I miss you

118 9 32
                                    

Kadang aku bermimpi hari dimana dosa dan kebajikan berdamai akan datang, dan aku tidak perlu takut untuk mencintaimu. Namun, aku pun sadar bahwa semua itu hanyalah mimpi. Dosa dan kebajikan bisa bersatu, tapi membutuhkan waktu yang sangat lama. Sekarang aku berada di jembatan, dan disini lumayan ramai. Untung aja ada jalan untuk pejalan kaki.

"Kak Casi...," panggil seseorang. Aku tersenyum saat melihat anak itu, dia adalah salah seorang sinnernya. "Halo Rena, bagaimana kabarmu?"

"Baik-baik aja kak," jawabnya sambil tersenyum. Rena merupakan seorang albino yang sempurna, kulit dan rambut seputih kertas dan mata semerah darah.

Veli : Huweh... anakku masuk di cerita ini.... Rena aku sangat bangga.... Tunggu itu artinya Rena seorang sinner? Nggak! Anakku yang terlalu baik hati.....

Ro : Rena itu saint, yang sinner itu temannya....

Veli : Oh... siapa dia...?

Ro : OC dari ceritamu yang paling lama....

Veli : Oh... nggak... dia bukan anakku, dia itu anak orang lain....

Ro : Dasar....

"Cih, kalian berdua nggak ada kerjaan," kata seorang lelaki.

"Sudahlah Christo, mengapa kau tidak bisa berbaik hati?," tanyaku.

"Untuk kakak bisa, tapi untuk apa aku berbaik hati untuk seorang albino?," tanyanya. Rena sama sekali tidak marah padanya, malahan dia tersenyum sangat lebar dan hangat. "Christo kau kadang aneh juga," kata Rena. Aku bisa melihat bahwa wajah Christo memerah, "D-diam kau albino nggak jelas."

Veli : Tidak... Christo tidak boleh dengan Rena, hati Rena dimiliki oleh James saja....

Ro : Oh... jadi canon ni ship Rena x James?

Veli : Iya... menjauh dari Rena kau iblis mesum....

Christo : Ibu jahat sekali

Veli : Kau sudah melukai hati Sam, kau nggak boleh melukai hati siapa pun lagi....

Ro : Lanjut dengan ceritanya

Rena hanya tertawa pelan melihat sikap Christo, "Apakah kalian berdua adalah pacar?"

"Nggak kok kak, aku sudah ada pacar," kata Rena.

"Begitu ya...."

"Kami pergi dulu kakak, teman-teman kami sudah menunggu."

Rena dan Christo kemudian meninggalkan aku sendiri, dan aku menatap awan kembali. Rena dan Christo mengingatkan aku akan kita, saat kita masih roh muda. Saat aku tidak berdaya sama sekali. Aku ingin tahu, apakah aku masih tidak berdaya? Sudah berapa tahun ya...? Aku rindu padanya, senyuman hangat yang dia miliki. Kapan aku bisa bertemu denganmu kembali?

Tanpa disadari aku sudah berdiri di atas pegangan jembatan. Aku menatap kelangit, dan entah mengapa tubuhku kehilangan keseimbangan. Aku langsung terjatuh dari jembatan, tapi entah kenapa aku tidak takut. Apa yang sebenarnya terjadi padaku? Aku bisa merasakan dinginnya air merambat ditubuhku, dan padanganku mengabur seketika.


Aku selalu ingat, apa yang dikatakan roh lain padaku. Mereka semua membenciku, dan bahwa aku seharusnya tidak ada saja. Kesucian itu sama sekali tidak penting, itulah yang dikatakan mereka. Namun, hanya beberapa kebajikan saja yang membelaku. Lalu... mengapa kau yang disisi dosa malah berteman denganku? Apakah karena tujuan tertentu? Aku tidak tahu, tapi apa pun itu terima kasih telah menjadi temanku..... Tia.....

"CHASTITY!!!!"

"Huh...? Apa yang terjadi...?," tanyaku. Aku melihat kak Kindness yang sudah menangis, bukan hanya kak Kindness... semuanya ada disini. "Syukurlah... orang-orang menemukanmu jatuh dari jembatan," kata kak Diligence.

"Jatuh...?"

"Iya, mereka berkata bahwa kau tiba-tiba saja jatuh dari jembatan," jelas kak Temperance.

"Sudah berapa lama aku pingsan?," tanyaku.

"Sekitar 2 bulan," jawab kak Humility.

Apa aku pingsan selama itu? Padahal memori yang terputar didalam kepalaku hanya sedikit, sudahlah.... "Urgh...."

"Chas jangan bangun dahulu, kau masih belum sanggup," kata kak Charity.

"Aku hanya ingin mengecek sesuatu."

"Jikalau itu soal dalamanmu yang dicuri Lust, dia tidak ada dirumahmu selama kau pingsan."

"Baguslah...."

"Tidurlah dahulu, kau pasti kelelahan," kata kak Kindness. Aku pun terlelap dalam tidurku, dan mimpiku adalah betapa aku merindukan 'dia'.

Tbc....

Feeling (DESIME FANFIC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang