Bab 7

7 0 0
                                    

"Falling in love?"

***

"Tant, eh Bunda, Sisil pamit pulang dulu ya"  pamit Sisil kepada Rina.

"Cepet banget sih sayang. Yaudah deh, kapan kapan kamu main kesini lagi ya" ucap Rina sembari mengelus kepala Sisil. Dia rindu dielus seperti ini oleh Mamanya.

"Arkan sayang, kamu anterin Sisil ya? Kan kasian kalo Sisil diapa apain dijalan" ucap Rina.

"Ehm gausah Bun, Sisil bisa kok. Lagian jarak rumah omah kan deket" tolak Sisil.

"Deket gimana sayang? Rumah omah kamu itu sama rumah Bunda beda blok. Arkan anter cepet" ucap Rina.

Arkan tersenyum lalu pergi ke arah bagasi mengambil motor merahnya.

"Yaudah Bunda, Sisil pamit ya. Milla, kakak pulang dulu ya" ucap Sisil sembari menyalam tangan Rina lalu melambaikan tangannya kepada Rina dan Milla.

"Hati hati ya kak Sil, kirim salam sama Omah" ucap Milla tersenyum hangat.

Tidak ada percakapan antara Sisil dan Arkan. Sisil juga masih malu karena menyangka bahwa Arkan pegawai dirumahnya sendiri. Sisil bahkan merutuki bibirnya yang polos ini. Untung saja Arkan masih mau mengantarnya.

"Elo ngga mau gitu mintaa maaf ke gue?" tanya Arkan setengah berteriak.

"Bisa ngga gausah teriak teriak? Gue denger kok" kata Sisil gusar.

"Gue kira elo ngga denger maka nya gue teriak teriak. Masih ngga mau minta maaf, udah bilang gue pegawai dirumah gue sendiri?" tanya Arkan sembari fokus membawa motor.

"Buat apa? Ngga salah gue juga kali" jawab Sisil datar.

Tiba tiba Arkan menghentikan motornya di tengah tengah jalan. Arkan langsung mematikan mesin motor. Sisil terkejut kemudian menatap Arkan yang sudah menatapnya intens.

"Elo kenapa sih? Atau jangan jangan elo mau jahatin gue?" Sisil langsung turun dari motor Arkan.

Arkan tertawa menanggapi pernyataan Sisil kemudian menatap Sisil lagi. Entah kenapa semenjak tapi siang sejak mata mereka berdua beradu pandang, menatap mata cokelat wanita ini menjadi candu bagi Arkan.

"Jadi waktu elo bungkam mulut gue itu, yakin gak mau minta maaf?" tanya Arkan sembari menatapnya intens. Arkan bergerak mendekati Sisil yang menatapnya ketakutan.

"Masalah itu oke oke gue minta maaf. Gue salah" ucapnya menunduk sembari berjalan mundur. Ia tau saat ini Arkan sedang menatapnya tajam, tatapan yang sama dengan Marvel. Tatapan yang membuat nyali Sisil ciut.

Arkan berhenti menatap Sisil lalu berjalan ke arah motor kemudian menghidupkannya.

"Ayo naik" kata Arkan sembari memakai helm.

Sisil kemudian menatap Arkan bingung. Kenapa ia bisa dikelilingi pria pria aneh. Tadi Marvel sekarang Arkan. Benar benar membuat Sisil jengel.
Tiba tiba Arkan menggas motor nya untuk menyadarkan Sisil dari lamunannya.

"Iya iya, ish gak sabaran banget sih jadi orang" kata Sisil gusar sembari menghampiri Arkan kemudian duduk. Perlahan lahan arkan menggas motornya melanjutkan perjalanan ke rumah Omah Ita.

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang