Naya pov
Pagi ini dibuka dengan lawakan adek gua yaitu si kiyong. Kiyong kan lagi maen tadi terus dia teriak teriak mulu.
"Ma.... Mama.... Maamaaa" teriak kiyong di depan rumah, gua yang kesal pun keluar bersamaan dengan mama yang dari dapur.
Dan kini kiyong sudah diruang tamu berdiam diri sambil menangis
"Kenapa sih yong?" Ucap gua kesel
"Kiyong kenapa? Kok nangis" mama udah menjajarkan tingginya dengan kiyong.
"Kiyong diledekin ma, hiks hiks" gua duduk di sofa ruang tamu.
"Emang diledekin apa? Kamu nakal gak ?" Ucap Gua yang kini angkat bicara sambil memperhatikan handphone yang sedang gua pegang.
"Sini sini" mama memeluk kiyong, dan berkata.
"Kok kiyong bau sih?" Ucap mama menjauh kan melepas pelukannya dan menjauh
"Ih mamaaaa, sama aja kayak temen kiyong!" Ucap kiyong merajuk.
"Hahaha, liat ma belakang pantatnya ada sesuatu." tawa gua pecah, setelah menyadari si kiyong pup dicelana.
Mama pun melihat dan segera membawa kiyong kekamar mandi.
Adek sapa sih, hurobi.
°°°
Sore ini gua diajak mingi buat ketemu dan gua mengiyakan karna ada yang pengen gua omongin juga.
Matcafy tempat gua sama mingi janjian
"Udah aku pesenin, matcha kan" ucap mingi manis dan gua cuma tersenyum paksa.
"Gimana bisa dia berubah 180° |lagi setelah kejadian kmaren" batin gua
5 menit keheningan melanda, gua juga cuma menunduk sesekali mengcek handphone.
"Nay maaf ya" mingi menatap gua sayu, sambil sesekali mengaduk coffee didepannya.
"......gua udah salah, dan.."
"Gi.." ucap gua memotong pembicaraan dan kali ini gua mantap dan yakin dengan perasaaan kali ini.
"Udah gua maafin kok gi, seberapa banyak kesalahan lu gua selalu maafin kan? karna gua sayang sama lu" ucap gua yang membuat mingi senang.
"Nay, beneran? Makasih nay gua juga sayang sama lu" mingi memeluk gua kencang.
Gua melepas pelukan itu
Plak
Tamparan mendarat di pipi mulus mingi, dan mingi memperhatikan gua gak percaya.
"Tapi itu dulu, sayang gua sama lu udh lama hilang gi dan sekarang kita putus" ucap gua yang udah menahan air mata dan pergi ninggalin mingi dari coffee shop tersebut.
Gak tahu kenapa kaki gua berjalan tanpa arah dan berhenti di salah satu jembatan ditengah kota.
Rasa marah dan senang karna sudah memutuskan mingi kini menjadi satu, gua terduduk jatuh di antara pagar membatas jembatan dan memeluk lutut beriringan dengan tangisan tanpa henti.
Tanpa mengubris orang lalu lalang yang ingin melihat Sunset disore ini.
Gua mengeluarkan kotak music pemberian mingi ditas dan ingin membuangnya ke laut di bawah jembatan.
"Jangan!" Ucap salah satu laki laki menahan tangan gua.
Gua yang lemas pun tak bisa melawan, tangan itu semakin kuat mengengam tangan gua dan ternyata hyunjin.
"Jangan dilempar, nanti kotak musicnya kasian mati" ucap hyunjin menyimpan kotak music kembali di tas gua.
"Biarin, gua lebih pengen yang ngasih kotak music itu matiiiii... Hiks hiks" tangis gua kembali pecah sambil memukul dada bidang hyunjin.
"Hus... Jangan ngomong gitu, tenangin diri dulu" hyunjin membawa gua di dalam pelukannya tapi gua nambah nangis disertai dengan sesegukan di ujung tangis.
"M- makasihh" ucap gua
"God, plz berhentikan waktu. Aku ingin menikmati pelukan hangat ini, ini seperti xanny" batin naya.
____________
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Hyunjin; Xanny
Teen Fiction-𝙝𝙮𝙪𝙣𝙟𝙞𝙣 °𝐰𝐡𝐚𝐭 𝐢𝐬 𝐢𝐭 𝐚𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐭𝐡𝐞𝐦? °𝐢 𝐦𝐮𝐬𝐭 𝐛𝐞 𝐦𝐢𝐬𝐬𝐢𝐧𝐠 𝐬𝐨𝐦𝐞𝐭𝐡𝐢𝐧𝐠. ©2019