Luka POV
Sial! Mereka tidak ada habisnya! Aku sudah menyuruh mereka untuk pergi bersembunyi atau lebih di kenal dengan kabur. Baguslah dengan ini mungkin aku bisa melemparkan bom kepada zombie tengik itu.
Aku melirik kebelakang dan ternyata Maura masih diam disana. Sial! Kenapa dia tidak kabur, brengsek!
"Maura! Cepat pergi!" teriakku, sial peluruku juga habis. Brengsek zombie itu akan menggigitku, sial!!!!
Zruug!
Aku terjatuh dan di depanku sekarang adalah Maura yang mengarahkan katana panjangnya kesegala arah, menebas apapun yang ada di hadapannya. Maura melemparkan pistolnya kepadaku, tanpa menoleh kearahku dan tetap mengarahkan pedangnya ke arah zombie tersebut. seolah-olah dia sedang menari. Rambutnya yang pendek sebahu terurai di balik semburan darah zombie, Maura memberikan gerakan terbagusnya dalam bermain pedang. Dia adalah wanita pemberani yang aku kenal, namun keberaniannya itu membuatku takut.
Luka POV end.
----
Huh-huh, aku sesak nafas. Aku melirik Luka yang sekarang menggunakan pistol yang aku berikan. Aku menebas semua zombie yang terdekat denganku dan Luka yang mengawasi bagian tak yang tak terjangkau olehku. Dan semua zombie yang ada di depan pintu sudah berhasil di lumpuhkan.
Pintu D3 dengan sendirinya terbuka, dan dari dalam terdapat Zeon dan yang lainnya yang mengarahkan senjatanya ke arah kami
"Waw! Kalian menghabisi mereka?" tanya Rendy sambil melihat mayat-mayat yang tergeletak dengan tubuh yang berceceran dimana-mana.
Aku merasakan ada tangan yang menarikku, dan kemudian langsung menyinari mataku. Luka melihat mataku, sangat dekat sehingga aku bisa menghirup aroma mint nafas Luka.
Luka menghela nafas lelah dan kemudian membelai kepalaku, "Jika aku menyuruhmu untuk pergi, pergi dan lari lah!" ucap Luka dan kemudian menarikku masuk kedalam ruangan D3.
"Waw!" ucap Rendy melihat apa yang di lakukan Luka.
Plak!!
Jessica menempeleng kepala Rendy, "Berhentilah mengatakan WOW WOW berulang kali!"
Rendy mengusap kepalanya dan mengerutu.
----
Di dalam ruangan yang kami masuki terdapat empat orang yang memakai baju serba putih, dan hanya ada satu wanita di dalamnya. Wanita itu berambut pirang, tubuh pendek dan langsing, bibir merona dengan wajah yang sangat cantik. Wanita itu berlari dan langsung memeluk Luka. Dan saat itulah aku bisa memastikan bahwa dia adalah Syari. Luka hanya diam dan tidak membalas pelukan itu.
"Luka, aku merindukanmu," lirih wanita itu di pangkuan Luka.
Rendy berjalan ke arah Syari, dan menarik Syari dari Luka. "Kalian menginformasikan kepada Zeon bahwa kami harus memasuki D3, tapi kenapa pintu ruangan D1 yang kalian buka?!" tanya Rendy dengan nada jengkel
"Maaf, untuk itu. Kami melakukan itu agar kalian membersihkan zombie yang ada di depan ruangan D3." Lelaki yang menggunakan kacamata angkat bicara.
Duagh!!!
Zeon memukul lelaki berkacamata itu dengan keras, sehingga lelaki itu terlempar.
"Alfred!" teriak Syari dan berlari kearah rekannya, "Zeon! Kenapa kau memukulnya?"
"Apakah kau mau menggantikannya Syari?" tanya Zeon dengan nada marah.
"Kalian hampir membuat kami mati di sana, bagus sekali!" ucap Tesya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wishes
AkčníSeorang gadis yang berharap dunia ini hancur. Gadis yang bernama Maura Alexia mengharapkan dunia yang ditempatinya ini hancur dan semua manusia yang ada didunianya lenyap. Namun apa jadinya jika apa yang diharapkannya itu benar-benar terjadi? Bisaka...