Six: Chemotherapy

1.5K 251 17
                                    

Setelah mengetahui tentang apa yang dideritanya selama ini, Taehyun berpikir bahwa kemoterapi atau apalah itu untuk menghilangkan tumornya sudah terlambat. Mengingat tumor otaknya sudah hampir menginjak stadium akhir, Taehyun putus asa, ia berpikir hidup yang ia jalani setelah mengetahui hal tersebut adalah hanyalah menunggu ajalnya menjemput saja. Akan tetapi kemudian bayangan akan ibunya muncul, ia memikirkan; apakah ibunya akan hidup sendiri setelah ia tiada? Kalau iya, itu akan menjadi mimpi buruk Taehyun. Memorinya pun berputar tepat saat setelah ayahnya meninggal, ibunya tidak bicara padanya sama sekali dan lebih sering mengurung dirinya di kamar. Taehyun yang saat itu masih muda tentu hanya menuruti kata ibunya yang menyuruhnya untuk tidur saja di kamarnya dan untuk tidak memasuki kamar ibunya.

"Eomma, maaf,..." ucap Taehyun dalam perjalanannya pulang dari rumah sakit.

Sebelumnya memang setelah didiagnosa penyakitnya, Taehyun ditawari untuk melakukan kemoterapi dan dokter yang kemarin menanganinya menyarankan operasi, tapi Taehyun menolaknya. Dia mana punya uang banyak untuk menjalankan kemoterapi yang sekalinya saja harganya sudah menyentuh jutaan, apalagi ini harus kemoterapi rutin dan operasi yang juga mahal. Awalnya, Beomgyu mau mengumpulkan donasi demi pengobatan Taehyun, tapi Taehyun tidak ingin merepotkan siapapun ia menolak bantuan Beomgyu.

Jadi, Taehyun rasa ia hanya akan menunggu ajalnya menjemput...

Sesampainya di rumah, ia tidak menemukan ibunya berada di sekitar rumah karena mungkin saja ibunya masih kerja. Taehyun memasuki kamarnya untuk mengistirahatkan dirinya, mengingat kata dokter ia tidak boleh capek-capek. Tanpa disadarinya, Taehyun terlelap ketika memikirkan bagaimana hari selanjutnya bagaimana ia akan mengikuti ujian akhir berikutnya.

Malamnya, Taehyun terbangun dengan ibunya tengah mengelus kepalanya seperti mengetahui sesuatu yang terjadi pada puteranya itu.

"Eomma,..." panggil Taehyun setelah merasakan tangan ibunya mengelus kepalanya, ia menangis setelah sadar kalau harinya sekarang tidak akan sama seperti sebelumnya. "Eomma, aku merindukanmu,..."

"Oh, Taehyun,..." ucap ibunya yang kemudian memeluknya erat. "Eomma tidak ke mana-mana, kenapa hm? Tadi wali kelasmu bilang kau tidak ikut ujian."

"Eomma,..." Taehyun menatap ibunya dan wajahnya yang murung. "Maaf tadi aku tidak bisa selesai mengerjakan ujiannya,..."

"Taehyun, gapapa. Masih ada hari lain untuk susulan,..." ibunya mengusap air matanya yang  mengalir. Taehyun tidak sanggup mengatakannya pada ibunya, senyumnya mungkin tidak bisa ia lihat lagi setelah Taehyun mengatakan kebenarannya. "Taehyun, ada apa? Bilang sama eomma."

"Eomma, tolong jangan menangis atau marah padaku,..." ucap Taehyun sembari menggenggam tangan ibunya erat dan kepalanya dibenamkan padanya. "Eomma,... aku didiagnosa tumor otak."

Taehyun merasakan tangan ibunya seketika bergetar setelah mendengarnya, ia menggumam perlahan. "Kumohon, eomma, jangan menangis karenaku,..."

Ibunya mengusap punggungnya kemudian membuatnya menatapnya.

"Tapi, masih bisa sembuh kan, Taehyun?" ibunya menangkup wajah puteranya yang masih menangis itu.

"Eomma... biayanya mahal, kita mana bisa membayarnya,..." ucap Taehyun lagi, "Eomma,..."

"Tidak! Tidak!" teriak ibunya Taehyun, "Eomma akan mengeluarkan biaya berapapun itu. Eomma sudah kehilangan abeojimu, eomma tidak mau juga kehilanganmu,... Taehyun."

"Eomma, maafin Taehyun,..." Taehyun kembali menenggelamkan wajahnya pada tangannya yang menggenggam tangan ibunya dengan erat, "Maaf,... maaf aku cuma ngrepotin semua orang."

Tangan ibunya masih mengelus punggungnya dengan tangisan yang bisa terdengar jelas di telinga Taehyun, tangan Taehyun yang juga menggenggam tangan ibunya juga gemetar sekarang. Ia mengangkat kepalanya untuk mendapatkan cahaya dari sana dan mengetahui bahwa lagi-lagi darah keluar dari hidungnya.

☑️ 𝗛𝗜𝗠. [TaeJun][Yeonjun X Taehyun] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang