||
||
||
||Seva menghentak hentakan kakinya kelantai, ia sangat kesal dengan perlakuan Rainer dkk.
"Awas aja tuh orang!" ucap Seva seorang diri.
Bruukk
Seva merasakan benturan cukup keras pada keningnya.
"Aww!" ringis Seva keras.
"So-sorry gue gak sengaja,lo gak papa?" ucap seseorang yg telah menabraknya, atau mungkin bisa saja Seva yg menabraknya.
"Apanya yg gak papa! Sakit tau!" sungut Seva tanpa melihat ke orang itu.
"Coba liat" ucap seseorang itu.
"Nih!" Seva mendongak memperlihatkan keningnya.
"What!!" kaget Seva menatap cowok yg kini tengah menatapnya bingung.
Jantung Seva hampir melompat dari tempatnya. Rasa senang bercampur malu karena sudah marah marah pada cowok itu. Karel Regara, cowok yg telah menabrak Seva yg membuat kening Seva sedikit memerah.
Karel sedikit menghela nafas gara gara mendengar suara Seva yg super keras.
"Kecil kecil suaranya kenceng juga yak" kekeh Karel.
Seva yg mendengar ucapan manis Karel tersipu malu, manis bagi Seva. Seva merasakan wajahnya kini memanas.
"Ma-maaf kak" ucap Seva merasa tidak enak.
Karel menaikan satu halisnya.
"Kan gue yang salah"Seva menggeleng cepat.
"Aku yg salah kak""Yauda deh kalo maksa" ucap Karel menahan tawa.
Seva bengong mendengar ucapan Karel.
"Haha canda kok, gue yang salah maaf yak" ucap Karel dengan tawa renyahnya.
Seva tersenyum mengangguk, ia merasakan kupu kupu berterbangan di hatinya.
"Astaga mimpi apa gue" pekik Seva senang dalam hatinya.
"Yauda gue duluan" ucap Karel kemudian melangkah pergi meninggalkan Seva.
"Iya kak" balas Seva tersenyum.
Seva berlari menuju kelasnya sesekali bersenandung kecil.
"Astaga Seva!!" pekik Raya saat Seva memasuki pintu kelasnya, 10 IPA I.
Seva menyengir kuda memperlihatkan gigi gingsulnya yg berada disebelah kanan.
"Lo gak papa kan? kak Rai gak macem macem kan sama lo?" tanya Raya khawatir.
Seva menggelengkan kepalanya sambil terus tersenyum.
"Seva lo kenapa sih?" tanya Raya merasa aneh. "Heran deh gue sama lo yg tiba tiba seseneng ini padahal pas gue tinggal muka lo pucet banget."
"Gue lagi seneng" ucap Seva riang.
Raya memincingkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside You
Teen FictionDulu waktu kecil mama bilang kalo makan, nasinya harus habis kalo gak habis nanti nasinya nangis sekarang baru kepikiran mungkin nasinya nangis karena merasa disia-siain. "nangis aja gak papa,disia-siain emang gak enak" -Sevana Rachelin