinkan saat ini.
Abel berjalan gontai. Rasty, Nindia, dan Indah yang juga baru sampai di sekolah pun mendekati Abel.
"Lo kenapa bel? Kok muka nya suntuk gitu." Tanya Indah
"Lo sakit bel?" Nindia mulai khawatir dan menempelkan punggung tangannya pada kening Abel.
"Lumayan panas. Mau kita anter ke uks?" Tawar Nindia
"Iya ke uks aja yuk?" kata Rasty
"Ngga usah, gue mau ke kelas aja. Bentar lagi juga sembuh." Jawab Abel
"Yaudah deh, terserah lo aja." Jawab Rasty
Di seberang sana Abel dapat melihat gerombolan Gavin yang berjalan berlawanan arah dengannya.
Gavin terus memperhatikan langkah kecil gadis itu, hingga mereka mulai mengikis jarak dan Gavin melihat wajah Mungil Abel yang sedikit putih pucat.
Gavin berhenti tepat dihadapan Abel, membuat yang lainnya pun ikut berhenti.
"Elahh, kenapa berhenti?" tanya Andre.
"Sakit?" Tanya Gavin
Abel yang baru menyadari Gavin sudah dihadapannya pun hanya menggeleng pelan.
"Engga kok." Jawab Abel.
"Ngga usah sok kuat, gue tau lo masih trauma." Yang lainnya menatap bingung kedua insan ini, mereka tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang dibahas oleh Gavin dan Abel.
"Gue anter lo ke uks." Tanpa menunggu jawaban, Gavin langsung menarik pergelangan tangan Abel dan berjalan menuju uks.
Orang-orang yang berada disekitar koridor pun terkejut melihat pemandangan aneh sepagi ini. Seorang Gavin, si cowo dingin dan anti pacaran itu menggenggam tangan seorang Abel di area sekolah. Orang-orang pun mulai bertanya-tanya apakah mereka memiliki hubungan khusus?
"Itu beneran Gavin temen kita kan?" Tanya Ciko dan langsung mendapat toyoran dari Andre.
"Ya bener lah ogeb."
"Gue curiga kalo Gavin suka Abel." kata Indah, yang lainnya hanya menatap kedua insan itu, dan mengangguk menyetujui apa yang dikatakan Indah tadi.
Gue semakin yakin, kalo Abel orang yang lo cari selama ini Vin -batin Satria.
**
"Vin! Gavin!" panggil Abel berkali-kali, mencoba untuk menghentikan langkah Gavin. Namun Gavin tidak menggubrisnya dan tetap membawa Abel ke uks.
Gavin mendudukan Abel di ranjang uks.
Dokter Rahma selaku dokter UKS di sekolah ini pun menghampiri mereka berdua.
"Ada apa Gavin? Apa ada yang sakit?" tanya Dokter Rahma
"Tolong periksa dia dok." kata Gavin, Dokter Rahma mengangguk dan menyuruh Abel untuk berbaring, Abel pun menurut. Dia terlalu lemas untuk menolak.
Dokter Rahma mengeluarkan stetoskop yang ia simpan di saku jas putihnya.
"Detak jantung kamu sangat cepat, kamu juga mengalami keringat dingin. Sepertinya kamu demam Abel. Banyak minum air putih dan istirahatlah, lebih baik kamu jangan masuk kelas dulu hari ini." Jelas dokter Rahmah.
"Makasih dok." kata Gavin dan dibalas anggukan oleh dokter Rahma.
Kini hanya tersisa Gavin dan Abel di ruangan bernuansa biru dan putih itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gavin
Teen FictionGavin Ansell Adhitama. Tentang masa lalu yang mengubahnya menjadi sosok yang dingin dalam hal cinta. Juga tentang hari esok yang ingin ia lalui bersama gadisnya, Arabelle Anindyra.