Sesampainya di perpustakaan, petugas yang biasanya menjaga tidak ada, dimanakah gerangan
"Loh mbaknya mana?" tanya Beby entah pada siapa
"Ya mana gue tau"
"Gue ga tanya sama lo!" seketika tatapan para maha dan siswa menajam peringatan agar tidak berisik didalam perpus
"Lah lo tanya siapa?"
"Tanya diri gue sendiri, ngapa?"
"Ya gue cuma pingin nolongin lo aja biar keliatan waras"
Wajah Beby mencak-mencak pingin mencakar Richald
"Udah? Udah? Cepet cari mbaknya, berat ini" trus kenapa ga ditaroh aja sih Ric, nyusahin diri sendiri aja susah amat
"Jangan ditaroh bukunya dimeja dulu sebelum ketemu mbaknya, awas aja! Lo ga tau kan peraturan disini kalo mau ngembaliin buku ya gitu" kata Beby yang pastinya berbohong, tapi emang dasarnya Richald yang ga pernah sekedar main petak umpet di perpus, dia hiya hiya aja dikasih tau peraturannya oleh Beby. Ini Richald yang terlalu bodoh atau gimana sih.
Richald ga bodoh ga mungkin ketua ospek sebodoh itu,dia cuma pingin nyenengin Beby aja. Biarin kali ini
"Tunggu disini, gue cari mbaknya dulu" ucap Beby kemudian, berbalik dan tersenyum devil. Saat nya balas dendam
"Iya... Lah itu mbaknya" kata Richald tersenyum devil menggantikan Beby, dan benar saja mbak penjaga perpus berada tepat dihadapan Beby, tidak ada yang memihaknya
"Jadi bukunya boleh gue taroh kan, nah mbak mau balikin buku" kata Richald ke mbak penjaga perpus, mbaknya bingung dan hanya mengangguk
"Banyak banget" ucap mbaknya menatap curiga
"Bukan punya gue mbak, punya ini" tunjuk Beby disampingnya yang masih kesal. Mbak yang berumur sekitar 30 tahunan tersebut seperti bernafas lega?
"Kenapa mbak? Ga percaya banget ya kalo gue baca buku ginian?" tanya Richald penasaran
"Ya iyalah dari tampang lo aja udah ga yakin gue kalo lo mau baca buku" jawab mbaknya enteng
"Kok mbak jahat" kata Richald memelas, sambil menunggu mbak mengecek daftar dan keadaan buku-bukunya, Richald mengedarkan pandangan kepenjuru ruangan, dan tepat dibelakangnya ada rak komik
Tentu, bukan berarti Richald ga mau membaca, bacaan dengan banyak gambar selalu lebih menarikkan?
Richald menghampirinya "wah, banyak komik. Series detektif canon juga lengkap, hebat hebat" ucap Richald mantuk mantuk sendiri sambil terus memeriksa
Beby cengo menatapnya, bukan karena suara Richald yang lumayan keras setiap berbicara di perpus, tapi karena dia salah menyebutkan nama detektifnya. Sejak kapan detektif pindah profesi jadi photografer
"Detektif conan, bodong!" gas Beby ditempat, dan orang yang mendengar tertawa ricuh, bikin ribut aja kalo Richald maennya ke perpus. Bukan tempat Richald maklum susah beradaptasi.
Mbaknya ikut ketawa, namun kemudian memperingatkan agar yang lain tidak ricuh biar ga mengganggu yang lainnya
"Emang iya?" tanya Richald agak berbisik
"Ogeb" balas Beby, Richald malah berfikir keras. Emang iya tadi dia ngucapin salah perasaan ga deh. Ya cuma perasaan dia aja yang salah faham.
"Gue jadi inget dulu seneng banget sama komik apa tu namanya, yang isinya sekeluarga kelinci dan kawan gajahnya, Boboho ya? Bagus tuh, sekarang kok ga ada ya" cerita Richald tiba-tiba. Membuat semua kembali tertawa dan diam disaat sadar bahwa merela di perpus
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVINE[D]
Teen Fiction"Aku percaya dengan takdir, hanya butuh usaha dan aku akan mendapatkannya"- "Kenapa?"- "Aku akan tetap disisinya"- ~ "Dia lagi?" "-" "Gue beruntung punya dia, kenapa gue ga bersyukur" *** "Dengan mempercayai perkataan/ramalan orang maka hal itu akan...