11. rumah

3K 890 167
                                    

rupanya kenangan dari umur sembilan tahun masih tercetak jelas di ingatan seongwoo.

kenangan yang pertama kali dalam seumur hidup, membuat seongwoo takut untuk kembali ke rumah.

seongwoo merasa hidupnya sudah rusak saat ia menginjak umur sepuluh tahun.

selama tujuh tahun pula, hidupnya bagaikan rollercoaster yang diombang-ambingkan oleh kedua orang tuanya.

seongwoo hidup sampai umur tujuh belas tahun dengan cacian, hinaan, pukulan, kekerasan dari kedua orang tuanya.

sebenarnya hanya dari mama seongwoo saja, karena mama seongwoo sering sekali melampiaskan amarahnya kepada seongwoo.

tapi seringkali, saat pekerjaan papa seongwoo membuatnya jadi stres, seongwoo juga yang menjadi pelampiasan papanya.

semua itu berlangsung selama tujuh tahun dan seongwoo sudah terbiasa akannya.

setiap hari ia ke sekolah dengan keadaan memar-memar, tidak jarang juga ada bekas goresan-goresan di sekitar lengannya.

dan sudah terbiasa juga bagi seongwoo mendapat tatapan-tatapan yang menganggapnya aneh, atau mungkin orang-orang memang hanya tidak mau saja berurusan dengan seongwoo.

prang

gelas itu pecah lagi. entah sudah yang ke berapa kalinya gelas pecah, seongwoo akan membelinya, dipecahkan lagi, beli lagi, dan begitu seterusnya.

"seongwoo kamu tau ga? kayaknya mama nyesel deh udah ngelahirin kamu," ujar mamanya yang sekarang sedang meminum sebuah botol soju.

"iya, iya, seongwoo tau ma," balas seongwoo cuek sambil membersihkan pecahan gelas yang berserakan di lantai.

prang

sekarang giliran botol soju yang dipegang mamanya, melayang ke kepala seongwoo.

seongwoo mengaduh kesakitan, merasakan darah mengalir dari kepalanya.

"udah sana, mama ga mau ngeliat kamu di hadapan mama," seru mamanya sembari masuk ke dalam kamar.

tak jarang juga mama dan papanya itu bertengkar setiap malam. membuat seongwoo jadi kesulitan untuk tidur.

seongwoo mengeluh setiap kali ia harus terbangun saat malam dimana mama dan papanya sedang bertengkar.

rasanya seongwoo sudah benar-benar muak. sifat orang tuanya itu benar-benar tidak bisa dirubah olehnya.

anehnya, mereka berdua tetap saja berbaikan di pagi harinya. merasa seperti tidak ada apa-apa yang terjadi semalam.

luka di tubuh seongwoo saja tidak dibahas sama sekali baik oleh mama maupun papanya. tidak ada yang menyadari, atau mungkin tidak ada yang peduli.

hari ini, seongwoo sudah memutuskan. bahwa ia tidak bisa lagi tinggal dengan kedua orang tuanya.

jam sudah menunjukkan pukul tiga subuh. mama dan papa seongwoo sudah tidak ribut lagi, mereka sudah masuk ke dalam kamar masing-masing.

seongwoo keluar dari kamarnya, membawa tas ransel hitam besar sambil memakai topi dan masker hitamnya.

mengambil sebuah jerigen minyak yang ia sudah siapkan dari hari-hari yang lalu.

seongwoo melancarkan aksinya. ia menuangkan minyak itu ke segala penjuru rumah, bahkan yang paling banyak ia tuangkan ke depan pintu kamar kedua orang tuanya.

setelah semua isi rumah telah penuh oleh minyak, seongwoo keluar dan mulai menyalakan korek api.

"maaf ma, pa, karena seongwoo udah lahir di dunia ini. tapi gimana ya? seongwoo udah muak sama semua ini." gumam seongwoo.

seongwoo mulai menjatuhkan korek api itu ke rumahnya, dan api besar mulai merambat menyelimuti rumah itu.

"makasih karna udah bikin anak kalian, ong seongwoo, jadi seorang pembunuh."

terdengar suara-suara teriakan kebakaran dari tetangga-tetangga, dan seongwoo pun segera pergi meninggalkan rumah yang sudah membuat kenangan buruk untuknya.

flashback off

let him sleep | seongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang