Satu-persatu temen gue pacaran.
Sedangkan gue? Masih berharap, dan nunggu kepastian🍦🍦🍦
Brag!!
"Kampret lo, Rah." Teriak Nayra saat Rahma mendobrak pintu kamarnya.
"Abis gue ketok-ketok nggak ada yang nyaut. Gue kira orangnya mati." Sahut Rahma santai lalu berjalan ke kasur Nayra.
"Sumpah ya! Gue nggak tau kenapa, gue bisa temenan sama manusia kayak lo!"
Rahma tidak merespon. Ia malah ikut berbaring disamping Nayra.
"Heh! Gue tuh ngomong sama lo. Kok gue dicuekin? Lo nggak usah sok cool dah jadi cewek." Ketus Nayra dengan wajah kesal.
"Abang lo nggak ada?"
Nayra diam sebentar mencerna pertanyaan yang terlontar dari Rahma. Tidak biasanya Rahma peduli tentang keberadaan Abangnya.
"Bang Radit maksud lo? Abang gue?"
"Iyalah, masa abangnya Iron man?"
"Ngapain lo nanyain abang gue?" Tanya Nayra sambil menarik turunkan alisnya.
"Ya... ya nanya aja." Jawab Rahma pelan, terlihat salah tingkah.
"Dih, si monyet malah salting."
"Apaan sih kambing!" Kata Rahma melempari wajah Nayra dengan bantal.
"Udahlah, lo nggak usah nutupin apa-apa lagi sama gue." Kata Nayra.
"Orang nggak ada apa-apa. Lo aja yang sok tau!"
"Masa? Yakin nggak mau cerita? Itu namanya temen? Udah berapa lama, sih, kita temenan?" Desak Nayra.
"I-iya deh gue cerita."
"Anak pintar." Nayra menepuk-nepuk kasur disebelahnya, "Sini cerita."
🍦🍦🍦
"Nay, gue balik ya." Kata Rahma bangkit dari kasur.
"Ntar aja sih, lo makan bareng disini aja."
"Nggak usah ih, pasti ada abang lo. Malu gue!"
"Nggak usah malu-malu monyet deh lo! Udah lo ikut makan malam disini aja, besok libur juga. Kalo perlu lo nginep sini aja."
Rahma terlihat berpikir. Kemudian ia mengangguk dua kali.
"Abis makan malam kita keluar ya."
"Iya." Jawab Nayra dengan senyum mengerikan.
🍦🍦🍦
Di meja makan baru ada Nayra, Rahma, mama Nayra, dan papa Nayra. Masih kurang dua orang lagi.
Tak lama pintu utama terbuka menampilkan dua orang cowok. Gilang dan Radit.
Rahma menggenggam tangan Nayra kencang.
"Gue balik aja ya, Nay" bisik Rahma.
"Nggak seru lo, Rah. Cupu!"
Rahma tidak berkutik. Ia gugup setengah mati. Tapi ia tetap berusaha menampilkan raut wajah tenang.
"Eh Rahma? Lo makan disini juga?" Tanya Radit saat duduk dihadapan Rahma.
"Eh? I-iya kak."
Radit manggut-manggut sambil tersenyum lebar.
Senyum-senyum lagi! Awas aja ya kutil anoa, udah nggak cerita-cerita lagi sama gue kalo deket ama Rahma! Batin Nayra sambil menatap Radit tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are we friend or more?
Genç KurguAwalnya memang teman biasa, namun tiba-tiba datang rasa cinta. Awalnya memang tidak ada rasa, namun tiba-tiba muncul rasa yang istimewa. "maka biarlah aku memendam rasa ini seorang diri tanpa sepengetahuan orang lain." -Gilang Langit Ramadhan. "aku...