Wibu Gak Suka Gudang Keles_-

455 20 12
                                    

Kiki terbangun di tempat yang tak asing baginya. Sebuah ruangan tempat menyimpan berbagai alat kebersihan. Apa lagi jika bukan gudang penyimpanan di sekolahnya. Dia kesusahan bergerak, sampai dia sadar jika kaki dan tangannya di ikat dengan sebuah tali yang cukup kuat.

Pintu gudang terbuka dan nampaklah Yogie bersama Vivi, bahkan juga Wafi dan Lensy.

Wafi mendekati Kiki "Gue nggak tau, ternyata kebiasaan lo suka ngebully anak masih aja nggak berubah! Gue nyesel tau. Dan lo harusnya juga tau gimana rasanya dibully!"dan

Kiki terkejut bukan main. Bagaimana kakaknya, keluarga satu-satunya membentaknya. Dulu, saat masih di Otaku Senior High School, Kiki memang bisa dibilang sebagai anak famous. Sehingga, Kiki pun kadang masih terlalu pilih-pilih dalam berteman. Tapi, sejak sahabatnya yang bernama Ryan meninggal dunia, dia lebih suka berteman dengan siapa saja, dan apa adanya. Wafi tidak tahu akan peruhana Kiki. Dia hanya tahu kebiasaan buruk Kiki dulu.

Plok

Plok

Dua buah telur mendarat mulus di kepala Kiki. Sang pelaku tertawa senang. "Yogie.." lirih Kiki. Sementara, si pemilik nama menampakan smirk nya yang sedikit, err menyeramkan:v

Air mata meleleh dari mata Kiki. "Kenapa sih kalian nggak percaya sama aku?! Aku udah enggak ngebully anak lagi!" Jeritnya pada semua anak di gudang tersebut.

Plakk

Satu tamparan mendarat di pipinya. Wafi sebagai pelaku menampakan wajah yang sangat merah karena marah. "Apa buktinya?! Bahkan lo udah mau ngebully Vivi di toilet sekolah. Terus apa bukti kalo lo gak gak ngebully anak lagi hah?! Dasar anak gak diharapkan!" Marahnya.

Kiki semakin terkejut bukan main mendengar kata makian kakaknya yang katanya dia adalah 'anak tidak diharapkan'. Dia mengingat-ingat perlakuan kakek neneknya dari pihak ayah ataupun ibunya lebih menyayangi Wafi daripada dirinya. Mereka selalu mengatai bahwa Kiki adalah anak tak diharapkan. Tapi, disana ibu Kiki sebagai ibu yang baik:v selalu melindungi Kiki dari makian keluarga dan kerabat-kerabatnya. Sampai sekarang, dia akan merasa biasa saja jika ada kerabat yang memakinya. Tapi berbeda dengan kali ini. Yang memakinya adalah keluarga satu-satunya, kakaknya sendiri bayangkan!

Kiki sudah pasrah. Dia membiarkan semua yang ada di sana melemparinya dengan telur. Dia hanya terus menangis dalam diam dan tetap memejamkan matanya. Sampai, dia sudah tidak merasakan lemparan telur lagi.

Wafi, Lensy, Yogie, dan Vivi berjalan keluar meninggalkan Kiki sendirian disana. Tak lupa, mereka juga mengunci pintu gudang tadi, dan mereka pulang ke rumah masing-masing tanpa Kiki.

Di gudang, Kiki mencoba melepaskan ikatan tali di tangan dan kakinya. Sampai, dia menemukan rak besi yang ujungnya sedikit lancip. Kiki menggoreskan berulang-ulang tali di tangannya pada ujung besi tadi. Dan HAP, tali ditangannya putus dan sesegera mungkin dia juga melepaskan tali di kakinya. Setelahnya, ia berlari keluar dari cendela gudang yang cukup untuk dia lewati.

Dia berlari sejauh mungkin dari lingkungan dimana banyak orang di sana. Ia berlari ke daerah apartemen tua di kota tersebut dan memasuki salah satu kamar berpemilik. Ia masuk dan memanggil si pemilik tempat. "Dane? Kamu di rumah?" Panggilnya.

Seseorang muncul dari balik pintu gudang kecil. Laki-laki berbadan sedikit kurus dan tinggi dengan rambut coklat dan mata hitam menghampiri Kiki. "Ah, Ki-chan?! Kenapa kamu?! Astaga apa yang terjadi? Kenapa badanmu seperti ini? Mandi dulu." Kata orang tadi dan memberikan handuk pada Kiki. Kiki menerima handuk tadi dan memasuki pintu kecil di sudut lain apartemen tersebut.

Si pemilik apartemen memasuki dapurnya dan membuat sebuah bubur juga sup hangat untuk Kiki. Dialah Dane. Dane Ellgio, sahabat lama Kiki yang sudah dia anggap seperti kakaknya sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wibu Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang