[empat] [belas]

36 7 0
                                    

You're my end and my beginning

🍦🍦🍦

⚠️Peringatan:
Part ini mengakibatkan baper, sesak nafas, jantung berdebar-debar dan efek imajinasi yang tinggi.

Maka sebelum membaca part ini sebaiknya kalian tekan bintang dulu dibawah untuk menikmati sensasi dari part ini.

🍦🍦🍦

Hari adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh gadis mungil bernama Nayra.

Dia dan Gilang akan menghabiskan sepanjang hari ini bersama. Tadi Gilang mengiriminya pesan bahwa ia akan tiba 5 menit lagi.

Tin! Tin! Tin!

Mendengar klakson dari arah luar rumahnya, membuat Nayra langsung berdiri dan berjalan ke arah pintu.

“Mau kemana, lo?” tanya Radit yang baru saja turun dari lantai atas.

“Mau jalan,” sahut Nayra yang sudah berada di luar rumah.

“Hai, Gilang!” sapa Nayra saat mendaratkan bokongnya di jok samping Gilang.

“Hai juga!” balas Gilang semangat.

“Oh ini yang kangen sama gue kemaren? Yang ngambek itu ya?” tanya Gilang gemas sambil mengacak rambut Nayra.

“Ih! Jangan diacak-acak dong!”

“Iya-iya,” kata Gilang kemudian mencubit hidung mancung Nayra.

“Mau kemana dulu, nih?” tanya Gilang sambil menjalankan mobilnya meninggalkan komplek perumahan Nayra dengan kecepatan sedang.

Nayra mengetuk-ngetuk dagunya, “Kita nonton dulu ya!”

“Iya,” balas Gilang lembut.

Kemudian Gilang melajukan mobilnya menuju salah satu pusat perbelanjaan yang cukup terkenal.

Sampai disana mereka langsung berjalan menuju bioskop. Gilang memilih film bergenre horror.  Nayra yang sedang bermain ponsel hanya mengiyakan saja.

Keluar dari studio film Nayra terdiam, tidak mengeluarkan suara sama sekali. Ia kesal dengan Gilang, seenaknya memilih film yang nyaris saja membuatnya pingsan saat didalam studio tadi.

"Nay, ih jangan marah dong. Maaf deh."

Nayra terus saja berjalan mendahului Gilang tanpa menjawab apapun.

"Nayra!" panggil Gilang sambil mencekal tangan Nayra agar berhenti berjalan.

Gilang memutar bahu Nayra sehingga berhadapan dengannya. Gilang kaget saat melihat mata sembab dan hidung Nayra yang merah.

"Lo nangis?"

"Iya! Kenapa?! Gak boleh?! Lagian lo pilih film horror! Kan gue gak suka! Lo hampir bikin gue nyaris pingsan tadi. Gue takut, hiks," Nayra mengusap matanya yang sudah berair.

Gilang tersenyum simpul, kemudian menarik Nayra kedalam dekapannya. Tangan besarnya mengusap surai coklat Nayra lembut.

"Iya, Nay. Maaf ya? Abis tadi pas gue tanya mau nonton apa, lo malah sibuk main game masak-masakkan di hp lo. Maafin ya?”

Are we friend or more?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang