||
||
||
||
||Rainer melangkahkan kakinya santai menuju kamarnya dilantai dua.
"Rai" panggil seseorang membuat langkahnya terhenti.
"Eh, papa" jawab Rainer kikuk.
"Dari mana kamu jam segini baru pulang?" tanya papanya santai.
"Biasa pah latihan basket"
"Eh" papanya menatap Rainer bingung.
"Sejak kapan kamu ikut basket lagi?" lanjutnya.
"Cuma main main aja kok, pah"
Papanya menarik nafas pelan.
"Sini papa mau ngomong"
Rainer melangkahkan kakinya mendekat ke arah papanya duduk dan ikut duduk disebelahnya.
"Mm dari mana nih papa harus bicara" ucap papanya bingung.
"Yak elah pah ngomong aja sih, kayak mau ngomong sama Presiden aja mesti mikir" cletuk Rainer yg membuat papanya tertawa lepas.
"Rai,kalo papa nikah lagi kamu setuju gak?" tanya papanya hati hati.
Rainer memasang wajah kaget yg membuat papanya merutuki ucapannya dalam hati.
Sedetik kemudian Rainer tertawa terbahak bahak yg membuat papanya bingung.Dan ini adalah pemandangan yg jarang sekali dilihat oleh papanya.
Rainer tertawa lepas lagi karena semenjak mamanya sudah tak bersamanya lagi, ia jarang sekali tertawa bahkan tersenyum. Rainer menjadi sosok pendiam dan jarang mau berbicara panjang.
"Kamu ngetawain papa ceritanya"
Rainer berhenti tertawa.
"Emang masih ada yg mau sama papa?" tanya Rainer menahan tawa."Jahat kamu Rai, papa kamu ini kan masih sangat muda dan gagah" ucap papanya bangga.
Rianer mencibir
"Siapa orangnya?""Suatu saat papa bakalan kenalin ke kamu Rai"
"Siap komandan"
"Berarti kamu setuju setuju aja kan kalo papa nikah?"
"Kenapa enggak, Rai juga rindu sosok mama dirumah ini" ucapnya dengan senyum menerawang sedikit mengenang mamanya.
Papa rai menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
***
dikantin sekolah Rainer dkk tengah asik mengobrol.
"Serius lo Rai!" sentak Zian karena kaget.
Rainer menganggukkan kepalanya.
"Gimana orangnya?" kali ini Dika yg bertanya.
Rainer mengedikan bahunya.
"Gue belom pernah ketemu" tuturnya.Teman temannya hanya mengangguk kan kepalanya mengerti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beside You
Teen FictionDulu waktu kecil mama bilang kalo makan, nasinya harus habis kalo gak habis nanti nasinya nangis sekarang baru kepikiran mungkin nasinya nangis karena merasa disia-siain. "nangis aja gak papa,disia-siain emang gak enak" -Sevana Rachelin