-Awali dengan Bismillah, dan akhiri dengan Alhamdulillah-
☁☁
"Dan, tundukkanlah pandanganmu dari apa yang tidak seharusnya kamu lihat. Dan berpuasalah agar dapat menahan nafsu. Bila sudah siap, maka segerakanlah untuk menikah."
~Indahnursf~*Sakinah Bersamamu*
💟💟
"WHAT! nikah muda? Noooooo."
Suara itu menggelegar, membuat beberapa siswa menutup telinganya demi keamanan pendengarannya. Suara cempreng itu berhasil memekakkan telinga siapa saja yang mendengar teriakannya.
"Lah, memangnya kenapa Sha? Kan menikah itu menyempurnakan separuh agama. Semakin cepat semakin baik, Shafiyah." ucap perempuan bermata sipit dengan kacamata bulat yang membuat matanya seperti garis. Dia bernama Adara Fazathul Nisa.
"Aduh, Ra. Cita-cita gue itu selangit. Masa harus kandas begitu aja sih. Gue itu nggak mau ngecewain abi gue. Beliau nyekolahin gue bukan untuk nikah muda. Tapi ... untuk sukses di usia muda. Itu yang bener, tuh." cercah Shafiyah. Dia tidak bisa membayangkan jika dia nanti menikah muda. Sungguh, itu diluar pikirannya.
"Emang apa cita-citanya? Bukannya dari taman kanak-kanak sampai baju seragam warna abu-abu kamu belum nemuin bakat kamu? Terus, cita-citanya apa?" pungkas Adara. Dia menahan tawa melihat ekspresi tidak suka dari Shafiyah.
"Weyy, loh kira gue nggak ada masa depan, hah! Bakat gue itu terpendam. Tidak semua orang bisa mengetahuinya. Hanya orang-orang tertentu." Shafiyah mengembuskan napas panjang, "Udahlah, intinya, setelah lulus nanti, gue bakal kuliah di luar negeri, ngikutin abang gue. Yeyyy, bebas dari abi." pekik Shafiyah bahagia.
"Yakin bakal bahagia pisah dari abi kamu? Ingat Sha, nggak akan bahagia pisah sama orangtua. Apa kamu pikir rantau itu enak? Apalagi ke negeri orang. Enaknya hanya bayang-bayang aja, Sha. Percaya deh sama aku." Adara berusaha meyakinkan pendapat sekaligus pengalamannya pada Shafiyah.
"Ya kalau rindu, pulang dong. Gitu aja di bawa repot, Ra." Shafiyah kukuh dengan pendapatnya.
"Udah deh. Udah ya. Udah dong. Udah dah udah. Stop ya. Gue tuh pusing dengerin ocehan kalian daritadi. Sudah mirip kereta api, yang cepet dan panjang. Sudah mirip rumus segitiga, panjang kali lebar kali tinggi. So, udah ya." Pungkas Amanda. Dia adalah sahabat Shafiyah yang paling heboh. Sedari tadi dia tidak ingin bergabung dalam obrolan dua sahabatnya itu. Tetapi, mendengar percakapan yang tidak ada habisnya, membuat Amanda pusing. Alhasil, dia berhasil mengeluarkan ocehan panjangnya itu.
💟💟
"Duhhh, sumpek banget. Ngebosenin banget kalau hari libur gini." Shafiyah bermonolog.
"Ambil wudhu, terus tadarus. Pasti tidak sumpek lagi." jawab seseorang yang berjalan mendekati Shafiyah.
"Eh ada Abi. Ii--ya, Bi. Bentar lagi deh." Shafiyah nyengir kuda. Tercyduklah dirinya.
"Menunda kebaikan itu tidak baik, Nak. Ayo segeralah ambil wudhu. Bohong dosa." gumam sang abi, kemudian berlalu pergi.
Shafiyah tersenyum sebal, baru saja dia berencana mau ke luar rumah. Abinya menyuruh ia untuk tadarus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakinah Bersamamu
Roman pour AdolescentsBerjodoh atau tidaknya seseorang yang saling mencintai, itu adalah takdir. Tetapi menolak ketetapan Allah, itu tandanya tidak bersyukur. Jangan memaksakan diri untuk mendapatkan jodoh yang shalih, jika diri saja sulit untuk dibenahi. Kewajiban saja...