UNIVERSITAS CAHAYA TIMUR
22 MEI 2018 , 07.30Pernikahan? Apa itu? Bahkan aku bergidik ngeri membayangkan hal itu terjadi padaku, bunda selalu saja seperti ini! Mengambil keputusan secara sepihak.
Tidak! Aku tidak mau, aku harus melakukan tindak penolakan."Halo bun? Apa maksud bunda tentang pernikahanku? " tanyaku dengan nada yang sedikit meninggi.
"halo sayang? Apa maksudmu?"Jawab bunda dengan nada pura - pura tidak tau.
"Sudahlah bun, aku bukan anak kecil lagi yang harus bunda kontrol segala hal akan ku"
" apa kau mau melakukan penolakan sayang? Kenapa? Kau membenci bunda?"
"ya bun! Ya! Tapi aku tidak sedikitpun membenci bunda"
" Kenapa kau menolak? Biasa nya juga kau menuruti semua perkataanku"
"bun... Aku bukan anak kecil lagi, aku bisa menuruti perkataan mu yang lalu, karna memang aku masih mampu! Tapi soal pernikahan? Aku masih belum siap bun! Bahkan aku tak mengenal calon ku, bagaimana aku bisa mencintainya?"
"cinta? Cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu nak, dan ini demi kebaikanmu"
"kebaikanku? Jika ini demi kebaikanku. Maka batalkan pernikahan ini!"
______ telpon kumatikan dengan tidak hormat.
Maaf kan aku bun, tapi untuk hal ini aku tidak bisa menurutimu , bahkan untuk sedikitpun hatiku sangat menolak.
UNIVERSITAS CAHAYA TIMUR
22 MEI 2018, 09.00Taman adalah satu-satunya tempat favoritku di universitas ini, ntah kenapa keramaian kantin hari ini sangat mengusikku. Aku hanya sendiri ditemani lamunanku, hati dan fikiranku masih saling beradu argumen, aku masih bingung apa yang ada di benak ayah dan bunda saat melakukan semua ini?
"Icha?!" teriak seseorang yang membuyarkan semua diskusi pribadi antara pikiranku dan hati.
"hmm?" balasku dingin dengan menaikan 1 alisku.
"sedang apa kau disini? Melamun lagi?"
Tanyanya penuh selidik."Dilla, bisakah kau tak mengusikku untuk hari ini saja? Aku sedang enggan melakukan apapun" aku menghela nafas.
"Tidak! Dan tidak akan pernah" dilla memberi jeda " sudahlah ayo ikut aku"
Dilla menarik tanganku dan membawaku pergi."hey! Sudah kubilang jangan ganggu aku, dan kita mau kemana?" aku sedikit memberontak dan mencoba melepaskan tangannya.
"Diam! Ikuti saja"
Aku sudah berjalan mengikuti dila hampir 15 menit lamanya.
"dil, sebenarnya kemana kau akan membawaku pergi?" aku memutar bola mataku menandakan bosan.
"suatu tempat yang kau tak ketauhi di universitas ini" jawab nya dengan seringaian aneh.
"hei hei jangan macam-macam , lihat saja kalau nanti aku ditemukan di gudang dengan tangan terikat dan mulut tersumpal kain, kau adalah orang pertama yang kutuduh"
KAMU SEDANG MEMBACA
!!! : Kenapa Jodoh Serumit Ini?
Teen Fiction"maafkan aku nona" Kata kata itu yang terus bergema di telingaku.. Aku bingung, resah, ragu, bahkan enggan memahami keadaanku saat ini. Sayap yang patah takkan bisa membawamu terbang ke segala arah. Cinta? Cinta hanya mendekatkanku pada nestapa. Ha...