[d] [e] [l] [a] [p] [a] [n]

43 8 0
                                    

Pagi yang cerah membuat Nayra semangat berangkat sekolah. Hari ini ia tidak diantar oleh Gilang seperti biasanya.

Ia memilih diantar oleh abangnya. Sudah lama ia tidak berangkat sekolah bersama, walaupun mereka satu sekolah.

Sampai di sekolah Nayra berjalan santai di sepanjang koridor sambil bersenandung ria.

Story of my life..

I take her home..

I drive all night..

To keep her warm inside..

Its frozen~

Saat sedang asik bersenandung, Nayra menoleh kebelakang saat mendengar namanya dipanggil.

"Eh Novan, kenapa?"

"Gak apa-apa sih, cuma mau ke kelas bareng sama lo aja."

Nayra tidak berpikiran aneh, ia mengangguk menyetujui.

Selama perjalanan menuju kelas tidak ada yang membuka suara. Nayra asik bersenandung, sedangkan Novan sibuk dengan pikirannya sendiri.

Sampai di kelas Nayra langsung menuju kursinya. Dan disana sudah ada Gilang yang duduk manis. Tidak seperti biasanya Gilang datang sepagi ini.

"Selamat pagi Gilang Langit Ramadhan," sapa Nayra mendaratkan bokongnya dikursi.

"Pagi," jawab Gilang singkat sambil memainkan ponselnya.

"Kok cuek?" Nayra heran dengan sikap Gilang pagi ini.

Tidak ada jawaban.

"Gilang udah sarapan?" Tanya Nayra sekali lagi. Ia gerah jika terus dicuekin Gilang seperti ini.

"Belum."

"Kenapa?"

"Nggak sempet," kali ini Gilang mematikan ponselnya tapi tidak menoleh ke Nayra yang ada disampingnya.

"Ayo gue anterin ke kantin, kita sarapan bareng," Nayra tidak butuh jawaban lagi dari Gilang. Karena sekarang ia tahu apa alasan Gilang cuek seperti ini. Tapi ia memilih pura-pura tidak tahu. Nayra langsung menarik tangan Gilang keluar kelas.

"Mau kemana , Nay?" Nayra menoleh saat Aisyah berteriak di depan pintu kelas.

"Kantin."

"Ngapain, Nay?" Kini Rahma yang bertanya

"Ini bayi besar gue ngambek, belum sarapan juga."

"Oh," jawab mereka berbarengan

Nayra tidak menjawab lagi. Ia kembali menarik tangan Gilang menuju kantin.

🍦🍦🍦

"Ayo dimakan."

Nayra menyodorkan sepiring nasi goreng ke hadapan Gilang. Tapi tidak mendapat respon apaun.

"Gilang ayo makan nasi gorengnya," nayra berkata lembut. Juga sedikit memaksa.

Tapi Gilang tetap saja tidak berkutik. Nayra menghela nafas kemudian menarik piringnya.

Nayra mulai menyendokkan nasi goreng kemudian menyodorkan ke depan mulut Gilang.

Gilang menatap Nayra sebentar, lalu membuka mulut menyambut sendok yang berisi nasi goreng.

"Nah, gitu dong," kata Nayra tersenyum.

Gilang masih menatap Nayra yang sibuk menyendokkan nasi goreng. Bibirnya berkedut menahan senyum.

Are we friend or more?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang