Tiga

14 0 1
                                    

Akupun kembali menyapa banyak pengunjung yang mau melakukan penerbangan, aku menyapa pengunjung bersama nicolas, aku masih tidak mengerti akan sikap Peter tadi, mungkinkah dia cemburu ?

" Nic, tadi Peter kenapa ya ? " tanyaku kepada nicolas, karena aku merasa sikap peter tak seperti biasanya.

" Gak tau sil, aku juga gak tau, mungkin pak peter sedang lelah " Nicolas menutup tangga pesawat, sekarang pikiranku hanya satu yaitu Peter.

***

Penerbangan pun dilaksanakan, aku cuma duduk termenung sambil melihat-lihat awan dari pesawat, akupun pergi ke tempat dapur, yaitu tempat inop bekerja.

" Hai nop " aku tersenyum manis kepada inop.

" Hai sil " inop tak melihat kearah ku karena dia terfokus kepada masakannya.

" Hari ini buat apa nop ? " Aku melihat masakan inop yang menggiurkan itu, dan aroma masakannya yang enak, masakan inop tak ada duanya di pesawat ini.

" Buat masakan dari bahan seafood sil, kayak kepiting, udang dan ikan " ujar inop menjelaskan.

Aku hanya menatap masakannya sambil mengeluarkan air liur.

" Awas ya, kalau kamu curi-curi makanannya " inop tertawa setelah mengatakan itu.

" Yah ketahuan deh alasan aku kesini " ujarku dan tertawa juga setelah itu.

" Hahaha " aku dan inop tertawa bersama, tak ada yang lebih menyenangkan daripada tertawa bersama teman-teman mu yang mengerti tentang dirimu.

" Aku harus jadi orang pertama yang nyicipin masakan kamu ya nop " ujarku setelah tertawa.

" Ashiaaaaaap " ujar inop.

" Jangan bercanda lagi sakit perut aku nih "

" Okok "

Setelah itu aku keluar dari dapur sebentar dan pergi ketempat Elda, dia tampak gelisah.

" Hei Elda " aku menepuk pundaknya.

" Hai sil "

" Ngapain kamu sil ? " Elda bertanya dengan ekspresi yang tampak seperti orang sedang gelisah.

" Gak, aku cuma lihatin kamu kayak gelisah "

" Oh ini karena aku melihat awan-awan hitam disana aku jadi gelisah, tapi untungnya jalur kita gak kesana jadi yah aku udah gak gelisah lagi " ujarnya menjelaskan.

Aku cuma bisa menganga mendengarkan penjelasan panjang dan terinci dari elda.

" Oh gitu "

" Perjalanan ini juga gak sesuai dengan ekspektasi ku sil " kata Elda agak murung.

" Kenapa ? "

" rencananya teman aku akan berangkat juga dipesawat ini hari ini, tapi dia men cancel penerbangannya jadi aku yah agak kecewa sih "

" Teman apa teman " tanyaku menanyakan pertanyaan retorik.

" Teman lah aku kan gak punya pacar " Elda seperti malu-malu kucing.

" Hei gak usah salting, aku cuma mau menggoda kamu kok " aku tertawa melihat ekspresi elda.

" Iih "

***

Aku mau kembali ketempat inop, untuk melihat apakah dia sudah selesai memasak atau tidak, tapi saat itu aku berselisih dengan Sarah, dia menatapku dengan penuh kebencian.

" Hai sarah " aku mencoba untuk berperilaku baik kepadanya tapi dia cuma mendiamkan aku.

" Apa sih nyapa-nyapa sok-sok an baik juga " ujar sarah dalam hatinya saat aku menyapanya

" Lihat aja, apapun yang aku inginkan harus aku miliki walaupun dengan cara apapun " ujar sarah dalam hati.

Setelah itu aku juga berselisih dengan dian.

" hai Dian " aku tersenyum kepadanya.

" Hai sil "

" Apa ada kendala sejauh ini Dian ? " Aku bertanya kepadanya.

" Gak ada sil, sejauh ini aman-aman aja "

" Oh, ok, aku mau kedapur dulu ya "

" Ya, dah "

" Dah "

Saat aku mau mendorong pintu dapur aku dikejutkan oleh suara Mike.

" Sil, tunggu "

" Ada apa Mike ? " Aku berbalik dan menatapnya.

" Gak aku cuma mau nyala kamu doang "

" Aku mau kedapur nih, mau makan "

" Dasar ratu food " ejek Mike dan tertawa.

" Dasar, king of humoristic "

" Apa artinya tuh ? "

" Gak tau " aku tertawa bersama dengan Mike.

" Ya udah kamu pergi kedapur sana "

" Kamu ngusir aku yah "

" Gak lah "

Aku membuka pintu dan takjub karena masakan sudah siap.

" Nop, aku mau yang seafood dulu dong "

" Yah udah makan nih " inop memberikan piring kepadaku, aku makan dengan lahap, masakan ini benar-benar lezat.

" Very-very good " pujiku.

" Thanks sil " inop senang dengan pujian ku.

***

Tak terasa aku sudah mengudara selama 1 jam, suara Peter dan Indyra pun terdengar.

" Oke semuanya, pesawat akan segera turun landas "
Ujar peter.

" okay people, the plane will take off soon "
Ujar Indyra yang mengikuti suara Peter.

***

5 menit kemudian......

" Pesawat telah turun, harap lepas sabuk anda dan berdiri dan keluar dari pesawat setelah pesawat berhenti seutuhnya "
Ujar peter.

" The plane has come down, please take off your belt and stand up and get out of the plane after the plane has stopped completely "
Ujar Indyra.

Aku dan Nicolas segera menuju tangga pesawat, setelah pesawat berhenti sempurna, para penumpangpun segera berdiri.

" Terimakasih telah menaiki pesawat kami, semoga kita akan bertemu dan mengudara bersama lagi "
Ujar peter.

" Thank you for riding our plane, I hope we will meet and air together again "
Ujar Indyra.

Para penumpangpun berjalan menuju tangga pesawat, aku dan Nicolas tersenyum kepada para penumpang dan mengucapkan terimakasih.

" Terimakasih telah menaiki pesawat kami dan mengudara bersama kami "
Ujarku tersenyum.

Tak lama setelah itu, semua penumpang turun dari pesawat, aku mau turun untuk menghirup udara segar sampai, tiba-tiba Peter mendatangiku.

" Sil, bisa bicara berdua saja sebentar "

" Oke Peter "

Aku dan Peter bicara berdua.

" Ada apa ? " Tanyaku.

" Aku mau ngomong sesuatu sama kamu, tapi kamu harus janji, misalkan kamu tak menyukai perkataanku jangan pernah berhenti berteman denganku ya "

" Ya, mana mungkin aku berhenti berteman denganmu "

" Apa yang mau kamu bilang ? " Aku melihat mukanya memerah.

" Aku sebenarnya ............. "

Mungkin perkataan Peter ini akan jadi keputusan tersulit bagiku apa aku akan menerima ucapannya itu atau tidak.

Bersambung........

Like and comment ya 😀😀😁

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Story On An AirplaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang