"Woohyun.."
"Sayang,, ada apa..?"
"Sayang buka pintunya.."
Woohyun terus mengacuhkan suara ibunya yang sejak tadi terus memanggilnya dari balik pintu kamarnya yang sengaja ia kunci. Woohyun tau sikapnya ini sangat tidak sopan tapi saat ini ia benar-benar butuh waktu sendiri. Ia memerlukan ruang untuk sejenak berpikir. Tentang apa yang baru saja terjadi.
Woohyun merasakan pikirannya kini benar-benar kacau. Kenapa Sunggyu bisa sampai mengetahuinya? Darimana ia mendapatkan buku hariannya itu? Bukankah berarti selama ini Sunggyu sudah tahu isi hatinya. Berbagai pertanyaan terus berputar dikepala Woohyun.
Namun dari semua itu ada satu yang sejak tadi terus ia pikirkan. Pernyataan Sunggyu. Sunggyu mengatakan cinta padanya. Benarkah itu? Sungguh-sungguh kah ia? ataukah ia hanya kasihan saja padanya setelah membaca buku itu. Si bodoh yang dengan konyolnya telah mencintai sahabat kecilnya sendiri, bahkan setelah bertahun-tahun. Woohyun hanya bisa tertawa miris ketika mengingat kenyataan itu.
Woohyun mencengkram rambutnya kuat ketika merasakan kepalanya yang mulai berdenyut. Ia sangat bingung sekarang. Ia malu, ia takut, ia sedih, ia harus bagaimana. Perlahan Woohyun menolehkan kepalanya kesamping menatap sebuah foto. Sebuah foto yang menampilkan dua sosok yang saling berpelukan. Woohyun ingat foto itu diambil beberapa tahun lalu saat mereka sedang berlibur ke Belanda. Jinki..
Ya, ada Jinki, Woohyun tak boleh lupa akan hal itu. Jinki adalah calon suaminya. Pria yang selama ini selalu setia dan sabar ada disisinya dalam kondisi apapun. Selalu mendukungnya, menggenggam tangannya, mengusap air matanya. Jinki lah yang selama ini melakukannya. Woohyun tidak mungkin egois bukan.
Dan pantaskah ia meninggalkan pria baik yang selama ini selalu bersamanya dan mencintainya dengan tulus hanya demi seorang pria lainnya yang bahkan baru saja muncul. Malah mungkin seharusnya Woohyun sudah lama melupakan pria itu. Pria itu yang meninggalkannnya tanpa kata, tanpa salam perpisahan. Kemudian selama bertahun-tahun ia hilang bak ditelan bumi. Lalu jika kini ia tiba-tiba datang kembali dan menyatakan cinta padanya bukankah itu terlalu mudah baginya jika Woohyun dengan tersenyum akan menerimanya lalu meninggalkan Jinki.
Bukankah selama ini hanya Jinki. Jinki yang bersamanya ketika masa-masa sulitnya. Lalu Kemana Sunggyu? Pria itu tak pernah ada disisinya. Bukankah ia yang sebenarnya telah meninggalkan luka dihati Woohyun. Hingga membuatnya menderita selam ini.
Namun kenyataannya memang sebaliknya. Sunggyu mungkin memang benar-benar akan menertawakan atas kebodohan dan kekonyolannya. Bagaimana bisa ia memendam rasa pada Sunggyu. Dulu mereka bahkan hanyalah anak-anak. Namun sekali lagi perasaan itu tidak bisa Woohyun cegah. Perasaan itu sialnya malah semakin kuat hingga detik ini. Woohyun masih mencintai Sunggyu.
Ketika perasaan itu semakin kuat semakin ia kembali ingat akan satu hal..
Jinki..
Woohyun tidak bisa hanya memikirkan perasaannya saja. Jinki adalah pria baik. Dan Woohyun akan sangat bodoh jika meninggalkan Jinki hanya demi pria lainnya yang tidak jelas perasaannya. Mungkin saja Sunggyu hanya main-main bukan. Ditambah, dibalik semua ini juga ada dua keluarga yang tidak bisa begitu saja Woohyun abaikan. Ia tidak mau menjadi anak yang melawan orang tuanya. Ia sudah besar dan ia sudah diberikan tanggung jawab yang tak bisa diabaikan. Woohyun sangat menyayangi orang tuanya maupun orang tua Jinki. Merekalah yang selama ini selalu memberikannya kasih sayang.
Ya, Woohyun memutuskan ia akan melupakannya..
Perasaan itu akan ia buang jauh-jauh..
KAMU SEDANG MEMBACA
Under A Tree [√ COMPLETED]
Fanfickebersamaan itu berlangsung singkat.. kebersamaan itu menciptakan kebahagiaan namun juga kesakitan.. tapi kembali ini hanyalah permainan takdir.. kembali sebuah cinta yang suci harus diuji.. mampukah itu terlewati dan berakhir bahagia.. atau sebalik...