-Awali dengan Bismillah, dan akhiri dengan Alhamdulillah-
☁☁
"Ta'aruf itu adalah proses perkenalan untuk menuju pernikahan, bukan proses pacaran yang menuju perzinaan."
~Indahnursf~*Sakinah Bersamamu*
💟💟
"Gila banget sumpah!"
Suara Shafiyah menggelegar, membuat kedua temannya penasaran, hal apa yang membuat gadis yang terkenal pecicilan itu kini marah-marah.
"Kan dari dulu emang loh itu gila, Sha." timpal Amanda terkekeh.
"Gue serius, Amanda. Sumpah gue bisa kena serangan jantung kalo gini terus. Sumpahhhh ngeselin!" Shafiyah memekik keras. Dia tidak peduli dengan suasana kelas yang sedang aman dan damai.
"Sha, coba istighfar dulu. Tarik napas, embuskan. Terus duduk, minum, dan wudhu. Setelah itu cerita sama kita, oke?" usul Adara. Dia semakin pusing melihat gerak-gerik Shafiyah yang tidak karuan.
"Tapi, Ra. Ini bener-bener urgent. Gue bencii, sumpah." cecarnya. "Eh, gue numpang nginep rumah loh ya. Besok rumah Dara. Oke?" pinta Shafiyah.
"Iya deh. Rumah selalu terbuka buat loh." lanjut Amanda.
"Jadi, akar masalahnya itu apa, Sha? Coba ceritain sama kita." tanya Adara. Dia masih penasaran dengan sikap Shafiyah yang tidak ada senyum sedari pagi.
"Masa iya gue mau di nikahin setelah lulus ini. Gue baru tujuh belas tahun, bro. Masa gue mau jadi mahmud. Umur sembilan belas tahun sudah gendong anak. Hellow, mamah muda? Ogahh dah ogah, sumpah!" suara khas Shafiyah yang mirip dengan toa masjid membuat seisi kelas merasa risih. Tetapi gadis itu tidak peduli. Begitulah salah satu sifatnya yang sulit di ubah.
"Sha. Malah bagus dong kalau sudah ada calonnya. Inget, zina itu berdosa, Sha. Lagian, apa lagi yang mau di tunggu. Abi kamu sudah siapkan calonnya, dan abi pasti berusaha ngasih yang terbaik untuk kamu. Cobalah melihat dari dua sisi, Sha. Jangan lihat dari sudut pandang kamu aja." Adara mencoba menasihati.
"Tapi, Ra. Gue tuh udah bilang sama loh, gue nggak mau nikah muda. Hidup gue bakal susah kalo gue nikah muda. Gue nggak mau ngurus anak. Apalagi sampe gendong bayi. Serius, gue nggak mau gitu." Shafiyah semakin kesal mendengar usul dari Adara. Kenapa temannya itu satu pendapat dengan sang ayah.
Entahlah. Shafiyah benar-benar kesal jika mengingat ucapan abinya kemarin.
🍃🍃
"Shafiyah. Pulang sama siapa?"
Shafiyah menoleh saat suara familiar itu terdengar dari belakangnya. Dan ternyata benar, suara itu bersumber dari teman basketnya.
"Hei, Val. Gue pulang sama Manda. Loh sendiri?" tanya balik Shafiyah.
"Oh, kirain mau langsung pulang. Gue mau ngajak loh bareng tadi, tapi kamu pulang sama Manda." gumamnya dengan senyum hambar.
Shafiyah tersenyum semringah, kemudian dia berjalan mendekati mobil merah yang sudah berhenti di depannya. "Gue duluan ya, Val. Ada urusan sama Manda. See you." ucap Shafiyah kemudian dia masuk ke dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakinah Bersamamu
Teen FictionBerjodoh atau tidaknya seseorang yang saling mencintai, itu adalah takdir. Tetapi menolak ketetapan Allah, itu tandanya tidak bersyukur. Jangan memaksakan diri untuk mendapatkan jodoh yang shalih, jika diri saja sulit untuk dibenahi. Kewajiban saja...