PROLOG

31 9 0
                                    

Sudah untuk kesekian kali nya perempuan berbaju krem itu berdecak pelan. Merutuki hidup nya yang makin hari makin berat. Sudah harus menangani masalah klien yang bermacam-macam, di tambah lagi dengan masalah baru dalam hidupnya. Kalau saja perempuan ini tidak dibekali dengan ilmu agama dan ilmu kejiwaan, sudah pasti dia akan lompat dari atas gedung tempat kerjanya ini.

"Ck, kenapa jadi gini sih. Kayaknya hidup gue gak ada mujur-mujurnya. Kesel banget." ujar perempuan itu sambil menggeram kesal.

Drrrttt Drrtttt Drrrrrtttttt......

Ponsel gadis itu terus saja berbunyi. Dia menatap ponselnya malas. Mau diangkat tapi malas, gak diangkat takut penting. Sudah lagi sakit hati, malah ditambah dilema karena hal sepele. Lagi-lagi gadis dua puluh dua tahun itu berdecak kesal. Mengambil ponselnya kasar dari atas meja kerjanya dan mengangkat telponnya tanpa melihat siapa yang menelpon.

"Halo," panggilnya malas pada orang disebrang sana.

"Chel, maafin aku. Itu gak seperti yang kamu bayangkan," ujar seseorang di sebrang telpon sana. Mendengar suaranya saja sudah membuat Rachel geram. Ingin berteriak kalau dia tidak peduli sama sekali.

"Gue gak peduli. Terserah lo aja. Mau lo sama dia juga silahkan. Bajingan!!!" maki gadis bernama Rachel itu dan langsung memutuskan panggilannya.

"Ah bangsat!!" pekik gadis itu akhirnya. Pintu yang belum tertutup dengan sempurna itu membuat suaranya terdengar hingga keluar.

Tiba-tiba seorang laki-laki muda membuka pintu itu secata refleks. Terkejut karena mendengar suara perempuan teriak.

"Heh!! Gila kali lo teriak-teriak di tempat begini. Lo gak liat pasien lagi banyak-banyak nya?!" ujar pria itu nyolot. Membuat amarah Rachel kian memuncak.

"Lo kali yang gila! Liat itu di pintu gue! Gue psikolog-nya! Lagian lo siapa?! Main masuk tanpa permisi. Sana lo. Bikin gue makin emosi aja!!!" usir Rachel pada pemuda itu yang dibalas dengan cibiran dan bantingan pintu.

Rachel menghembuskan napasnya pelan dan menipiskan bibirnya. Dia berusaha merendam emosinya sebisa mungkin. Menarik dan menghembuskan napasnya berkali-kali sampai dia rasa sudah mulai tenang.






Haloo Teman-teman aku menulis cerita baru nih. Tapi genre nya beda dari yang sebelumnya. Aku pengen challange diri aku sendiri untuk bikin cerita ber-genre "Romance Fiction ini".

Semoga teman-teman suka yaa.

Thank u for reading loveee..

Jangan lupa vote dan komennya biar aku makin semangat.

Babayyyyy!!!

Regards,
Atmospherekata♥

FALL ON YOUR FELT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang