Bab 1

29 2 2
                                    

"Orang orang tidak perduli masalah mu, hanya kamu yang memahaminya"

***

Bu Dini, guru bertubuh gempal dan memakai konde yang terkenal sebagai guru killer ini sedang menerangkan logaritma dipapan tulis. Sesekali matanya menyapu setiap sudut kelas dan pandangan itu berhenti pada seorang siswi perempuan yang sedang tertidur saat jam pelajarannya. Sebenarnya dia sudah bosan melihat tingkah salah satu siswinya itu. Kalau tidak tidur di kelas ya pasti dia akan bolos seharian dan itu membuatnya jengkel.

Kemudian Bu Dini menghampiri siswinya itu lalu mengebrak mejanya yang sontak membuat seluruh penghuni kelas terkejut.

"SISILIAA!!" teriaknya

Merasa terpanggil, siswi yang ber name tag Sisilia itu hanya terbangun malas sambil sesekali menguap.

Tatapan teman teman yang seperti mengintimidasi nya hanya dibalas dengan tatapan cuek seperti tidak bersalah.

Sisil sekali lagi menguap lalu menatap datar kepada Bu Dini yang sedang berkacak pinggang di hadapannnya.

"Sisil sudah berapa kali saya ingatkan jika saya sedang menerangkan pelajaran saya harap kamu mendengarkan nya bukan malah tidur. Kalau kamu mau tidur ya dirumah aja jangan disekolah! Kamu ini niat ga sih sekolah?"

"Dasar anak perempuan apa seperti kamu ini. Hanya kamu dikelas ini yang berani sekali melawan saya!! Kamu ini selalu aja ngelawan guru, tidak punya etika terhadap gurumu sendiri!!" cerca bu Dini sambil menunjuk kearah Sisil.

"Maaf bu" kata Sisil sembari menatap Bu Dini seakan tidak bersalah.

"Kamu kira sekolah ini hotel?! Saya benar benar muak melihat kamu, setiap hari kerjanya hanya tidur saat mata pelajaran saya berlangsung. Kamu ini perempuan mau jadi apa kamu nanti hah?! Apa orangtua mu atau ibumu tidak mengajarkan sopan santun?!! Mau jadi perempuan yang ngga bener?!!" teriak Bu Dini.

Kata kata Bu Dini langsung saja membuat kelas terdiam. Tidak ada yang berani berbuat apa apa saat Bu Dini marah apalagi saat ini mungkin wanita bertubuh gemuk dan memakai konde itu sedang marah besar. Sisil hanya tersenyum menanggapi ocehan dari Bu Dini, dia tidak tau apa apa tentang Sisil.

"Kenapa diam?! Gak terima saya bilang kamu jadi perempuan yang nggak bener?!"cercanya.

Sisil menatap mata Bu Dini, rasanya ingin sekali membalas perkataan gurunya tersebut namun Sisil memilih untuk diam, karena jika dia menjawab mungkin bu Dini akan lebih marah dan suasana semakin tidak terkendali.

"Sekarang kamu keluar dari kelas dan segera berdiri di lapangan!" bentak Bu Dini.

Sisil mengangguk, dia berjalan keluar kelas tapi saat tiba di depan pintu dia berkata,

"Ibu boleh memarahi saya, bahkan menghina saya, terserah itu hak ibu. Tetapi saya mohon jangan libatkan kedua orang tua saya, mereka orang baik bahkan ibu saya, kalaupun saya seperti sekarang, ini karena kemauan saya sendiri, saya permisi" ucapnya sembari berjalan meninggalkan kelas.

***

   Sisil menghela nafas panjang dengan tatapan kosong. Sakit, hanya kata itu yang dapat mendefinisikan perasaan nya saat ini.

Sisil bahkan tidak menjalankan hukuman yang diberikan oleh bu Dini. Saat seperti ini roof top menjadi tempat persembunyian terbaik untuk menghindari semua orang. Guru bahkan satpam jarang mendatangi tempat ini, karena lokasinya tepat diatas gudang dan jauh dari ruang kelas. Sisil mengeluarkan sebungkus kotak rokok lalu mengambil sebatang rokoknya menghisap nya, menghembus kan asap nya ke udara.

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang