--Bagian 8

228 26 4
                                    

"Renjun. Lo dipanggil sama Bu Jihyo, katanya disuruh keruangan nya!!"

"Mau apa?"

"Gak tau dah, gue cuman disuruh itu doang!!"

"Ohh, ya udah thanks!!

Hari ini sekolah pulang lebih awal. Renjun yang masih ada disekolah tiba-tiba dikejutkan oleh teman sekelas nya Anna. Setau nya Anna tadi sudah pulang lebih dulu saat bel pulang berbunyi.

Namun, ntah kenapa ia kembali lagi ke kelas hanya untuk menyampaikan perihal Renjun yang disuruh pergi keruangan bu Jihyo. Renjun hanya mengangguk. Ia tahu alasan bu Jihyo memanggil nya pasti karena ia belum membayar uang spp sekolah nya.

Hah!! Sudah dipastikan itu akan terjadi.

Apalagi ini sudah akhir bulan, pasti bu Jihyo akan terus menagihnya jika tidak dibayar juga hingga akhir bulan nanti, jika seperti itu bu Jihyo pasti akan memanggil paman nya. Paman Seok. Dan itu tidak sama sekali Renjun inginkan. Tetapi, dari mana ia mendapatkan uang untuk membayar spp sekolah nya?

Sambil membereskan buku-buku yang ada dimeja nya, Renjun terus memikirkan perihal itu. "Emm, padahal. Surat yang 2 minggu lalu bu Jihyo kasih, gue belum kasih ke paman!!" gumam Renjun. Kemudian ia segera berlari pergi ke ruangan bu Jihyo digedung pertama.

Karena jarak antara kelas Renjun dan ruangan bu Jihyo terbilang jauh. Maka Renjun haruslah berlari, agar ia tak dimarahi karena ia datang terlambat ketika bu Jihyo menyuruh nya untuk pergi ke ruangannya.

Dalam hati Renjun terus berucap agar kali ini bu Jihyo mau mengasihani nya kembali karena ia belum sama sekali punya uang untuk membayar spp sekolahnya.

Renjun berusaha untuk lebih tenang ketika ia sampai didepan pintu ruangan bu Jihyo. Ia mengambil nafas panjang dan menghembuskan nya dengan kasar, lalu barulah ia mengetuk pintu dan kemudian ia membuka pintu ruangan itu.

Udara dingin diruangan itu mulai terasa oleh Renjun. Mungkin akibat pemakaian AC yang terlalu berlebihan.

"Permisi. Maaf bu, ibu panggil saya?" Renjun berdiri diambang pintu. Bu Jihyo melirik kearah Renjun, saat ini ia sedang menerima telfon dari seseorang. Bu Jihyo hanya tersenyum lalu ia mengangguk dan menyuruh Renjun masuk dan mempersilahkan ia duduk. Renjun hanya mengangguk.

Sambil menunggu bu Jihyo selesai menelfon, Renjun terus berfikir jawaban apa yang akan ia sampaikan jika bu Jihyo bertanya 'Kenapa kamu belum membayar spp sekolah mu?' apakah Renjun harus menjawab 'Saya belum punya uang nya!!' Ahh, masa iya Renjun harus menjawab seperti itu. Renjun terlihat begitu frustasi.

Ia melamun.

"Renjun." panggilan bu Jihyo membuat lamunan Renjun memudar. Ia kemudian tersadar.

"Yaa, bu!! Ibu panggil saya?" Renjun berucap pelan.

Bu Jihyo tersenyum. "Iyaa. Emm. Wajah mu terlihat tegang sekali!! Kenapa?" ujar Bu Jihyo terkekeh pelan melihat wajah Renjun yang tegang itu.

Ahh, wajah nya memang terlihat tegang sekali. Renjun tersenyum simpul, mengusap wajah nya kasar, lalu mencoba kembali seperti biasa.

"Apa kamu berfikir bahwa ibu akan menagih uang spp mu? Sudah lahh, kamu tidak usah berfikir seperti itu. Uang spp sekolah mu sudah lunas, Renjun. Ibu menyuruh mu datang kesini itu, hanya untuk menawarkan pada kamu. Apakah kamu mau ikut serta dalam olimpiade matematika lagi? Saat istirahat tadi, ibu sudah bicara pada Winwin. Dan dia juga mau mengikuti lagi olimpiade ini!!" jelas Bu Jihyo. Saat ini Renjun dapat bernafas lega, ternyata uang spp sekolah nya sudah dibayar. Tetapi Renjun tidak tahu, siapa yang membayar nya. Apa mungkin paman Seok?.

Remember √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang