(M) Dibalik Bilik...

4.2K 148 2
                                    

"Mbak Eunbi, tolong fotokopi laporan bulan Januari-Maret 20 lembar. Kalo sudah kasihkan Mbak Haeyoon."

Eunbi bangkit dari duduknya, berjalan menuju sebuah pintu kaca di ujung ruangan yang ia tempati. Suara heels nya yang berciuman dengan lantai bisa terdengar dari seluruh penjuru ruangan. Tak terkecuali yang berada di balik pintu kaca itu. Chaeyeon yang sedang sibuk dengan scanner peka jika ada seseorang yang menuju ruangan kecil tempat dia berdiri sekarang. Namun ia tidak terbayang jika orang yang membuka pintu itu adalah Eunbi.

"Hai, mbak"

Entah karena sudah mendekati jam makan siang dan Eunbi mulai lapar atau memang karena senyum dan sapaan Chaeyeon yang membuat kupu-kupu berterbangan di perutnya. Eunbi pun membalas sapaannya dan tak lupa tersenyum, sebelum melakukan pekerjaannya.

Keduanya hening seketika, sibuk dengan urusan masing-masing. Sebelum mesin fotokopi yang Eunbi gunakan memunculkan notifikasi. Eunbi pun seketika kebingungan, karena mesin fotokopi di kantor barunya ini tidak sama dengan yang ada di kantornya dulu.

"Perlu bantuan?"

Eunbi menoleh ke arah Chaeyeon yang menaikkan kedua alisnya.

"Tentu. Mesin fotokopi disini tidak sama dengan mesin di kantorku dulu. Disini terlalu rumit dan terlalu canggih."

Chaeyeon hanya tersenyum mendengar keluhannya, berjalan mendekatinya dan berhenti tepat di belakangnya. Jemari Chaeyeon yang panjang dengan lihainya menekan beberapa tombol, nafasnya dengan lembut terhembus di leher Eunbi. Eunbi menelan ludah. Merasakan dekatnya dirinya dan Chaeyeon, menghirup AC yang bercampur dengan parfum yang Chaeyeon kenakan, bergetar di setiap hembusan nafas yang Chaeyeon keluarkan.

Chaeyeon tentunya menyadari betapa gugupnya wanita yang tingginya sepundaknya itu. Ia melirik ke arah CCTV yang terpasang sebelum membisikkan beberapa kata yang membuat kaki Eunbi melemas.

"C-Chaeyeon......ini di kantor...orang bisa melihat...."

"Kalau begitu.... bagaimana kalo di tempat lain"

"Tempat lain? Maksudnya?"

Tidak menjawab, Chaeyeon menarik tangan Eunbi dan membawanya keluar dari ruangan. Merasa kebingungan dengan tindakan perempuan yang jabatannya lebih tinggi darinya itu, Eunbi kemudian seperti menemukan sebuah jawaban ketika Chaeyeon berhenti di depan pintu toilet, mendorongnya masuk dan menuju ke salah satu bilik. Yang untungnya, toiletnya kosong tanpa orang satupun.

Chaeyeon menutup pintu bilik dan duduk di atas toilet yang tertutup. Mengerti apa yang diinginkannya, Eunbi langsung duduk diatas pangkuannya, mengalungkan tangannya di leher Chaeyeon. Keduanya mengunci pandangan, senyum nakal terpampang di wajah masing-masing. Eunbi menarik Chaeyeon, menautkan bibir mereka. Chaeyeon mulai menunjukkan dominasinya, mulai menggunakan lidahnya dan sesekali menggigit bibir bawah Eunbi. Erangan Eunbi tersumpal di sela-sela ciuman panas mereka.

Bibir Chaeyeon kemudian menyapu ke bawah, memberikan ciuman-ciuman lembut di sepanjang leher putih Eunbi. Tangan Eunbi berpegangan erat di bahunya, memberikan tanda jika Eunbi menyukai apa yang ia lakukan. Bibir Chaeyeon berhenti di salah satu titik, menghisapnya seperti vampir dan meninggalkan bekas.

"Ugh...Chae..."

Eunbi mendesah, organ intimnya panas dan mulai basah. Tidak tahan, ia pun menggerakkan pinggulnya, menggesekkan selangkangannya dengan milik Chaeyeon yang mulai berdiri dibalik celana kerjanya. Chaeyeon mengarahkan salah satu tangannya ke bawah, memasukkannya ke dalam rok mini Eunbi, merasakan dalaman Eunbi yang basah. Chaeyeon hanya tersenyum, mengeluarkan tangannya dari dalam dan menjilat jari telunjuknya yang ikut basah.

"Shit, taste so good"

Chaeyeon kembali mencium Eunbi, kedua tangannya kini sibuk mencopot kemeja yang Eunbi kenakan. Meletakkan kemejanya di atas toilet dan menarik ke atas bra kuning cerah yang Eunbi kenakan. Damn, Chaeyeon tidak pernah bosan menatap dua buah kebanggaan Eunbi, menggantung indah dan seolah memerintahkannya untuk menyentuh mereka.

"Ungggg...."

Eunbi mengerang ketika tangan dingin Chaeyeon menyentuh payudaranya. Ia mengeratkan pelukannya, membuat kemeja putih Chaeyeon ternoda oleh cairan kemaluannya. Chaeyeon tidak menggubris kemejanya, ia masih sibuk menciumi dada Eunbi, meninggalkan beberapa tanda merah. Ia menatap Eunbi, tersenyum seperti anak kecil sebelum mengulum puting payudara Eunbi yang mengeras.

"Ahhh..... Chaeyeon!"

Eunbi mendesah hebat ketika lidah Chaeyeon dengan piawai bermain di payudaranya. Nafasnya mulai tersengal, tubuhnya bereaksi hebat terhadap setiap sentuhan yang Chaeyeon lakukan.

Merasa sudah puas, Chaeyeon kemudian menyingkap rok mini Eunbi, merobek paksa celana dalam Eunbi. Jari-jarinya yang panjang turun menuju mahkota Eunbi, bergesekan pelan ketika bertemu dengan klitoris Eunbi yang kemerahan, membuat Eunbi mengeluarkan desisan kenikmatan.

Chaeyeon menyeringai lebar, menyukai reaksi Eunbi terhadap sentuhannya. Ia pun bermain-main dengan lipatan kemaluan Eunbi, sesekali memasukkan sebagian jarinya untuk menggoda wanita yang ada di pangkuannya.

Tak tahan, Eunbi pun meraih tangan Chaeyeon dan mendorongnya, memasukkan jari telunjuknya ke dalam lubangnya. Eunbi mendesah lagi, merasakan Chaeyeon menggerakkan jarinya di dalam. Chaeyeon yang melihat Eunbi dalam ambang kenikmatan, memasukkan jari tengahnya, menggerakkan kedua jarinya di dalam, dan menciumi leher Eunbi.

Eunbi menyadari sesuatu. Ia melepaskan pegangannya di bahu Chaeyeon, tangannya turun menuju celana Chaeyeon, meremas junior Chaeyeon yang dengan sabar menunggu di balik kain. Chaeyeon menghela nafas dalam, merasakan juniornya berkedut ketika Eunbi meremasnya.

Tak mau kalah, Chaeyeon pun meningkatkan kecepatan jarinya, membuat dinding vagina Eunbi menyempit dan berkedut. Terkadang ia juga menyentil klitoris Eunbi, membuatnya menjerit nikmat.

"C-Chaeyeon.....aku mau.....ahhh..."

Eunbi mencapai orgasmenya. Membalut jari-jari Chaeyeon dengan jusnya dan membasahi celana kerjanya. Chaeyeon menarik kedua jarinya, menodongkannya ke wajah Eunbi. Eunbi mengerti maksudnya dan segera mengemut kedua jari Chaeyeon yang basah oleh cairannya sendiri, menyesapnya sampai habis.

Chaeyeon mendekatkan wajahnya untuk mencium bibir Eunbi, namun suara heels yang menggema menghentikannya. Keduanya terdiam membeku. Suara heels tersebut semakin dekat dan berhenti sejenak ketika pintu kamar mandi dibuka, namun berhenti lagi. Sepertinya berada di depan wastafel. Chaeyeon menelan ludah, Eunbi menahan nafasnya, berharap orang tersebut cepat pergi.

"Jjaeyeon?"




BERONDONG | EunbixChaeyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang