BAB 4 : Seorang Gadis Pemarah

40 9 0
                                    

Chris melirik arloji di tangannya, sudah pukul 3 sore. Setelah mengujungi makam Mary, Chris mengajak anak-anaknya untuk makan di sebuah restoran terdekat. Barusan dia mendapat telepon dari kantor mengenai dirinya yang mendapat promosi dan kenaikan jabatan menjadi Manager Of Marketing, dia tidak terlalu menyukai hal itu walau gajinya jauh lebih besar. Otomatis, Chris harus membutuhkan pengasuh untuk anak-anaknya. Setidaknya pengasuh untuk Si Kembar dan anak bungsunya, Emily. Dia yakin dua anaknya yang tertua sudah mampu mengurus diri mereka masing-masing, kecuali makanan mereka. Dan hari itu juga dia menghubungi sebuah tempat penitipan dan penyewaan pengasuh, sahabatnya Rickon Beale memberikannya alamat tersebut beserta nomor teleponnya.

         KidSitter.                    

         Pengasuh akan datang dua hari kemudian sesuai dengan jadwal yang di tetapkan manajer KidSitter. Jadi, Chris harus ke tempat itu untuk mengisi formulir dan menandatangani beberapa kertas sekedar formalitas sekaligus bertemu untuk bertatap muka dengan pangasuh baru anak-anaknya.

         Diharapkannya si pengasuh memiliki pengalaman yang cukup baik untuk mengurus anak-anak nakal, dia ingat saat terakhir menyewa pengasuh anak dan membuat pengasuh tersebut lari terbirit-birit karena Harry bekerja sama dengan Adreanna memasukkan kodok gemuk ke dalam baju si pengasuh. Hari itu pula dia mengundurkan diri. Kata Adreanna, pengasuh terakhir mereka sangat kejam jika ayah mereka tidak ada di rumah dan berbaik-baik hati saat ayah mereka di rumah. Chris juga merasakan hal demikian, pengasuh terakhir mereka tampak menyimpan perasaan padanya. Jadi, Chris tidak terlalu peduli jika si pengasuh mengundurkan diri karena ulah anaknya.

         "Dad akan menyewa pengasuh? Aku tidak mau dirawat oleh pengasuh lagi." keluh Adreanna. Pandangan tajamnya menatap iris ayahnya.

         "Ayah tidak akan berada di rumah sesering mungkin seperti hari-hari lain, Anna. Lagipula, siapa yang akan mengurus keperluan Emily dan Si Kembar jika bukan ayah? Maka dari itu, ayah  menyewa pengasuh." bujuk Chris.

         "Tapi mereka itu seperti monster!" kata Adreanna agak keras, pengunjung di restoran itu tampak penasaran dan mencuri-curi pandang, membuat Chris kikuk dan meminta maaf dengan ekspresinya.

         "Ayah sudah membaca reputasi KidSitter, mereka menyewakan pengasuh yang baik dan tidak seperti yang lain. Bagaimana kalau besok kau ikut dengan ayah untuk pergi ke tempatnya dan melihat pengasuh baru kalian?" Senyum Chris tampak sayang.

         Mulut Emily belepotan saus pasta, Charles langsung membersihkannya. Adreanna tampak menimbang-nimbang permintaan ayahnya dan mengangguk sesudahnya.

         "Anak pintar." kata Chris dengan senyum puas.

         "Aku juga ingin ikut!" kata Emily seraya menatap polos ayahnya.

         Chris mengangguk. "Okay, hanya kalian berdua? Harry, Barry? Tidak ingin ikut dengan ayah besok?"

         Harry menggeleng pelan.

         "Tidak, Dad. Charles mengajak kami jalan-jalan di Taman Kota besok." sambung Barry dan kemudian menyantap makanannya lagi.

         "Tumben sekali. Biasanya kami yang harus memaksa Charles untuk mengikutkan kami." kata Harry. "Benarkan, Charles?"

         "Bisakah kau diam?" keluh Charles kesal, memasang tatapan horor pada adik di depannya dan memutar-mutar sumpit di tangannya.

         "Apapun rencanamu, Charles. Kuharap kau tidak menjahili adik-adikmu."

         "Tentu saja tidak." protes Charles tidak terima dengan tuduhan Ayahnya.

         "Tapi tenang saja, Dad. Charles tidak bisa menjahili kami berdua karena sebelum dia melakukannya, kupastikan kami akan tahu lebih dulu." sahut Harry percaya diri.

SPRINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang