(M) He's Back

2.8K 78 5
                                    


Warning! Adegan kali ini lebih extreme....
entah apa yang ada di pikiran ku setelah ditimbun tugas...

Semenjak lamaran Chaeyeon yang mendadak kemarin, wajah Eunbi berseri-seri. Ia menatap bayangannya di elevator, lebih tepatnya kalung cantik dengan bandul merpati yang menggantung di lehernya.

"Ada apa mbak? Kok daritadi senyam-senyum sendiri?" Eunbi menoleh ke arah Haeyoon yang bertanya.

"Nggak apa-apa. Lagi seneng aja." Haeyoon tidak percaya dan mau bertanya lagi, namun pintu elevator terbuka saat mereka sampai di lantai 3. Keduanya dan pekerja lain di dalam elevator langsung membungkuk sopan saat seorang wanita memasuki elevator.

Eunbi melirik wanita tersebut karena belum pernah melihatnya, tapi dari segi fisik terasa familiar. Ia tadi ikut membungkuk hanya karena pekerja lainnya melakukannya.

"Mbak Haeyoon?" Wanita itu membuka suara tapi tidak berbalik ataupun melirik sedikitpun. Sombong sekali, kata Eunbi dalam hati.

"Iya, Miyawaki-san?"

"Jam 10 saya ada rapat dengan pimpinan perusahaan dari Jepang. Tolong siapkan laporan dan rancangan produk perusahaan kita. Dan Mbak Haeyoon nanti harus ikut rapat."

"Baik, Miyawaki-san. Saya usahakan akan selesai satu jam sebelum rapat dimulai." Elevator terbuka tepat saat Haeyoon selesai bicara, Sakura menoleh dan tersenyum ke arah Haeyoon sebelum keluar dan pergi ke ruangannya.

"Dia siapa?" Keduanya keluar dari elevator dan menuju meja mereka.

"Salah satu petinggi perusahaan. Dengar dengar sih, anak didiknya teman CEO. Tahu sendirilah perusahaan kita jajaran pimpinan dan komisaris mayoritas orang Jepang." Eunbi mengangguk mengerti.

"Mbak Eunbi, tolong siapkan laporan kerja sama dengan perusahaan Hyte Group. Sekarang juga ya? Udah jam 8 kurang soalnya."

"Iya mbak."
















Eunbi baru saja keluar dari ruangan Chaeyeon untuk mengumpulkan dokumen ketika ia tidak sengaja menyenggol seseorang yang juga keluar dari ruangan di seberang.

"Maaf. Saya tidak sengaja."

"Eunbi?"

"Kaeun?"

"Lama tidak berjumpa. Kamu semakin cantik saja."

"Uhm....."

"Habis ini aku ada rapat...mau makan siang bareng?"

Eunbi akhirnya menatap mata mantan pacarnya waktu SMA itu. Ia bisa merasakan tatapannya kepadanya tidak berubah sama sekali, lembut dan penuh kasih.

"Boleh juga.....tapi memangnya kamu tidak sibuk?"

Kaeun hanya tersenyum dan meraih tangan yang dulu ia sering genggam, menciumnya lembut.

"Tidak. Lagipula, aku rindu kamu."

Dan Eunbi ingin sekali menghilang dari hadapan mantan terindahnya itu. Bukan karena ia malu dan wajahnya yang merah padam. Tapi karena ia takut jika jatuh lagi kepada pesona wanita mapan di depannya ini.

"Baiklah."

"Bagus. Aku tunggu di lobi bawah ya. Sampai jumpa."

Kaeun tersenyum lebar kepadanya dan ia membalasnya dengan senyuman manis. Mungkin ini tidak buruk, batin Eunbi tanpa tahu apa yang terjadi nanti.


















Benar ternyata, Eunbi sangat menyesal menerima ajakan Kaeun. Karena setelah makan siang, ia terjebak di tempat duduk belakang mobilnya. Terjepit diantara kursi dan tubuh tinggi wanita yang lebih tua satu taun darinya, dengan kancing kemeja terbuka sehingga mengekspos payudaranya yang besar, rok tersibak ke atas, kedua tangan yang diikat keatas dengan dasi, dan mulut yang tersumpal oleh celana dalamnya sendiri. Tapi yang paling memalukan adalah bagaimana di bawah sana sudah basah, mengkilap karena foreplay foreplay yang diberikan.

Ia sebenarnya sudah curiga saat tiba tiba Kaeun mengubah destinasinya ke tempat lain, terpencil, sepi, dan jauh dari perkotaan yang bising. Dan bodohnya dia berpikir Kaeun ingin membicarakan hal yang penting sehingga dia ingin keadaan yang tenang. Sekarang ia hanya bisa pasrah dan dalam hati menyalahkan dirinya sendiri.

"Emph!"

Suaranya tertahan saat ia ingin mengerang karena Kaeun dengan kasar menarik bra-nya keatas.

"Mphhh!!! Mphhh!!"

Wanita jangkung itu bermain dengan kedua buah dadanya dan mengulum bagian kanannya. Eunbi benci dipaksa dan diperlakukan kasar, Kaeun tentu tau. Namun wanita yang sekarang tinggal di Jepang itu malah memukul kedua payudara Eunbi, dan Eunbi terkejut bukan main saat ia sadar ia malah mendesah nikmat. Kaeun yang mendengarnya menyeringai lebar dan memutuskan melepas sumpalan di mulut Eunbi.

"Mendesah? Cuih, ternyata kamu saja seperti dulu. Dasar pela*ur." Eunbi tidak terkejut, ia sudah terbiasa dipanggil seperti itu oleh wanita di depannya ini.

"Lepasin, Kaeun!! Sudah kubilang aku punya pacar!" Kaeun hanya tertawa mendengarnya. Ia membuka celana kerjanya dan melorotnya ke bawah, membebaskan juniornya yang belum sepenuhnya ereksi. Ia mengocok kemaluannya sebentar sebelum memposisikannya ke depan wajah Eunbi.

"Tsk! Pasti pacar kamu udah pernah tidur sama kamu kan?" Eunbi tidak memberi jawaban dan tetap menatap Kaeun jijik.

"Kaeun.....lepasin-ugh!"

Bulir-bulir air mata Eunbi terbentuk saat tiba-tiba mulutnya penuh dengan kemaluan Kaeun. Wanita yang jauh lebih tinggi darinya itu memasukkan juniornya lebih dalam, hingga menyentuh kerongkongannya. Eunbi meronta karena merasa tercekik dan Kaeun langsung menarik miliknya hingga setengah.

"Mending kamu nurut atau aku bisa melakukan hal yang lebih ekstrim lagi......now, suck me." Eunbi tahu dia tidak bisa apa apa saat ini, jadi ia hanya bisa menurut dan mulai memberikan blowjob. Eunbi mengemutnya hingga air liurnya mengalir menutupi batangnya.

"Fuck!" Kaeun meraih kepalanya dan mendorongnya lebih dekat, Eunbi hampir tersedak dan dapat mendengar suara yang tidak senonoh keluar dari mulutnya.

Kaeun juga ikut menyentak pinggulnya dan menikmati momen ini hingga ia bisa merasakan ia mulai dekat. Ia semakin mempercepat dorongannya pada kepala Eunbi, tidak peduli jika mantan kekasihnya hampir kehabisan nafas.

"Ugh! Telan sampe habis jal*ng!" Dan ia menyemprotkan air maninya, Eunbi tentu patuh dan menelan semuanya tanpa sisa.

Merasakan kemaluannya melemas, Kaeun mengeluarkannya dari mulut Eunbi. Eunbi langsung mengambil nafas dalam dan tersengal.

"Now, for the real thing." Kaeun mengangkat tubuh Eunbi dan duduk, mengarahkan penisnya di bawah lubang becek Eunbi yang daritadi ingin diperhatikan. Namun sebelum memasukkannya, ia menggesekkan kepala juniornya dengan clitoris Eunbi.

"Kaeun...please....."

"Please apa? Humm?"























































"Just fuck me....."

BERONDONG | EunbixChaeyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang