Chapter 2

14 0 0
                                    


"Lo kemana aja sih kupret, mana tanggung jawab lo ngurusin maba, tugas itu jangan di abaikan!" kata Richald menceramahi sahabatnya itu abis-abis, ini nih sifat tersembunyi Richald kalo udah urusan tugas dan tanggung jawab, itu juga alasan kenapa dia kepilih jadi ketua ospek, hilang mendadak seonggok Richald yang somplak

"Maaf pak ketua, saya tadi sedang sembunyi" jawab Revan dan duduk di bangkunya disusul Richald

"Kesayangan lo bingung nyariin lo tadi, muka kusut gara-gara ga bisa nemuin lo" ujar Richald duduk dihadapan Revan

"Makanya itu gue sembunyi"

"Oh jadi lo tau dia maba disini, mana jurusan sama"

"Gue juga kaget liat dia tadi"

"Aduhh pangeran kecebong ketemu putrinya lagi, jodoh mah emang ga bakal kemana" Richald mode on, hanya seonggok Richald bukan lagi ketua yang bijaksana

"Emang gue bapaknya! Sejak kapan gue punya putri"

"Ngegas amat kek kenalpot becak" mendapat jitakan dari Revan

"Tapi bener deh Van, dia teguh banget ngejar lo, padahal dia bukan mario teguh" mungkin nama panjangnya Sheran Teguh.

"Lo tau gue" hanya itu jawaban Revan

"Oke oke, gue tau lo nganggep dia anak kecil, ya berarti bener lo bapaknya bego!"

"Biasa ae dong kaga usah nyolot kampret!"

"Lah lo juga nyolot semvak!"

Revan menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dimuka Richald, bakal penuh ucapan kebenjian kalo udah lawan Richald, kek lawan netijen

"Napas lo bau buset" Richald yang merem nahan napas dan menghembuskannya kemudian setelah dirasa aman

"Lo abis makan bangke ya" tak mau menanggapi yang malah bikin hatinya tambah dongkol, Revan berdiri untuk pergi kekantin mengisi kekosongan perutnya

"Woy bro elah tungguin!" teriak Richald yang menyusul Revan dari belakang

Setelah diambang pintu besar kantin, Revan berhenti dibarengi bacotan Richald yang ikut berhenti, bingung menatap sahabatnya

"Gue mules tiba-tiba, lo duluan pesenin gue" kata Revan tapi wajahnya tampak biasa saja, tidak seperti orang yang lagi nahan boker, Revan bukan ultramen yang bisa nahan pup -emang ultramen pup?- jadi pasti apa-apanya ada ini

Richald hanya bingung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal melihat Revan berjalan ke toilet

"Eh lo pesen apaan?!" teriak richald yang jelas masih didengar Revan karena mulutnya yang corong

"Biasanya aja, es teh rasa stowberry" balas Revan

"Edan lo!" ucap Richald yang tak dianggap oleh Revan

"Kak Ric!" teriak seseorang membuat Richald yang memang akan menoleh melanjutkan langkahnya jadi menoleh duluan

'Oh ini penyebabnya, apa wajah She bikin Van pingin boker mulu ya, maybe' batin Richald

"Lah temen seperguruan lo juga maba sini?" tanya Richald sadar keberadaan Beby, ya tentu saja Richald tau karena Sheran dan Beby dekat banget kek upin ipin

"Iya kak" jawab Sheran

"Jurusan sini juga?" tanya Richald karena mereka memang berada di kantin jurusan seni

"Bukan, gue fakultas sebelah" tanggap Beby

"Oohh sastra, kenapa ga sekalian jurusan seni aja kalo mau ngantin disini"

"Ya serah gue dong kak, mana ada orang pingin nulis suruh gambar" judes amat teteh, lagi pms ya

"Temen lo pms ya?" tanya Richald ke Sheran agak berbisik tapi jelas masih terdengar Beby

DIVINE[D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang