Rura dan diana menunggu ray di lobby perusahaan, setelah beberapa menit kemudian ray pun telah selesai dari meetingnya dan mengajak rura berjalan jalan di kota Batavia.
"Rura, apa kamu mau jalan*elihat area kota?" tanya ray.
Rura memandang wajahnya diana, diana menganggukkan kepala, melihat itu rura juga menanggukan kepalanya.
"Baiklah, ayuk kita berangkat!" ucap ray.
Mereka berjalan berkeliling kota dan singgah di tempat sebuah karnaval, rura kebingungan dengan suasana yang begitu ramai dan bising.
"Ray, sepertinya dia belum terbiasa dengan suasana ini?" bisik diana.
"Iya, kita harus membiasakan ini kepadanya!" ucap ray.
Rura melihat lihat sekelilingnya dan perhatiannya teralihkan ke penjual popcron di karnaval tersebut karena begitu byk anak* yg sepertinya sedang membeli itu, rura mendengar suara seorang anak yang mengucapkan kata Popcron sehingga tanpa ia sengaja rura mengucapkan kata Popcron juga.
"Popcron..." ucap rura.
"Heiii, apa kmu mau popcron?" tanya diana.
Rura mengangguk karna ia penasaran dengan itu.
"Baiklah, aku akan membelikan satu untukmu!" ucap ray.
Ray memberikan popcron tersebut ke rura, rura merasa kebingungan melihat bentuk popcron yang aneh.
"Ayo dimakan!" perintah ray.
Rura memakan popcron tersebut.
"Bagaimana rasanya?" tanya diana.
Rura tersenyum dan mengangguk karena popcron yg ia makan terasa sedap baginya. Dengan lahapnya rura menghabiskan popcron itu dengan sekejap saja.
"Ray, dia menyukainya" ucap diana bahagia.
"Iya diana" jawab ray.
Terjadi suatu hal di karnaval tersebut, diaman sebuah area sirkus terbakar sehingga membuat ray, rura dan diana menuju tempat tersebut.
Sesampainya disana...
"Astaga, cepat panggil damkar!" teriak ray.
Ray melihat seorang ibu* yang sedang menangis melihat kebakaran tersebut, ray menyuruh diana dan rura agar tidak mendekat diarea tersebut.
"Ada apa ibu?" tanya ray.
"Tuan tolong... Anak saya terjebak di dalam sirkus!" pinta ibu tersebut.
"Astaga,... Bagaimana apinya semakin membesar?" ray bingung.
Rura mendengar hal tersebut, sehingga ia harus bergerak cepat untuk menyelamatkan anak tersebut.
Rura segera pergi diam" dari diana.
Ray melihat rura pergi memasuki sirkus yang terbakar tersebut, dan mencoba memanggil rura.
"Rara..." teriak ray.
Diana kaget dan melihat rura sudah tidak ada di sampingnya.
"Kemana dia?" panik diana.
Ditengah panasnya kobaran api rura bersusah payah untuk mencari anak kecil tersebut, rura mendengar suara tangisan dan mencari dimana suara tersebut berasal dan berhasil menemukan anak tersebut.
Kobaran api makin membesar, ryra bersasama anak kecil tersebut sedikit terjebak karena reruntuhan sirkus yang terjatuh dari atas, rura memikirkan bagaimana cara untuk keluar dari tempat tersebut.
"Astaga, rara.... Ayo keluar dari sana!l teriak ray khawatir.
"Ray, lihat itu!" diana.
"Anakku...." ibu* menangis.
"Tidak.... Rara tidak akan selamat...!" ray pasrah.
Rara mengangkat reruntuhan yang berat tersebut dengan tangan kosongnya dan berhasil melewatinya, ray segera memasuki area sirkus tetapi dihalingi oleh ptugas damkar yang sudah datang dan mengamankan area tersebut.
Semua warga begitu tegang dengan kejadian tersbut, dan kaget melihat rura keluar dari kebakaran tersebut dengan menggandeng seorang anak kecil yang terjebak tersebut.
"Rara...." teriak ray menembus pengamanan.
"Itu anakku, lia...." teriak ibu*.
"Lia menghampiri ibunya dan memeluknya, sementara ray memeluk rura.
"Apa yang kmu lakukan nak?" ray khawatir.
Diana datang menghampiri ray bersama ibu* tadi.
"Nak, kmu tidak apa*?" tanya diana khawatir.
"Terimakasih nak, kmu telah menyelamatkan anak saya!" ucap ibu*.
Rura tersenyum kepada ibu* tersebut
Semua orang terharu dengan aksi heroik nya rura. Api berhasil di padamkan. Ray dan diana segera membawa rura pulang.
"Tuan ray, anak anda begitu pemberani!l ucap petugas damkar.
"Terimakasih pak" ucap ray kebingungan.
Next komen👇
KAMU SEDANG MEMBACA
"RURA" Fighting To Justice
ActionRura (Rara Lida) seorang anak yang dibuang oleh orangtuanya ke sebuah sungai di hutan belantara, Rura di temukan di aliran sungai oleh sekawanan rubah cerdas yang kemudian diadopsi.