"Tetaplah menjadi orang baik meskipun dunia nggak sebaik yang kita kira"
***
Pagi pagi sekali Sisil sudah bersiap untuk pergi ke sekolah, entahlah setan jenis apa yang sedang berdiam diri di tubuhnya yang pasti itu hal teraneh yang pernah ia lakukan.
Sisil menghampiri Bi Ida yang sedang menyiapkan sarapan pagi. Dia duduk di pantri,
"Pagi non"sapa Bi Ida.
"Pagi bi, lagi masak apanih? Harumnya enak banget" kekeh Sisil.
"Bibi masak nasi goreng mata sapi non, terkhusus buat non" jawabnya.
"Wah bibi baik banget deh. Oh iya bi, omah kok belum bangun sih?" tanya Sisil penasaran.
"Nyonya masih di kantor non, katanya dia sibuk banget jadi semalam ngga pulang. Dia pesen ke saya nyiapin segala keperluan non Sisil" ucap Bi Ida sambil membalik telur mata sapi.
"Oh, jadi omah sibuk banget ya? Sisil kira omah ngga sibuk ternyata" Sisil mennggatungkan kalimatnya. Ia kira Omah nya tidak mengurusi perusahaan lagi tapi kenyataan nya. Sisil hanya menghela napas panjang.
Bi Ida memperhatikan wajah Sisil yang cemberut kemudian menepuk pundak Sisil,
"Sabar non, kan ada saya disini. Jadi kalo non mau curhat, ada masalah atau mau ngomong soal satpam ganteng penjaga komplek kita saya siap sedia non" celetuk bi Ida.
Sisil hanya tertawa mendengar celotehan bi Ida. Apa jangan jangan bi Ida menyukai pak satpam penjaga komplek ya?
"Hehe siap siap bi, yaudah Sisil nungguin nasi goreng mata sapi spesial deh soalnya Sisil laper" ucapnya sembari mengelus perutnya.
"Oke non, bentar lagi siap kok" ucap Bi Ida sembari membolak balikkan nasi diatas wajan. Setelah menuangkan kecap, memberi garam dan membolak balikkan sebentar, akhirnya nasi goreng itu selesai dimasak. Sisil pun bergegas memakannya.
Selesai makan dia bergegas menggendong ranselnya menuju mobil disana Pak Dadang sudah menunggu nya.
"Kita berangkat ya non" ucapnya sembari menginjak gas. Perlahan lahan mobil berjalan menuju jalan raya.
***
Sisil kemudian sampai di sekolah. Dia menenteng ransel nya dengan santai sambil berjalan di koridor. Suasana sekolah masih sepi jadi tidak banyak orang yang melihat nya.
Karena merasa sekolah masih sepi jadi dia berjalan menuju rooftop sekolah ini. Walaupun dia siswi baru tapi dia langsung mengetahui letak rooftop sekolah ini. Sisil menaiki tangga lalu membuka pintu akhirnya dia sampai di rooftop. Disini terdapat sebuah sofa yang memang sudah rusak tapi masih layak pakai dan betapa terkejut nya dia bahwa rooftop disini bersih dan ada tamannya. Mungkin ada beberapa siswa yang memang kurang kerjaan lalu membersih kan tempat ini, entahlah dia tidak peduli.
Sisil langsung duduk di sofa sambil menyaksikan indahnya pemandangan dari atas sini. Awan di langit kelihatan kuning ditambah warna biru, sangat cantik. Benar benar sunrise yang sangat indah.Sisil sangat menyukai sunrise dipagi hari dan juga senja disore hari, selain karena nama tengahnya, Calla yang dalam bahasa Hawaii berarti cahaya matahari yang terbenam di ufuk barat. Saat melihat sunrise di pagi maupun senja disore hari dapat mengembalikan mood nya. Entahlah hanya dengan melihat awan berwarna orange kemerah merahan itu mengingatkannya pada sosok Mama yang sangat ia rindukan. Sisil menghela napas, rasanya kejadian itu seakan cepat sekali berlalu. Kemudian dia mengeluarkan sebatang rokok, karena sejak kemarin dia tidak mengisap benda putih yang berisi tembakau tersebut. Dia menyalakannya, menghisap dalam dalam dan mengembus kan kepulan kepulan asap di udara.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA
Teen FictionTidak mudah menjalani hidup tanpa adanya sosok orangtua terlebih lagi seorang ibu. Itu yang dirasakan oleh Sisilia karena mama yang dia sayangi telah meninggal dunia karena kanker payudara. Sehingga peristiwa itu membuat nya depresi. Dia menjadi seo...