Bab 5

258 35 7
                                    

Mereka kembali berjalan di lorong yang gelap, tanpa Max.

Kejadian tadi benar-benar mengerikan. Tubuh Max terpotong-potong dan berhamburan ke sembarang tempat, tepat di depan mereka.

Seperti biasa, Noah berjalan lebih dulu sebagai pemimpin. Mark terus memperhatikan isi lorong, Sam hanya bisa berjalan dengan lesu dengan Alice di sampingnya karena pikirannya terus tertuju pada kejadian yang menimpa Max. Ini kematian yang terlalu mengerikan untuk Max. Sementara Grey terus menggendong Emily di punggungnya. Wajah Emily semakin pucat, juga gadis itu terus bergumam kesakitan yang membuat Grey semakin khawatir.

"Sa ... kit," gumam Emily.

"Tahan, sebentar lagi kita sampai di level tiga, Em," kata Grey dengan cemas.

"Ah itu pintunya!" seru Noah lalu dia berjalan agak cepat diikuti sahabatnya yang lain.

Noah lalu memutar kenop pintu dan masuk ke dalam ruangan. Di sana hanya ada sebuah kotak berukuran lumayan besar tergantung oleh rantai yang mengikatnya.

Mereka mulai masuk ke dalam dengan hati-hati. Pandangan mereka begitu awas memperhatikan ruangan sekitar.

Grey membaringkan dahulu tubuh rapuh Emily dan menjadikan pahanya sebagai bantalan.

Grey membaringkan dahulu tubuh rapuh Emily dan menjadikan pahanya sebagai bantalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebentar lagi, kita akan mendapatkan obat penawarnya untukmu, Em," lirih Grey.

Emily hanya bisa diam sambil merasakan sakit yang di rasakannya. Semakin di biarkan, rasa sakit itu semakin menggila saja. Kepalanya terus berdenyut nyeri seakan kepalanya mau pecah, belum lagi dadanya mulai terasa sakit dan sesak.

Di bawah lantai, tergeletak sebuah pemutar suara lagi bertuliskan 'Play me'

Di bawah lantai, tergeletak sebuah pemutar suara lagi bertuliskan 'Play me'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Noah lalu menekan tombol play.

"Selamat datang di level tiga, bagaimana kabar sahabat kalian yang terkena infeksi saat di level satu? Apa dia masih hidup?"

Tiba-tiba suara pria itu terkekeh geli tapi bagi mereka, itu adalah suara tawa yang sangat mengerikan.

"Level tiga ini mudah, bahkan aku tidak menyembunyikan kunci untuk membuka pintu atau memberi kalian batas waktu. Kalian hanya harus berhati-hati dan pilih salah satu dari dua buah suntikan di dalam kotak ini. Cairannya tampak sama berwarna putih tapi hanya ada satu yang menjadi obat penawar dan satu lagi adalah racun.
Choose your choice, now!"

Hellevator ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang