Bab 7

239 29 0
                                    

Mereka sedang berada di dalam elevator untuk berlanjut ke level selanjutnya.

Setelah kepergian Alice, kini yang terisisa hanyalah Noah, Mark dan Grey.

Akibat peristiwa Alice juga, tangan dan kaki mereka terluka karena gigitan anjing liar itu. Meskipun berakhir dengan sia-sia, setidaknya mereka telah mencoba menyelamatkan nyawa Alice.

"Kita harus tetap hidup dan keluar bersama-sama," kata Noah memecah keheningan.

"Kau benar, aku hanya punya kalian berdua saja sekarang," balas Grey.

"Aku tidak menyangka ini akan terjadi pada kita," ucap Mark sambil menempelkan keningnya ke dinding elevator

Frustasi, tertekan, sedih, marah, semua menjadi satu. Membuat mereka tersiksa dengan games Hellevator ini.

Tiba-tiba saja lampu merah di atas mereka berkedip-kedip dan elevator mulai bergetar sehingga membuat mereka terhuyung kesana-kemari. Ini persis seperti saat mereka akan mulai ke level satu.

Mereka panik dan memukul dinding elevator. Noah terus memencet tombol 'Hell' berharap elevator kembali seperti biasa tapi hasilnya nihil.

"WHAT THE FUCK IS THIS?!" teriak Mark. Urat lehernya menonjol karena berteriak kencang, wajahnya memerah.

"SHIT!" maki Grey.

Sial!

Kenapa elevatornya tiba-tiba seperti ini?

Elevator akhirnya berhenti tapi tiba-tiba ada sebuah asap putih yang masuk dari atas, memenuhi elevator yang mereka naiki.

Asap itu begitu pekat dan membuat mereka terbatuk-batuk dan sulit bernapas. Rasanya sakit dan sesak.

Noah dan Mark pelan-pelan jatuh terduduk sambil menyandarkan punggungnya ke dinding elevator sementara Grey sudah terkapar di bawah dengan tangan yang memegang dadanya kuat-kuat. Keringat dingin mulai bercucuran di seluruh badan mereka.

Asap semakin memenuhi elevator dan akhirnya kegelapan merenggut kesadaran mereka.

Asap semakin memenuhi elevator dan akhirnya kegelapan merenggut kesadaran mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mark terbangun di luar elevator dalam keadaan tengkurap. Kepalanya pening serta dadanya yang sedikit nyeri.

Mata hazelnya menatap sekitar. Kenapa hanya ada dia sendirian di lorong ini?

Kemana perginya Noah dan Grey?

Mark mencoba bangun meskipun dengan tertatih sambil memegang dinding sebagai penyangga tubuhnya.

"Noah! Grey!" teriak Mark tapi yang di dapatinya hanya suara gema dirinya sendiri.

Asap itu membuat Mark dan kedua sahabatnya tidak sadarkan diri dan kini berakhir dengan Mark yang hanya sendirian.

Mark mencoba melangkah menyusuri lorong sambil berteriak memanggil nama sahabatnya.

"Noah! Grey!" teriak Mark lagi.

Hellevator ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang