"Kenapa kau memilih menyelamatkanku?" tanya Noah menatap Mark yang berjalan di sampingnya.
Mark menoleh sejenak lalu menatap lagi ke depan. "Aku merasa ... ah sudah, tak perlu di bahas," elak Mark.
Aapun alasan Mark, setidaknya Noah merasa sedikit lega tentang itu.
Mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju level terakhir yang akan menjadi pintu keluar dari games Hellevator ini.
Selama perjalanan, keduanya saling diam beberapa saat sampai suara Mark menginterupsi dan membuyarkan lamunan Noah.
"Kau tau, pria sialan itu ternyata benar-benar menepati janjinya. Salah satu dari kita akan mati satu-persatu di setiap levelnya dan sekarang kita hanya berdua," kata Mark sambil tersenyum kecut.
Noah mengangguk lesu. "Dia benar-benar pria gila."
"Nanti, salah satu dari kita akan mati," kata Mark memberi jeda. "Maaf karena aku telah menjadi sahabat yang buruk untukmu, Noah."
Noah menyunggingkan senyumannya lalu menepuk bahu Mark pelan. "Hey jangan berlebihan! Baik atau buruk, kita tetap bersahabat."
Mark mengangguk lemah. Noah terlihat benar-benar tulus mengatakannya.
Apa sahabatnya yang lain berpikiran sama seperti Noah?
Jika iya, Mark adalah sosok sahabat paling buruk. Dia telah membunuh Emily dan Grey. Belum lagi dia sempat berkelahi juga dengan Sam.
Kau benar-benar brengsek, Mark! Batin Mark.
"Lihat, Mark!" tunjuk Noah pada sebuah tulisan di atas pintu. "Itu pasti pintu menuju level terakhir."
Mark mengangguk yakin lalu berlari menuju pintu itu dengan Noah yang mengekori.
Mereka telah sampai di depan pintu dan melihat ada secarik kertas tertempel di sana.
"Come find me," gumam Noah.Noah meremas kertas itu lalu membuangnya asal.
Apa pria itu akan menunjukan dirinya yang asli?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hellevator ✔
Mystery / ThrillerBersikaplah egois agar tetap hidup. Jangan percaya siapapun. Gunakan otakmu, bukan hatimu. Membunuh atau di bunuh? Warning content ⚠ Blood, Violence, Thriller/Mystery, Dark. (Inspirated by Jigsaw series and Hellevator's MV)