Part (5)

6 1 0
                                    




"Seva lo kenapa sih?"

"Hm"

"Lo lagi ada masalah? Cerita elah.."

"Hm"

"Lo gak pengen ke kantin gitu liat kak Karel?"

"Hm"

Raya menghela nafas lelah, sedari tadi yg diajaknya ngobrol hanya ham hem ham hem tidak jelas.

"Gue capek ah ngomong sama patung." ucap Raya menahan kesal.

"Seva lo harus dengerin gue, gue ngambek sama lo!" ucap Raya sedikit kesal.

"Seva astaga!" kesal Raya karena Seva tidak mengindahkan ucapan sahabatnya yg sedari tadi mengamuk disampingnya.

Lima menit sudah mereka berdiaman.

"Seva lihat deh kayaknya itu kak Rainer!" ucap Seva sedikit berteriak namun siapa sangka karena ucapannya barusan, Seva langsung mencari sosok yg tadi disebut oleh Raya.

"Raya memincingkan matanya"

"A-aa i-itu" ucap Seva gelagapan karena Raya menatap Seva dengan pandangan aneh.

"Lo lagi mikirin kak Rai,hm?" tanya Raya mengintimidasi.

Seva menggeleng cepat.

"Jangan bohong deh, keliatan dari ekspresi lo barusan"

"Gue cuma--"

"Cuma apa?"

"Cuma merasa bersalah sama dia" ucap Seva pada akhirnya.

"Emangnya lo ngelakuin kesalahan apa sama dia?"

Seva menggeleng.
"Keinget aja sama luka ditangannya"

"Astaga Seva! Jadi dari tadi lo bengong karna mikirin itu?"

Seva menganggukan kepalanya.

Raya menepuk keningnya.
"Seva dia itu terluka karna ulah nya sendiri, dan itu bukan kesalahan lo! Please deh lo jangan baper baper amat"

"tapi udah hampir seminggu dia gak bikin ulah sama gue"

"Jadi lo pengen banget gitu, digangguin sama iblis sekolah?!"

"Bukan gitu ih, gue tuh ngerasa aneh aja"

"Biarin aja itu kan berarti lo bisa bebas deketin kak Karel lagi"

"Udah deh, kantin aja akutu laper kamu gak ngerti ngerti deh" lanjut Raya lagi.

"Iya iya"

Seva dan Raya berjalan menuju kantin tak jauh didepan mereka sudah ada beberapa siswa yg menatap kearahnya dengan pandangan tidak biasa.

Seva sempat kaget namun Seva berusaha biasa saja sedangkan Raya cuek pura pura tidak melihat.

Saat Seva dan Raya hendak melewati kumpulan siswa tersebut lengan Seva dicekal oleh seseorang.

Beside YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang