Bab 2

16 2 0
                                    

"Orang bilang KELUARGA adalah tempat ternyaman saat dunia tidak peduli beda dengan aku merasa KELUARGA hanya omong kosong"

***

 
Sesampainya di kantin, Sisil dan Rena langsung menduduki kursi kosong tepat di pojok kantin.

"Sil, lo mau gue pesenin apa?" tanya Rena.

"Samain aja deh Ren" ucap
nya sembari memainkan ponselnya.

Rena hanya mengangguk dan berjalan ke arah kerumunan untuk membeli beberapa jenis makanan.

Sisil tampak risih dengan tatapan orang orang di sekitar nya. Yah mungkin perkelahian nya dengan Wenly menyebar cepat. Tapi Sisil tetap santai menatap mereka yang tampak berbisik bisik. Sesekali memberikan tatapan devil nya kepada mereka yang masih menatapnya. Mereka yang ditatap horror seperti itu langsung fokus terhadap makanan mereka daripada menatap balik 'singa' itu.

"Sil, bisa ngga tatapan devil nya jangan dikeluarin, serem tau" ucap Rena sambil meletakkan makanan yang ia pesan.

"Biarin ah habisnya mereka pada liatin gue, risih tau Ren" ucapnya sembari memakan batagor pesanan nya itu.

"Yaudah serah sih, cepet makan nya Sil bentar lagi mau bel" ucap Rena sambil mempercepat memakan batagor tersebut.

"Okesepp" jawab Rena.

***

Bel kemudian berbunyi. Para siswa dan siswi mulai memasuki kelas sembari menunggu guru mata pelajaran masuk ke dalam kelas. Sisil dan Rena memasuki kelas dan langsung duduk di bangku mereka setelah mengisi perut mereka di kantin.

"Sil, lo udah siap ngerjain pr Fisika?" ucap Rena sambil mengeluarkan buku tulis dan buku paket nya.

"Belum" jawab nya singkat sembari mengeluarkan buku tulisnya.

"Buku paket lo ga dibawa?"tanya Rena melihat bahwa Sisil hanya mengeluarkan buku tulis tipis.

Padahal ia tau bahwa dalam sekali pertemuan Pak Bimo bisa saja memberikan materi Fisika yang banyak. Namun tampak nya Sisil sangat acuh dan seolah tidak peduli dengan apapun itu, niat nya belajar memang tidak ada lagi semenjak 'kejadian' itu.

"Sisil lo gaboleh kayak gini terus. Sesekali peduli lah sama pelajaran jangan bodo amat terus. Sampai kapan lo kaya gini? Berubah dongg" nasihat Rena.

Entah sudah berapa kali Rena memberikan nasihat kepada Sisil, sahabat nya itu tentang betapa penting nya pelajaran. Padahal dulu saat kejadian itu belum terjadi, Sisil termasuk ke dalam golongan yang memiliki IQ diatas rata rata. Bahkan ia sempat mengikuti beberapa olimpiade tapi semenjak 'kejadian' itu, beberapa bulan kemudian Sisil menjadi berubah. Sifatnya menjadi seseorang nya berandalan seperti merokok, berkelahi bahkan klubbing sudah jadi hobi nya saat ini. Tak menutup kemungkinan semua ini terjadi karena depresi berat yang ia pendam pasca Mama Sisil meninggal dunia karena mengidap penyakit kanker payudara. Sejak saat itu semua berubah. Rena hanya berharap sahabat nya itu bisa secara perlahan melupakan kejadian yang membuat diri nya menjadi berandalan saat ini.

Rena masih ingat saat Mama Sisil meninggal dunia. Hanya Sisil yang berada di samping Mamanya setelah dokter menyatakan Mamanya sementara saat itu Papa Sisil sudah bermain api dengan karyawannya, Lisa sedangkan kakaknya Rio datang hanya saat penguburan Mamanya karena mengurusi bisnis keluarga mereka yang ada di US. Sisil mengalami depresi yang amat berat melihat Mamanya terbujur kaku. Dia sangat menyayangi Mamanya sampai beberapa bulan tidak masuk sekolah demi merawat Mama nya itu. Namun takdir berkata lain, Mama nya meninggal dunia setelah sempat beberapa hari kritis. Selesai penguburan Sisil seperti mengalami depresi berat apalagi melihat Papanya mengajak Lisa menghadiri pemakaman Mama nya. Sisil kemudian pergi ke club malam, meminum beberapa gelas hingga mabuk mabukkan sampai tak sadar kan diri. Bukan hanya itu saja, Sisil bahkan tidak pulang ke rumah sampai 2 bulan lamanya karena belum menerima kenyataan bahwa Mama yang ia sayang sudah tiada lagi. Sampai saat ini, Sisil sudah banyak mengalami perubahan dan depresi nya sedikit demi sedikit berkurang. Rena tak henti hentinya menyemangati Sisil untuk tetap semangat menjalani hidup ini.

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang