Mereka sampai di depan supermarket yang terletak cukup jauh dari rumah Nayra, sehingga mereka memutuskan untuk menggunakan mobil.
"Gue turun sendiri aja, lo tunggu sini," kata Nayra mengambil Sling bagnya di jok belakang.
"Iya udah sana, cepetan ya, udah malem soalnya."
"Iya. Mana uangnya?" Pinta Nayra dengan senyum tanpa dosa.
"Pake uang lo lah. Baru dikasih uang bulanan kan sama mama?"
"Tadi katanya lo mau traktir gue," kata Nayra dengan bibir mengerucut sebal.
"Emang iya?" Kata Radit pura-pura lupa.
"Ihh iya tadii!! Udah cepetan mana uangnya."
"Iya-iya, sabar apa," radit mengalah. Ia merogoh dompet di saku celananya, lalu mengeluarkan uang lima puluh ribu. Dengan berat hati ia memberikan uang itu pada Nayra.
Secepat kilat Nayra menerima uang itu kemudian berlari kecil masuk ke dalam supermarket.
"Itu kan uang buat beli paketan," gumam Radit lemas.
🍦🍦🍦
Mata Nayra berbinar saat melihat es krim kesukaannya berada di lemari pendingin. Dengan gerak cepat, Nayra merauk es krim itu kemudian meletakkannya di keranjang.
Ia berjalan lagi ke lemari di seberangnya. Ia mengetuk-ngetuk bibirnya, memilih coklat yang menurutnya enak untuk menemani menonton film malam ini.
Tangan Nayra terulur ke atas saat menemukan coklat yang enak ada di paling atas lemari. Ia sedikit berjinjit bahkan sampai melompat untuk mengambil coklat itu.
Lemarinya yang terlalu tinggi atau Nayra yang terlalu pendek?
Nayra mendengus pelan. Ia menengok ke kanan dan ke kiri berharap ada karyawan supermarket yang bisa membantunya. Namun nihil, supermarket mendadak sepi.
Nayra mencoba melompat lagi. Namun hasilnya sama, ia tidak sampai. Nayra hanya bisa menatap coklat itu sambil mendongak.
Tiba-tiba ada tangan terulur mengambil coklat itu, kemudian meletakkan di keranjang belanjaan Nayra.
"Eh? Novan?" Nayra kaget.
"Lo mau ambil coklat itu, kan?" Kata Novan dengan senyum yang mirip seperti bulan sabit. Manis.
"Hehe iya, Van, thanks ya."
"Iya santai aja. Minum susu yang banyak biar tinggi," kata Novan masih dengan senyumannya.
"Hahaha sip deh. Yaudah gue duluan ke kasir ya. Kasian Abang gue udah nunggu."
"Okedeh. Hati-hati nay."
"Iya. Sekali lagi thanks ya. Gue duluan, bye!" Nayra tersenyum kemudian meninggalkan Novan.
"Iya, bye," balas Novan dengan suara pelan.
🍦🍦🍦
"Abang cepet main gitarnya, gue mau nyanyi nih."
Mereka sekarang sudah didalam rumah. Lebih tepatnya di balkon kamar Nayra. Waktu sudah menunjukan pukul 9 malam. Walau Nayra sudah sedikit mengantuk, tapi ia kukuh untuk tetap menggalau malam ini.
Radit mulai memetik senar gitarnya. Menciptakan alunan nada yang indah. Nayra berdehem beberapa kali kemudian bernyanyi.
Kasihku~
Sampai disini
Kisah kita
Jangan tangisi keadaannya~
KAMU SEDANG MEMBACA
Are we friend or more?
Teen FictionAwalnya memang teman biasa, namun tiba-tiba datang rasa cinta. Awalnya memang tidak ada rasa, namun tiba-tiba muncul rasa yang istimewa. "maka biarlah aku memendam rasa ini seorang diri tanpa sepengetahuan orang lain." -Gilang Langit Ramadhan. "aku...