Chastity

216 14 2
                                    

Namaku adalah Chastity, aku adalah sang bungsu dari 7 kebajikan surgawi. Arti dari namaku adalah kesucian, dan sesuai namaku aku sangat benci pada hal-hal jorok. Aku biasa dipanggil kebajikan yang anti dosa, sebenarnya... aku jatuh cinta dengan salah seorang dosa. Aku ingin memberitahukan saudara-saudaraku, tapi apa dayaku? Jika mereka tahu, maka namaku sebagai kesucian tidak akan dianggap lagi.

“Chastity...? Kau sedang memikirkan apa?,” tanya seorang gadis.

“Oh.... maaf Casi aku hanya berpikir saja kok,” jawabku kepada seorang gadis. Gadis itu pun tersenyum padaku, “Cepatlah makan oke? Kalau tidak supnya akan dingin, dan dihinggapi lalat.”

“Oke.”

Casi merupakan seorang gadis yang menjadi saint-ku, dia sekarang masih berumur 10 tahun. “Chas... apakah kau murung seharian karena memikirkan kakak-kakakmu?,” tanyanya.

“Bisa dibilang gitu, sudah ratusan tahun aku tidak melihat mereka.”

“Memangnya kenapa kalian para roh bisa tercerai-berai?”

“Karena pertempuran melawan para dosa, kami para kebajikan kalah dan jatuh ke bumi.”

“Gitu ya... emang sih kalian akan kalah, gimana pun manusia lebih memihak dosa dibanding kebajikan.”

“Iya sih....”

“Casi...? Apakah kau sudah minum obatnya?,” tanya dokter yang masuk.

“Sudah dok, terima kasih banyak.”

“Sama-sama, permisi dulu.... Masih banyak pasien yang menunggu.”

“Oke dokter.”

“Sampai jumpa Casi, Chastity.”

“Sampai jumpa,” kataku dan Casi.

Aku lupa memberitahu kalian, Casi sekarang mengalami kanker jantung. Dia baru menyadarinya sebulan yang lalu, dan dokter mengatakan hidupnya tersisa 9 tahun lagi. “Aku beruntung ya Chas....”

“Huh...?”

“Biasanya orang yang mengalami kanker hanya bisa bertahan 6 tahun, tapi aku bisa bertahan 9 tahun,” jelas Casi.

“Begitu ya... aku sangat senang kau menjadi saint-ku.”

“Aku juga... aku juga....”

Tiba-tiba saja pintu dibuka dengan keras dari luar, “CASI!!!!” Dengan cepat Casi berpura-pura tidur, dan aku memasang filter roh. Orang itu pun masuk dan menatap Casi, “Kau rupanya telah tidur. Aku akan kembali lain kali, dan jangan harap kau akan lolos dariku.” Akhirnya orang itu pergi meninggalkan aku dan Casi, itu adalah ayahnya Casi.

Dia adalah seorang pemabuk, dan dia selalu menyalahkan Casi karena istrinya yang meninggal. “Salahkan anak pake otak dikit kek, anak nggak bikin apa-apa disalahin. Memangnya anakmu yang membuat istrimu mengalami kecelakaan lalu lintas?”

“Sudahlah Chas... aku sudah terbiasa....”

“Maaf ya... aku nggak bisa membantu terlalu banyak.”

“Nggak apa-apa.”

“Casi....”

Aku memeluk erat gadis itu, memang benar gadis ini merupakan saint-ku. “Casi...?,” panggil seseorang. Itu adalah kakak Casi, Ara. “Kak Ara, kakak sudah pulang sekolah....”

“Iya aku berpikir untuk mengunjungimu, halo Chastity kau imut seperti biasanya.” Ara kemudian mengelus kepalaku, elusannya mirip sekali dengan miliki'nya'. Tanpa disadari air mataku telah keluar dengan sendirinya, memang benar kata 'mereka' aku sudah jadi budak cinta. “Eh...? Chas...? Apakah aku membuatmu sedih? Maaf ya....”

“Nggak kok Ara, aku hanya mengingat seseorang aja.”

“Apakah kau menyukainya?,” tanya Ara.

“Iya....”

“Apakah kau ditolak?,” tanya Ara. 

“Nggak, dia juga menyukaiku, tapi cinta kami itu adalah cinta terlarang.”

“Eh...? Memangnya kenapa terlarang?,” tanya Casi.

“Aku adalah roh kebajikan, sedangkan dia adalah roh dosa.”

“Emang sih itu terlarang, lagian dosa dan kebajikan susah bersatu,” jelas Casi.

“Siapa yang bilang?,” tanya Ara dengan lembut.

“Kak Ara...?”

“Kebajikan dan dosa dapat bersatu, anggaplah begini... ketekunan dan kemalasan, jika kemalasan tidak pernah ada maka kita tidak akan tidur dan beristirahat.”

“Iya juga sih,” balasku.

“Itulah yang dinamakan paradox, kebajikan ada didalam dosa dan dosa ada didalam kebajikan. Layaknya pembohong yang menjaga orang lain dari masalah, dan menyalahkan dirinya sendiri.”

“Kak Ara bijak deh....”

“Nggak juga, aku hanya membacanya dari buku.”

“Hehehe.... ngomong-ngomong apakah ada contoh lain?”

“Ada kok, kemunafikan contohnya. Itu terbentuk dari kejujuran dan ketakutan, contohnya saat kita menghancurkan vas bunga seseorang. Kita ingin berkata jujur, tapi perkataan kita terhenti oleh rasa takut. Namun, itu adalah kemunafikan kecil... pelakunya gampang mengaku kesalahannya.”

“Memangnya ada lagi?”

“Kemunafikan yang terbentuk dari kesombongan yang terlalu tinggi,” jelasku.

“Nah itu, yang nggak patut ditiru.... sudah jam segini, aku akan mengambil obatmu. Sampai jumpa Casi, Chas....”

“Sampai jumpa.”

Tbc....

Feeling (DESIME FANFIC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang