my past

27 8 0
                                    

"Aku Lucas, masa kamu lupa sih? Kan Hari ini kita akan ke Gelaise. Makanya aku pulang dari Boarding School." ucapnya yang membuat ku tak paham dan tambah bingung.

"Lucas?? Kamu disini rupanya, ayo nak ibu ingin memberi tahu kamu sesuatu." Ajak ibu Laxier yang tiba-tiba muncul entah darimana.

Lucas pun menurutinya dan mengikuti kemana ibu Laxier pergi. Sebelum terlalu jauh ibu Laxier berteriak. "Kairen, mandi lah dan lakukan aktivitas tanpa keluar rumah." Perintah ibu Laxier sambil berteriak.

Aku pun menurutinya dan menaiki anak tangga lalu menyusuri koridor hingga sampai tepat didepan pintu pink yang dihiasi namaku. Aku membuka pintu tersebut lalu masuk kedalamnya.

Aku memasuki kamar mandi yang berada di dalam kamar tidurku lalu segera membersihkan diri.

Tak lama setelah aku mandi, aku pun berjalan menyusuri koridor dan terhenti di tangga karena mendengar obrolan ibu Laxier dengan Lucas.

"Ibu membuatnya lupa segala-galanya agar kita bisa dengan mudah mengambil tahtanya setelah kalian menikah." Ucap ibu Laxier yang membuatku terkejut. Aku pun kembali kekamar dengan lari kecil lalu segera mengunci pintu kamar.

Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan, sekarang aku terjebak didalam rumah oramg yang berniat jahat padaku. Menyedihkan memang, tapi begitu adanya. Hari ulang tahun paling tidak membahagiakan seumur hidupku.

Tok...tok...tok...
Bunyi ketukan di jendela kamar ku, akupun terkejut. Karna kamarku berada di atas bagaimana bisa seseorang menggapainya?
Aku sedikit ketakutan dan akhirnya melihat siapa orang yg mengetuk jendela ku.

"Bibi?" Tanya ku dalam hati setelah melihat sosok yang mengetuk jendela kamar ku. Terlihat bibi Vinna dengan sayap berwarna biru terang yang sangat memukau. Aku pun langsung membuka jendela tersebut dan mempersilahkan bibi Vinna masuk.

"Bibi kok tahu ini kamarku?" Tanya ku

"Bibi tadinya menunggu mu di danau, lalu karna bibi bosan bibi berkeliling dengan menggunakan kekuatan bibi agar tak terlihat. Lalu bibi melihatmu memasuki kamar ini, makanya bibi mengetuk jendelanya." Ujar bibi
"Ada apa? Kamu terlihat sedih." Lanjutnya

Aku pun menceritakan pada bibi apa yang kudengar tadi di tangga. Bibi pun terkejut dan mengajakku kembali ke Gelaise, yang bahkan aku tak tahu apa Gelaise itu. Bibi menggendongku lalu terbang keluar dan pergi ke dermaga di danau. Sesampainya di danau, akupun turun dari gendongan bibi.

"Tom, Alex! Buka gerbangnya!" Perintah bibi Vinna sedikit berteriak. Tom dan Alex baru saja mengeluarkan cahaya kuning dari tangan mereka berdua tiba-tiba ibu Laxier datang bersama Lucas.

"Hahaha, kau pikir semudah itu lolos dari ku? Kau salah Vinna bodoh!" Ujar ibu Laxier sambil tertawa jahat.

Terlihat Lucas berada di sampingnya. Lucas menatap ku lalu tersenyum. Ia mendekati ku dan menarikku. Sekarang aku berada di antara Lucas dan ibu Laxier. Lucas memegang tangan ku dengan erat, lalu mengunci ku di pelukannya. Aku meronta tapi aku kalah kuat dengan tenaganya.

"Pergi lah Vinna, aku akan membawa anak ini ke Kota. Jika kau tak mau berperang, maka mengalah lah terlebih dahulu. Aku tak akan menyakitinya." Ucap ibu Laxier sambil mengelus rambut panjang ku.

Lucas melepas pelukannya lalu menuntun ku. Aku melihat ke arah bibi Vinna. Terlihat bibi Vinna mengucap "bibi akan menjemputmu." Tanpa bersuara.

Kami pun masuk ke dalam rumah yang makin terlihat suram itu. Ibu Laxier pergi ke kamarnya. Lucas menuntunku hingga kamar ku, ia pun membereskan barang-barang ku lalu memasukkannya ke dalam koper. Aku hanya duduk terdiam diatas kasur. Sesekali ia melihatku lalu tersenyum seakan tak ada yang harus dikhawatirkan. Aku hanya membalasnya dengan raut wajah sedih.

Tak lama kemudian, ia selesai membereskan barang-barangku. Ia berjalan sedikit lalu duduk disampingku. Tersenyum manis lalu memegang tanganku.

"I will protect you, cause i love you." Ucapnya

Aku hanya tersenyum. Sejujurnya aku tak ingin tersenyum, ya bagaimana. Jelas jelas itu adalah omong kosong. Bagaimana mau melindungi ku, dia kan berniat jahat padaku.

Terdengar ibu Laxier memanggil. Kami berdua pun turun, Lucas membawa koper yang berisi barang ku. Ibu Laxier merangkul ku lalu berbisik "Turuti apa kataku, dan kau takkan ku lukai."

Tak lama kemudian kami keluar dari rumah dan menaiki mobil. Lucas duduk disampingku. Aku menatapnya. Ia pun tersenyum terhadap ku lalu memegang tanganku.

"Ehm, kita akan kemana bu?" Tanya ku tanpa ragu
"Kita akan pergi ke kota.....

Bersambung dulu eakk><
Jangan lupa vote ya gaess
Maafkan typo bertebaran
Maafkan kalo ga ngefeel
Maafkan maafkan
Kritik dan sarannya boleh lohhh
Vote yaaa!!!!
Makasii

UndergroundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang