"Apa kita akan bertemu lagi?"
.
"Tentu saja. Akan ku pastikan kita bertemu lagi...
... Secepatnya"
.
.
.Gelap. Sepi. Dingin.
Sial!
Kang Daniel merutuki keputusannya untuk melewati jalanan sepi ini. Salahkan temannya yang mengatakan kalau jalan ini akan membawa dirinya cepat sampai tujuan, dan dengan bodohnya dia mengikuti saran itu.
Andai saja dia tidak mengikuti saran temannya itu, dirinya pasti tengah berada di jalanan dengan penerangan cukup dan ramai.
Daniel memang tidak takut dengan tempat gelap atau sepi. Hanya saja, hawa dingin yang menusuk kulitnya sedikit membuatnya terusik.
Dia memang sedang berada didalam mobil. Dan semua jendela tertutup dengan rapat, ditambah lagi penghangat sudah dinyalakan.
Namun entah datang dari mana, angin dingin itu terus saja membelai tengkuknya dan membuat bulu kuduknya meremang.
Pukul 03.30.
Sebelah tangan Daniel yang tidak memegang stir kemudi mengelus pelipisnya yang tengah berdenyut nyeri.
Ini sudah pagi, tapi kenapa suasananya semakin mencekam? Angin malam yang meniup daun-daun pepohonan, suara lolongan anjing yang saling bersahutan dengan suara burung hantu.
Bagus!
Kang Daniel menyesali keputusannya.
Hihihihihi~
Daniel memegangi dadanyanya yang berdetak begitu cepat.
Dia menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri, dan merengut takut saat tidak menemukan siapa-siapa.
Tunggu..
Hihihihihi~
Dengan kesal Daniel merogoh kantung celananya dan mengambil ponsel yang tengah menyala-nyala itu.
Oh Tuhan, Ingatkan dia untuk segera mengganti nada dering ponselnya itu nanti.
Mulutnya menggumamkan berbagai umpatan kasar sebelum jemarinya menekan tombol 'Answer' pada layar ponselnya.
"Ada apa?!"
"Ya! Tidak usah berteriak seperti itu!"
Daniel menjauhkan ponselnya saat telinganya mendengar nada lima oktaf yang keluar dari bibir temannya.
"Kau yang berteriak Ong Seongwu!" Ucapnya kesal.
Terdengar kikikan pelan diseberang sana.
"Sebenarnya ada apa?" Daniel menatap jalanan yang masih saja menampakan pemandangan seram.
"Oh iya hyung, Jalan yang kau rekomendasikan sangat menyeramkan!"
"Kau melewati jalanan itu?!" Seongwu terdengar kaget.
"Aku menyuruhmu untuk melewati jalan itu saat siang hari! Kau tahu ini jam berapa? Oh Tuhan!"
Sepasang alis Daniel terangkat begitu mendengar nada khawatir dari temannya itu. "Memangnya kenapa?"
Seongwu menarik napas sejenak.
"Dilarang untuk melewati jalanan itu saat tidak ada matahari. Dan itu berarti malam-" Seongwu berhenti sesaat dan kembali melanjutkan kata-katanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nielwink's Fanfiction
Fanfictionkadang oneshoot, kadang berpart. tergantung mood hehehe ©grinteaa