Enam

32 0 0
                                    

'Jika cinta pertama membuatku patah,aku harap cinta terakhirku membuatku bahagia dan bangkit dari patahan masa lalu'

-Arthaella Veronica Indra

setelah bertemu dengan Aditya , Artha menangis tanpa suara. Dia sangat kecewa dengan cinta pertamanya tersebut. Bagaimana tidak saat dia berjuang untuk mendapatkan cinta dari Aditya, sedangkan Aditya sibuk menolak cinta Artha. Hancur berkeping-keping rasanya hati Artha, seduah banyak perkorbanan yang telah dia lakukan untuk Aditya tapi itu semua hanya dianggap abu olehnya. Artha tidak sadar bahwa ada seseorang yang menemaninya saat dia menangis, seseorang tersebut mengusap rambut Artha dengan kasih sayang. Artha yang merasa usapan tersebut menegakkan kepalanya melihat seseorang tersebut.

"Rado, ngapain lo?" tanya Artha dengan wajah yang baru saja menangis dan mengusap bekas air mata pada kelopak matanya.

"seharusnya gue dong yang nanya  ke lo!" jawab Rado dengan wajah datarnya. Artha pun menceritakan masa lalunya pada Rado.

"Ohh... ternyata Aditya itu cinta pertam lo? trus kalo sekarang dia ngejar lo kenapa gak lo terima aja?" tanya Rado dengan memberikan sebotol air mineral yang dia beli saat di kantin "Nih.. minum dulu gue tau loh dehidrasi akibat nangis!" ucap Rado. Artha pun menerima air mineral itu dari tangan Rado'

"Thank's!" ucap Artha setelah meminum air mineral tersebut dan hanya tinggal separuh.

"jawab pertanyaan gue tadi!" ucap Rado pada Artha.

"Pertanyaan yang mana?" ucap Artha polos.

"LO itu kapan sih Tha kagak buat orang esmosi?" ucap Rado kesal.

"Emosi goblok!" ucap Artha penuh penekanan.

"Untung lo jahat!" ucap Rado.

"Tuh tau gue jahat!" kata Artha sambil terkekeh. Rado senang bahwa Artha yang dia kenal sudah kembali. kembali menjengkelkan. Sedangkan Rado yang melamun tidak sadar bahwa Artha sudah pergi dari tempat yang tadi dia duduki.

"Njiir.. Emang bangsaat tuh bocah!"" ucap Rado sambil mengusap kasar wajahnya.

"Eh Zi lo tau Artha kemana?" tanya Rado pada Uzi mantan gebetannya tersebut.

"Cieee nanyain Artha kemana,waduh jangan-jangan lo cinlok lagi sama Artha!" uacp Uzi dengan tertawa terbahak-bahak.

"Lo cemburu Zi liat Rado dekat sama Artha?" tanya Nisa pada Uzi.

"Ngapain gue cemburu?" ucap Uzi masih dengan tertawa terbahak-bahak,sedangkan Rado yang tidak mendapat informasi pun pergi meninggalkan kelas dan mencari Artha.

Sedangkan Artha pergi  ke toilet untuk membasuh wajah yang sangat berantakan,dia melihat pantulan wajahnya dari cermin yang berada di atas wastafel tersebut. Tiba-tiba ada seseorang yang masuk dengan wajah menatap penuh kebencian ke arah Artha. Sedangkan Artha hanya menatapnya jengah kakak kelas yang pernah melabrak dia saat berada dikantin bersama teman-temannya tersebut. Tetapi sampai sekarang dia tidak tau nama dari kakak kelasnya tersebut. Artha pun melihat name tag kakak kelasnya tersebut 'Carly Rauna Margaletha' ucap Artha dalam hati.

"Ada apa gerangan nona Carly Rauna Margaletha menghampiri sosok Badgirl di SMA ini. Hmm..?" ucap Artha penuh ejekan. sedangkan Carly yang mendapat respon tidak mengenakan dar adik kelasnya tersebut langsung bertindak.

"Jaga sikap lo,baru setengah tahun lo disini aja sok berkuasa?" ucap Carly penuh kebencian..

"Upss... Gue salah ucap ya? Maaf deh kakak kelas serba bener!" ucap Artha penuh ledekan.

"LO siapa sih berani-beraninya kaya gitu. Emang ini sekolahan milik keluarga lo?" tantang Carly pada  Artha.

"Kalo iya kenapa? Papa gue sih bisa aja mecat papa lo yang sekarang jadi Kepsek disini,toh masih banyak orang yang mau gantiin posisi bokap lo disini."ucap Artha santai.

"Oh ya? Gue gak percaya sama ucapan lo!" ucap Carly dengan wajah menantang dan melipatkan tangannya di depan dada.

"OK!" Artha pun mengetikkan beberapa nomer di ponselnya dan tak selang beberapa menit sambungan pun terhubung.

"Papa,Artha mau Kepsek SMA Cakrawala diganti!" ucap Artha penuh keyakinan.

"Ada apa Artha,kenapa kamu minta dadak sekali!" tanya papanya dari sebrang telepon.

"Artha harap besok sudah mendapat penggantinya dan hari ini Artha terakhir melihat orang tersebut!" ucap Artha.

"Ya sudah nanti  Papa carikan penggantinya, kamu sekolah yang bener jangan cari masalah aja sama guru-guru disana kasian mereka!" ucap papanya.

"Thank's Papa!" ucap Artha sambil mengakhiri sambungan telepon yang tersambung.

"Lo liat sendiri siapa yang berkuasa disini? Gue? atau lo? yang cuma anak dari orang bawahan papa gue?"sindir Artha pada Carly. Sedangkan Carly masih kaget dengan fakta yang tidak bisa di terimanya tersebut. Bagaimana tidak dia mencari maslah dengan pemilik sekolah ini.

"Santai Carly bokap lo gak di blacklist kok sama papa gue jadi bokap lo masih bisa cari kerja!" ucap Artha sambil meninggalkan Carly yang masih mencerna segala ucapan Artha.

Tak terasa bel pulang pun berbunyi,semua siswa pun berhamburan untuk pulang atau pergi bersama dengan teman-temannya. Sedangkan Arthha masih memikkirkan bagaimana cara dia bisa kabur dari Basudewa. Artha pun berjalan kearah pintu belakang dan menoleh kebelakng untuk memastikan bahwa Sadewa tidak mengikutinya.

"Mau kemana lo?"ucap Basudewa dengan nada datarnya.

"Upss.. Ketauan deh gue kalo mau kabur dari lo!" ucap Artha sambil terkekeh.

"Dasar!" ucap Basudewa sambil menarik tangan aArtha menuju arah parkiran. BAsudewa mebuka pintu depan dan menyuruh Artha masuk kedalam.

"He.. Dinosaurus trus mobil gue apa kabar?" alibi Artha.

"Gue tau hari ini loo gak bawa mobil,trus seumpama lo bawa moobil kenapa takut toh ni  sekolah punya sekolah lo!" ucap Basudewa santai dan menunggu kedua adik kembarnya yang tak kunjung datang.

"Bangsat tuh dua orang mana sih!" umpat Basudewa sambil terus mengirim pesan kepada kedua adiknya.

"Bacot banget sih lo!" Kesal Artha pada Basudewa yang dari tadi mengumpat pada ponselnya.

"Serah gue dong! Ini juga mulut gue-gue kenapa lo yang sewot!" ucap Basudewa dengan nada kesalnya dan dia pun langsung menyalakan mesin mobilnya dan mengendarai mobilnya keluar dari gerbang sekolah.

"Lah NASA gimana?" ucap Artha pada Basudewa.

"NASA siapa sih?" tanya Basudewa yang tidak mengerti apa yang Artha ucapkan.

"NAkula Sadewa lah goblok. Mereka pulangnya gimana?" ucap Artha yang sabar dengan ke tidak pekaan seorang Basudewa. 

"Minta jemput sopir!" ucap Basudewa singkat.

Walaupun Artha menyukai seorang Basudewa dia tidak pernah sekali bertingkah sopan pada Seniornya tersebut padahal semua orang mengenal keluarga Wicaksono tersebut dengan Keluaga yang memiliki kepribadian dingin. Orang tua Basudewa termasuk orang yang membawa pengaruh penting pada SMA Cakrawala sehingga tidak ada orang yang berani menyentuh Basudewa,Nakula,dan Sadewa. 

Basudewa mengarah kan mobilnya ke arah alun-alun kota Bandun, sedangkan Artha sudah bergelut dengan dunia mimpinya. Basudewa pun hanya terkekeh melihat wajah Artha yang imut saat tertidur pulas. Tangan Basudewa pun meraih handle pada kursi Artha untuk merebahkan kursinya agar Artha nyaman dan tidak sakit saat bangun.

'Ternyata lo itu manis juga kalo di lihat saat tidur,tapi kenapa lo berubah kaya mak lampir ya kalo wajtu bangun.' ucap Basudewa dalam hati dan dia pun mengeluarkan ponselnya dan diarah kan tepat di wajah Artha. BAsudewa mengambil foto wajah Artha yang sedang tertidur pulas.

"Nice Dream Mak Lampir!" ucap BAsudewa diakhiri dengan kekehan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DIA DAN DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang