(M) Lunch Break

3.3K 99 48
                                    

Eunbi merasa ada seseorang yang memperhatikannya. Ia berhenti menyantap makan siangnya dan menatap pelaku itu dengan ekspresi datar.

"Ada apa sih? Dari tadi liatin gue mulu. Bikin nafsu makan gue berkurang aja." Chaewon menghela nafas dan menyedot es teh manisnya sebelum kembali melihat Eunbi.

"Nggak apa-apa. Gue cuma khawatir aja."

"Khawatir kenapa?"

"Gue takut kalo mbak ditinggal sama Chaeyeon gitu aja. Akhir akhir ini sering ada kasus kayak gitu soalnya." Eunbi terdiam tapi dahinya berkerut, mencerna apa yang Chaewon katakan.

"Meskipun dia sepupu gue sendiri, tapi gue nggak tau aslinya dia kayak gimana kalo masalah cinta. Gue cuma nggak mau mbak Eunbi ditinggal lagi kayak dulu sama Mas Kaeun."

"Gue udah move on, Won. Gue sama Kaeun cuma sekedar temen doang sekarang. Lagian denger-denger dia juga dijodohin di Jepang sana." Chaewon cuma merapatkan bibirnya dan mengangguk percaya.

"Terus apa yang ngebuat lo nanyain hal kayak gitu? Chaeyeon menurut gue oke. Anaknya baik, caring, romantis, apalagi dia mapan banget." Tepat seperti dugaannya, Eunbi memang sepertinya sudah jatuh hati dengan Chaeyeon. Chaewon juga tidak kaget. Eunbi mengiyakan untuk didekati, Eunbi sering keluar dengan Chaeyeon, dan.......dia tahu kok Eunbi pernah tidur dengan Chaeyeon.

".....Mungkin gue cuna kebanyakan nonton film kriminal. Jadi parno an deh." Eunbi hanya mengangkat bahunya, memilih melanjutkan makan.

"Btw, gimana dengan diri lo? Denger-denger dari Yena, lo suka sama anak baru."

"Mungkin? Gue mikir dia itu lucu dan sepertinya tipikal orang yang hangat. Dia asli Jepang dan ya seperti itulah."

"Good luck ya, Won. Semoga kali ini jadi."

"Amen saja mbak."













Jika Eunbi memilih makan siang dengan Chaewon, bagaimana dengan Chaeyeon? Dia juga makan siang kok, sama Minju di ruang kerjanya.

"C-Chae......"

"Sshhh....."

Chaeyeon membekap mulut Minju dengan tangannya. Bibirnya bergerak mengikuti lekukan leher wanita yang terjebak diantara tubuhnya dan meja kerjanya, sedangkan tangan nya yang satunya lagi memposisikan juniornya yang sudah mengeras pada lipatan Minju yang mengkilap basah.

"Umhhhh...."

Desahan Minju yang tertahan saat ia merasakan sesuatu yang keras dan panas menyentuh klitorisnya. Chaeyeon menarik nafas dan perlahan memasukkan miliknya kedalam lubang hangat dan sempit Minju. Ia melirik ke bawah dan agak terkejut. Minju ternyata masih tersegel. (Congratulations)

"Oh....Fuck...." Dia seketika menjauhkan diri dan melepas tangannya dari mulut Minju. Tapi wanita yang lebih muda satu tahun darinya itu tetap di posisinya, menungging dengan rok yang tersibak keatas.

"Kenapa lo nggak bilang kalo lo masih perawan, Ju?" Chaeyeon mengambil tisu dan membersihkan darah yang ada di kemaluannya, tidak lupa untuk membersihkan sekitar daerah kewanitaan Minju juga

"Lo kira? Pacar gue masih kuliah Chaeyeon, otaknya emang mesum, tapi nggak berani dia ngapa ngapain gue."

"Terus gimana dong? Gue juga nggak berani main sama anak perawan."

"Lanjut lah. Gue udah nggak perawan sekarang. Udah Lo buka gitu."

"Tapi-"

Chaeyeon terpotong oleh Minju yang mendorongnya sampai punggungnya bertemu dengan tembok kaca yang tertutupi korden. Minju melumat bibirnya dan tangannya lihai mengocok junior Chaeyeon yang semakin besar dan tegang.

Sadar bahwa dirinya sudah didominasi, Chaeyeon memutar posisi mereka dan mengambil alih. Minju tersenyum tipis diantara ciuman mereka, mengalungkan tangannya pada leher Chaeyeon.

Chaeyeon mengangkat tubuh Minju dan seketika kaki jenjang temannya ini mengunci pinggangnya sehingga posisinya seperti koala. Kedua kalinya, ia memasukkan juniornya lagi. Kepalanya berhasil masuk.

"Fuck....Chaee..."

Chaeyeon langsung mendorong seluruh miliknya ke dalam, dan tentu saja itu sakit untuk Minju. Ia merasakan juniornya terjepit dan sesak di dalam, hanya seperti itu saja rasanya dia mau keluar.

"You okay?" Minju mengangguk dan mengisyaratkan Chaeyeon untuk bergerak. Chaeyeon mulai menggerakkan pinggulnya nya perlahan, Minju mendesah kencang.

"Fuck, fuck.....e-emang...benerr apa yang.....diceritain sama mantan-mantan lo...... you're so fucking good at this.....lebih Cepat Chaeee....." Minju terbata-bata karena tubuhnya bergoyang keras, matanya keatas, dan nafasnya memburu, sangat menikmati waktu pertama kalinya.

"Pacar lo bakal bunuh gue kalo dia tahu ceweknya ini udah ngasih keperawanannya ke temen dia sendiri."

"B-biarin.....yang penting gue nikmat....fuck! Kayaknya gue mau keluar." Chaeyeon tidak percaya apa yang dia dengar. Dalam hati ia bertanya, dimana Minju yang dulu ia kenal pemalu dan polos?

"F-fuck!!!" Minju berteriak saat Chaeyeon semakin cepat, suara kulit mereka yang bertabrakan dan suara cabul yang berasal dari gesekan junior Chaeyeon dengan miliknya yang basah. Ia mencengkram pundak Chaeyeon dan mengigit lehernya, yang jelas nanti meninggalkan bekas kemerahan.

"Gue mau keluar.....fuck! Sempit banget di dalem." Chaeyeon merasakan juniornya seperti disedot oleh vagina Minju. Dan beberapa detik kemudian, Minju klimaks.

"Chaeyeon!" Junior Chaeyeon tercekik dan cairan Minju muncrat kemana mana, tubuhnya bergetar dan erangannya keluar akibat rasa nikmat tiada tara.

Chaeyeon langsung mengeluarkan batangnya dan mengeluarkan spermanya di luar, mengotori rok dan baju Minju.

"Fuck....." Chaeyeon mendudukkan Minju di kursi kerjanya, sedangkan ia sibuk membersihkan kemaluannya sebelum memakai celananya kembali.

Minju? Well, dia seperti orang yang mencapai euphoria. Tubuhnya lemas bersandar di kursi, kakinya terbuka dengan lipatan kemaluannya yang basah berkilat, pangkal paha hingga perut yang terciprat air mani Chaeyeon, dan wajah yang lelah tapi menunjukkan rasa nikmat.

"Gue 10 menit lagi ada rapat dan berarti tidak lama lagi Sakura bakal kesini buat jemput gue jadi gue harus ngedahuluin dia. Disana ada kamar kecil, Lo bisa bersihin diri. Kalo mau ganti gue punya beberapa kemeja di laci pojok sana sama beberapa celana. Sorry, gue gak bisa nemenin lo." Chaeyeon merapikan penampilannya dan meraih barang-barangnya di atas meja. Ia tersenyum tipis ke arah Minju yang masih lelah.

"Nggak apa-apa kok. Tapi boleh gak gue minta cium?" Chaeyeon menaikkan salah satu alisnya, tidak menduga adanya request yang menurutnya agak aneh. Tapi dia mengangguk, membungkukkan badan lebih dekat dan Minju menciumnya di bibir.

Untung Chaeyeon langsung meluruskan badan, kalo tidak mungkin Minju membuatnya tertinggal rapat karena meminta lagi. Ia mengucapkan sampai jumpa dan meninggalkan Minju sendirian di ruangannya.

"Gue nggak bakal ngelupain ini dan nggak nyesel sama sekali. Sorry, Yujin. Tapi ini keinginan gue sendiri."








Jika kalian jadi Yujin, Minju sama Chaeyeon enaknya diapain?

BERONDONG | EunbixChaeyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang